Anak 7 Tahun Raih Medali Emas di Olimpiade Matematika Internasional

Anak-anak Indonesia kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat dunia! Salah satunya adalah Ashton Alexander Fung, anak berbakat berusia 7 tahun yang sukses memborong medali emas di berbagai ajang Olimpiade Matematika internasional.
Dengan semangat belajar tinggi dan dukungan penuh dari keluarga, Ashton membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk bersinar di dunia global. Seperti apa informasi selengkapnya? Berikut Popmama.com telah merangkumnya lebih lanjut.
1. Berkali-kali meraih medali emas di ajang olimpiade matematika

Pada BigBayBei Finale Math Olympiad 2025 di Hong Kong, Ashton berkompetisi dengan 800 peserta dari 11 negara di kategori Primary 2. Ia sukses meraih medali emas sekaligus peringkat ke-7 dunia (Global Rank 7). Prestasi ini menunjukkan ketekunan dan konsistensi Ashton dalam dunia matematika sejak usia dini.
Sebelum prestasi di Hong Kong, Ashton telah menorehkan nama Indonesia di SEAMO X 2025 di Kuala Lumpur. Setelah lolos dari seleksi ketat di tingkat nasional, Ashton berhasil meraih medali emas dan menempati Global Rank 3 untuk kategori kelas 1 SD. Dalam kompetisi ini, peserta yang lolos ke babak final berasal dari top 40 persen pemenang nasional dari berbagai negara Asia Tenggara.
Di usia 6 tahun, Ashton juga sudah lebih dulu mencetak prestasi di awal tahun 2025. Pada ajang Olimpiade Matematika Internasional di Singapura yang digelar pada 21 Januari 2025, ia bersaing dengan peserta dari 22 negara dan tentunya juga berhasil membawa pulang medali emas.
2. Menguasai konsep akar dan kuadrat sejak usia 4 tahun

Ketertarikan Ashton terhadap matematika sudah tampak sejak usia 2 tahun. Ia bahkan sudah memahami perkalian di usia 3 tahun dan konsep kuadrat serta akar di usia 4 tahun. Orangtua Ashton memberikan stimulasi yang tepat, sehingga perkembangan kecerdasannya semakin pesat dari tahun ke tahun.
Mamanya, Marlene, menceritakan bahwa menjelang lomba, Ashton biasa belajar intensif hingga 8 jam per hari. Ia mengerjakan soal-soal dari tahun sebelumnya untuk memperdalam materi. Kedisiplinan ini membuktikan bahwa meskipun berbakat, kerja keras tetap menjadi kunci utama dari keberhasilan Ashton pada setiap perlombaan yang ia ikuti.
3. Ashton merupakan anak yang self-learner

Mamanya mengatakan, Ashton dikenal sebagai anak gifted yang memiliki cara belajar berbeda dari anak seusianya. Ia termasuk anak kinestetik yang aktif bergerak, sekaligus self-learner yang suka belajar sendiri lewat buku maupun YouTube, lalu mendiskusikan materinya bersama orangtua. Sekolahnya pun mendukung gaya belajar Ashton, menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan sesuai kebutuhannya.
Tak hanya jago matematika, Ashton juga antusias belajar sains dan coding. Ia saat ini sedang mendalami pemrograman Turtle (Python untuk pemula) dan bercita-cita menjadi seorang game changer atau problem solver yang bisa memberikan kontribusi positif untuk masyarakat.
Ashton juga sangat mengidolakan tokoh-tokoh muda berbakat di bidang matematika, seperti Jerome Polin, Mischka Aoki, dan Devon Kei Enzo. Mereka menjadi inspirasi Ashton untuk terus belajar dan berkembang.
Ashton juga punya pesan penting untuk seluruh anak-anak Indonesia. Terutama, teman-teman sebayanya:
"If you fall, stand. If you fail, try again."
Jika kamu jatuh, berdirilah. Jika kamu gagal, coba lagi.
Itulah informasi mengenai anak 7 tahun raih medali emas di olimpiade matematika. Mama Ashton berpesan kepada semua orangtua agar lebih memahami tingkah laku anak-anak mereka. Anak yang banyak bertanya atau aktif bergerak bisa jadi memiliki potensi besar yang hanya perlu bimbingan dan dukungan tepat.