pexels/Monstera Production
Untuk memperjelas makna kasih sayang Allah yang tersembunyi di balik ujian, Habib Umar bin Hafidz memberikan perumpamaan yang sederhana namun sangat menyentuh.
“Apabila orangtua cinta kepada anaknya, kemudian dia melihat anaknya memainkan sebuah pisau yang sangat tajam dan berbahaya. Maka sang ayah akan segera merenggutnya, mengambilnya dengan kuat-kuat untuk menyelamatkan anak tersebut,” ujar Habib Umar bin Hafidz.
“Mungkin anak itu akan terpukul batinnya, akan tersinggung dan mengira kalau ayahnya itu marah kepada dia. Akan tetapi tidaklah demikian pada sebenarnya,” sambungnya.
Perumpamaan tersebut menggambarkan bahwa terkadang manusia merasa tersakiti oleh ketentuan Allah tanpa memahami bahwa ada bahaya yang sedang dijauhkan darinya.
Momen kehilangan, kegagalan, atau rasa sakit bisa jadi adalah cara Allah menarik seorang hamba dari sesuatu yang lebih membahayakan hidup dan imannya.
Sering kali, manusia hanya melihat sakitnya proses tanpa menyadari maksud baik di baliknya. Rasa tidak nyaman bukan berarti Allah murka, melainkan bentuk kasih sayang yang tidak selalu bisa dipahami secara logika oleh manusia.