Anak SD Minum Racun Akibat Stres karena Tugas Sekolah di Sumut

Korban sempat membaik setelah mendapat perawatan medis

8 Oktober 2021

Anak SD Minum Racun Akibat Stres karena Tugas Sekolah Sumut
Pixabay

Kabar pilu mengenai anak sekolah bunuh diri akibat stres, kini datang dari seorang siswa SD berinisial AS di Sidikalang, Dairi, Sumatra Utara.

AS dinyatakan meninggal bunuh diri dengan menenggak racun.

Aksinya tersebut terjadi pada Senin, 20 September 2021 lalu. Kabarnya, ia nekat melakukan bunuh diri akibat stres berat karena tugas sekolahnya.

Kepala Polsek Sidikalang, Inspektur Polisi Satu Sukanto Berutu mengatakan,"Ini merupakan kasus bunuh diri kedua. Namun, dalam kasus ini, bukan berarti pihak sekolah yang bersalah." (4/10/2021).

Hingga kini, polisi terus menyelidiki penyebab aksi nekat AS tersebut.

“Masih kami selidiki. Namun, kabar yang beredar seperti itu (stres karena tugas sekolah),” kata Sukanto mengonfirmasi.

Lebih lanjut, simak berita mengenai anak SD bunuh diri minum racun akibat stres karena tugas sekolah yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini.

1. Kronologi kejadian AS bunuh diri dengan meminum racun

1. Kronologi kejadian AS bunuh diri meminum racun
Pexels/Davide Baraldi

Peristiwa tersebut terjadi pada Senin, 20 September 2021. Menurut penjelasan Sukanto, aksi nekat AS dilakukan dengan meminum racun rumput herbisida.

Racun rumput herbisida adalah cara yang paling efektif untuk mengendalikan pertumbuhan rumput liar di area perkebunan dan sawah agar para petani tidak perlu repot-repot membersihkan menggunakan parang. Bayangkan betapa keras efeknya jika ditenggak ke dalam tubuh seorang anak. 

AS ditemukan orangtuanya di lahan perladangan yang berlokasi tepat di belakang rumahnya di Kecamatan Sitinjo. Orangtua AS langsung melarikannya ke rumah sakit setelah mengetahui sang Anak telah meminum racun rumput tersebut.

2. Sempat membaik

2. Sempat membaik
Pixabay
Ilustrasi

Saat itu, AS dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Sidikalang. Ia dirawat selama 3 hari di rumah sakit, kemudian diperbolehkan pulang oleh dokter.

Namun, kondisi AS menurun setelah beberapa hari keluar dari rumah sakit. Melihat kondisinya, ia kembali dibawa ke rumah sakit oleh perlindungan anak untuk mendapatkan perawatan.

Sayang, ia tak dapat diselamatkan. Ia dinyatakan meninggal dunia tak lama setelah mendapatkan perawatan.

“Kemudian, oleh perlindungan anak, dibawa untuk perawatan medis lagi. Namun, kemarin anak itu meninggal dunia,” terang Sukanto.

3. Stres pada anak perlu segera diatasi

3. Stres anak perlu segera diatasi
Pexels/Keira Burton

Berbagai penyebab dapat membuat anak mengalami stres. Mulai dari rutinitas baru ketika ia mulai bersekolah, aktivitas yang terlalu padat, intimidasi, tuntutan nilai akademis, masalah keluarga, dan sebagainya.

Anak bisa mengalami masalah psikologis tertentu jika stresnya dibiarkan berlarut-larut, seperti gangguan kecemasan hingga bunuh diri. Maka dari itu, stres pada anak penting untuk segera diatasi.

Ada baiknya orangtua meluangkan waktu untuk berbincang dengan anak tentang aktivitas dan perasaannya. Penting juga bagi orangtua untuk mendengarkan apa yang ingin anak sampaikan dan mendampinginya jika ia sedang sedih atau tertekan.

Dukungan orangtua dapat membuat anak merasa lebih tenang dan mampu menghadapi masalahnya dengan baik. Namun, jika stres yang dialaminya cukup berat, disarankan agar anak diajak berkonsultasi dengan psikolog supaya segera teratasi.

Baca juga:

The Latest