5 Bentuk Pengaruh Sosial dan Budaya atas Keberadaan Barbie?

Kehadiran Berbie memberikan pengaruh pada aspek sosial dan masyarakat Indonesia

2 Agustus 2023

5 Bentuk Pengaruh Sosial Budaya atas Keberadaan Barbie
standard.co.uk

Apakah anak Mama senang mengoleksi boneka Barbie? Apakah Mama selalu memberikan koleksi terbaru dari boneka Barbie?

Barbie memang sangat terkemuka sejak dulu hingga sekarang. Kemunculan Barbie tidak hanya dalam bentuk fisik boneka, namun juga serial kartun youtube atau streaming film di beberapa platform dunia.

Barbie adalah sebuah merek boneka fashion yang diperkenalkan oleh perusahaan mainan Mattel pada tahun 1959.

Boneka ini memiliki ciri khas tubuh yang langsing, kaki panjang, rambut panjang, dan gaya hidup yang mewah. Barbie telah menjadi ikon budaya populer selama beberapa dekade.

Barbie hadir dalam beragam jenis tubuh, warna kulit, dan jenis rambut, seperti barbie berkulit hitam, barbie berkulit putih, barbie berambut lurus, dan barbie berambut kriting.

Kehadiran Berbie yang menjadi idola anak-anak usia belia bahkan dewasa memberikan pengaruh tidak hanya sebagai hiburan, namun Barbie membawa dampak pada sosial budaya masyarakat yang ada di tiap negara. 

Berikut ini Popmama.com mengulas mengenai pengaruh sosial budaya dari keberadaan Barbie dalam beberapa poin.

1. Pemodelan terhadap citra tubuh

1. Pemodelan terhadap citra tubuh
instagram.com/barbie

Barbie sering kali dikritik karena memiliki tubuh yang tidak realistis, sangat ramping, tinggi, dan memiliki proporsi tubuh yang tidak wajar. Hal ini mempengaruhi konsep tubuh pada anak dan perempuan dewasa.

Boneka Barbie dengan tubuh yang tidak proporsional ini telah menjadi topik perdebatan karena dapat mempengaruhi persepsi anak-anak dan remaja tentang standar kecantikan dan citra tubuh yang tidak sehat.

Buktinya, Barbie mempengaruhi seorang perempuan asal Ukraina bernama Valeria Luyanova yang sudah melakukan operasi plastik demi mewujudkan rambut pirang, pinggang yang ramping, kulit mulus, dan wajah yang simetris.

Penampilannya yang berubah membuat Valeria Luyanova sering disebut “Manusia Barbie” karena bentuk badan dan wajah yang mirip.

Editors' Pick

2. Pengaruh gaya hidup konsumtif

2. Pengaruh gaya hidup konsumtif
Freepik/zaffirogiulia11

Barbie dikenal sebagai perempuan yang glamor dan terkesan konsumtif karena beragam aksesoris yang dimiliki dan digunakan, seperti sepatu, baju mewah, tas, kalung, mahkota, anting, topi, dan kacamata.

Anak-anak yang bermain dengan Barbie atau melihat kartun akan terpapar pada nilai-nilai materialistik atau memiliki kegemaran berbelanja. Hal itu dapat memberikan pengaruh pada anak di kemudian hari.

3. Peran gender

3. Peran gender
Freepik/zaffirogiulia11

Barbie sering kali digambarkan dalam peran-peran desainer, perawat, ballerina, dokter, pramugari, perawat, pebisnis, dan sebagainya.

Hal ini dapat memberikan pandangan anak-anak tentang peran atau karir yang dapat ditempuhnya di kemudian hari.

4. Pembentukan identitas

4. Pembentukan identitas
IMDb

Barbie memiliki banyak karakter dan latar belakang budaya yang berbeda-beda. Hal ini dapat membantu anak-anak untuk mengeksplorasi dan memahami identitas sosial dan budaya dalam masyarakat.

Barbie juga dapat mempengaruhi pandangan anak-anak tentang nilai-nilai sosial dalam masyarakat, apa yang dianggap "normal" atau "ideal" dalam masyarakat.

5. Globalisasi budaya

5. Globalisasi budaya
Instagram.com/ Barbie

Barbie telah menjadi produk yang sangat dikenal secara global dan menjadi bagian dari budaya populer di banyak negara. Hal ini dapat memberikan pengaruh pada anak-anak yang menontonnya.

Anak-anak di berbagai negara dapat terpapar, mengadopsi, dan berinteraksi dengan citra dan nilai-nilai yang dimiliki oleh Barbie.

Itu tadi ulasan dari Popmama.com mengenai berbagai pengaruh yang muncul di masyarakat setelah keberadaan Barbie.

Penting untuk mendampingi permainan atau serial kartun anak-anak, agar nilai baik yang terkandung dapat diterapkan dan nilai yang tidak pas untuk ditinggalkan.

Baca juga:

Topic:

The Latest