7 Cara Mendisiplinkan Anak Remaja agar Lebih Mengena!

Cara mendisiplinkan anak remaja tidak dengan amarah, omelan, dan teriakan seperti di masa anak-anak

6 Juli 2023

7 Cara Mendisiplinkan Anak Remaja agar Lebih Mengena
Freepik/wavebreakmedia

“Kaka salat dulu, sudah masuk waktu adzan!”

“Kak, handuknya jangan ditaruh di tempat tidur!”

“Tadi kamu bilang mau mandi jam 5, kok ini masih main?”

Mama dan Papa pernah mengalaminya?

Mendisiplinkan anak remaja memang menjadi tantangan tersendiri ya Ma. Sikap mengomel, berteriak, dan memerintah rasanya sudah tidak lagi mengena.

Hal itu justru menjauhkan Mama dengan anak-anak karena mereka berpikiran “Mama tidak pernah bisa mengerti”

Berbagai usaha telah coba kita lakukan, khususnya dengan membuat kesepakatan, namun mereka tidak juga menepati janji yang telah diucapkan.

“Katanya jam 4 mau membersihkan barang-barang di kamar kamu, kok belum?”

Usia mereka yang sudah tidak lagi anak-anak membuat usaha-usaha untuk mendisiplinkan mereka tidak lagi mempan. Sikap mereka yang enggan melakukan ini dan itu membuat kita stres dan merasa tidak dihormati.

Padahal sebenarnya, hal itu bukan bagian dari prioritas mereka, seperti mandi, beres-beres kamar, dan meletakkan sesuatu sesuai tempatnya. Meskipun hal itu terkait dengan kerapian dan kebersihan diri.

Agar Mama tetap waras dan enjoy dalam mendidik anak-anak di rumah, Mama harus mengubah pola asuh dari yang memerintah menjadi lebih bersahabat dan bekerjasama. 

Berikut ini Popmama.com akan mengulas bagaimana mendisiplinkan anak remaja agar lebih mengena dalam beberapa poin berikut ini!

1. Hubungan terjalin

1. Hubungan terjalin
Freepik/DCStudio

Agar setiap nasehat dan aturan yang Mama sampaikan dapat diterima, maka jalin hubungan baik dengan anak. Hubungan yang baik akan membuat anak selalu mengingat nasehat Mama.

2. Sampaikan harapan

2. Sampaikan harapan
Pexels/Kindel Media

Anak remaja tidak suka diperintah, mereka merasa memiliki hak dan kendali atas diri mereka sendiri.

Ketika mereka memenuhi apa yang Mama tetapkan, terkadang itu bukan karena keinginan mereka, tapi karena mereka tidak ingin mendengarkan omelan dari orangtuanya.

Maka, sampaikan harapan dengan sebuah pertanyaan,

“Kakak udah mulai besar, penting buat menjaga kebersihan kamar. Apakah kakak ada rencana bersihin kamar besok minggu? Biar enak juga ditempati nya.

Editors' Pick

3. Dengarkan, renungkan, dan berempati

3. Dengarkan, renungkan, berempati
Freepik/DCStudio

Semua orangtua pasti selalu menginginkan yang terbaik bagi putra-putri mereka. Orangtua selalu menganggap apa yang diperintahkannya adalah yang benar.

Namun, anak remaja menangkap hal itu tidak penting. Mama perlu mendengarkan, merenungkan, dan berempati dengan menyampaikan

“Kak, mungkin kaka menganggap mandi itu nggak penting, apalagi dengan kesibukan kakak sekarang, Mama mengerti. Tapi manfaat mandi bisa bikin Kakak lebih segar dan produktif”

4. Meminta untuk bekerja sama dengan anak

4. Meminta bekerja sama anak
Pexels/Kindel Media

Bekerja sama dapat dimulai dengan menyampaikan secara terbuka mengenai empati Mama dan pengaruh bagi orang lain apabila anak kita tidak mengerjakannya.

“Mama tau kamu pasti sibuk dan nggak sempat buat mandi. Mandi juga nggak penting menurut kamu. Tapi, kasian sama orang lain di sekitar kamu nanti, kalau dia mencium bau yang kurang sedap dari kamu gimana? Mandi itu penting untuk menjaga kenyamanan orang lain terhadap kita”

5. Mengingatkan dengan hormat dan pendekatan

5. Mengingatkan hormat pendekatan
Pexels/Karolina Grabowska

Mendisiplinkan anak dengan rasa hormat akan membuat anak setuju dan bersedia untuk menjaga komitmennya.

“Mama bahagia memiliki kamu yang peduli dengan kucing liar itu dan Mama tau kamu pasti akan berencana untuk membersihkan kotorannya di jam 8 malam nanti. Apakah kakak ada waktu untuk nonton drama korea bareng Mama sebelum itu?”

6. Ingatkan dengan humor

6. Ingatkan humor
Freepik/peoplecreations

Mengingatkan dengan humor akan membuat nasihat diterima dengan mudah dan anak tidak merasa dikendalikan. Sehingga, mereka mengerjakan sesuatu bukan karena paksaan.

“Kok masih ada suara televisi sih disini, bukannya Muezza tadi sudah masuk kamar buat sholat ya, terus ini suara siapa yaaa?”

7. Menyampaikan secara spesifik tentang janji yang sudah dibuat

7. Menyampaikan secara spesifik tentang janji sudah dibuat
Freepik

Mama dan anak dapat saling melakukan jabat tangan setelah bersepakat. Jabat tangan memiliki arti bahwa kedua belah pihak saling menyetujui.

Hal ini akan membuat anak Mama lebih mengingat akan janji yang telah dibuatnya.

“Jadi kamu bersepakat mau bantuin Mama kan akhir pekan ini? Oke kita saling bersalaman dulu, biar kamu ingat sama janji kamu”

Bagaimana Mama tips dan trik dari Popmama.com?

Semoga ulasan ini dapat menambah variasi Mama dalam menemukan pola asuh yang cocok untuk mendisiplinkan anak-anak yang sudah memasuki usia remaja

Selamat mempraktekkan!

Baca juga:

The Latest