9 Tips Mengatasi Remaja yang Memiliki Gangguan Citra Tubuh

Citra tubuh bisa sangat memengaruhi harga diri anak remaja yang sedang tumbuh

1 Maret 2022

9 Tips Mengatasi Remaja Memiliki Gangguan Citra Tubuh
Pexels/Monstera

Tak dapat dimungkiri bahwa kini banyak remaja yang dipermalukan bentuk fisiknya, baik di sekolah atau oleh keluarga mereka. Seringkali topik fisik ini dianggap sebagai bahan bercanda atau untuk memotivasi anak agar mengikuti standar kecantikan.

Akhirnya, remaja yang dipengaruhi oleh teman atau anggota keluarga, cenderung mengadopsi pandangan tentang citra tubuhnya yang negatif. Anak yang memiliki gangguan citra tubuh, dapat memiliki efek buruk pada kesehatan fisik dan emosionalnya.

Hal ini juga dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, OCD dan gangguan makan. Suasana hati yang sering berubah, isolasi sosial, dan hubungan disfungsional dapat menjadi hasil dari citra diri yang buruk.

Takut ditolak dan tidak diterima karena penampilan fisik, juga dapat meninggalkan luka emosional yang dalam pada remaja dan mendorongnya untuk melukai diri sendiri hingga bahkan bunuh diri.

Meskipun ini bisa membuat Mama khawatir, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu anak remajanya yang mungkin berjuang dengan citra tubuh negatif.

Berikut Popmama.com telah merangkum 9 tips mengatasi remaja yang memiliki gangguan citra tubuh. Baca terus yuk!

1. Dorong komunikasi terbuka yang jujur

1. Dorong komunikasi terbuka jujur
Freepik/Artfolio

Terkadang remaja, merasa bahwa orangtua tidak memahaminya. Anak merasa bahwa orangtua selalu melihatnya dari "lensa orangtua" atau sedang menguliahi anaknya.

Inilah yang memicu ada perasaan kesenjangan generasi, yang di mana akhirnya membuat remaja dengan cepat masuk ke dalam cangkang, dan membatasi percakapannya jika merasa tidak didengar, tidak dihargai, atau disalahpahami oleh orangtuanya.

Sehingga, penting bagi Mama dan Papa untuk mengambil sikap netral dan memberi remaja ruang untuk melampiaskan dan berbagi sudut pandangnya. Pastikan untuk mendorong anak untuk melakukan percakapan tanpa filter.

Jangan menyela ketika anak sedang berbicara dan menunjukkan minat yang tulus pada apa yang ia katakan.

2. Hindari mengikuti tren, sebaliknya ajari anak untuk berpakaian yang nyaman dan percaya diri

2. Hindari mengikuti tren, sebalik ajari anak berpakaian nyaman percaya diri
Pexels/julia-m-cameron

Banyak anak remaja saat ini yang senang berbelanja baju-baju atau aksesori yang sedang tren. Namun, beberapa tren ini mungkin tidak cocok digunakan oleh remaja. Sehingga akhirnya ia menyalahkan diri sendiri dan membandingkan tubuhnya dengan orang lain yang mengenakan pakaian serupa. 

Hal ini bisa menjadi tantangan bagi orangtua untuk menghentikan anaknya melakukan hal tersebut. Sebagai langkah awal, Mama dapat bicara tentang pentingnya berpakaian untuk kenyamanan daripada berpakaian untuk penampilan.

Beberapa remaja mungkin merasa pakaian yang sedang tren membuatnya percaya diri, meskipun ia tidak nyaman mengenakannya. Namun, ingatkan anak bahwa aksesori yang penting untuk dikenakan adalah "percaya diri".

Dengan percaya diri, anak akan lebih nyaman dengan dirinya sendiri meskipun gaya busananya tidak mengikuti tren terkini.

3. Perhatikan gejala gangguan dismorfik tubuh pada remaja

3. Perhatikan gejala gangguan dismorfik tubuh remaja
Freepik

Body dysmorphic disorder (BDD) atau gangguan dismorfik tubuh adalah di mana seseorang menjadi terlalu cemas atas aspek fisik diri mereka sendiri. Seringkali, ia menjadi sangat fokus pada satu area atau kecacatan yang dirasakan dalam penampilan fisik, seperti bekas luka atau bahkan tanda pada kulit.

Mereka kemudian cenderung terobsesi dengan kekurangan ini. Teradang, pikiran dan perasaan ini begitu kuat sehingga merasa sulit untuk memikirkan hal lain. Hal ini kemudian dapat berdampak pada akademik dan kinerja mereka.

Gangguan dismorfik tubuh tidak spesifik gender. Ini cenderung bermanifestasi pada remaja dan dewasa muda. Beberapa tanda dan gejala umum BDD yang harus diperhatikan adalah:

  • Disibukkan dengan kekurangan dalam penampilan fisik. Terkadang kekurangan ini terlalu kecil untuk diperhatikan oleh orang lain.
  • Berulang kali melihat ke cermin dan menjadi sadar diri akan penampilan seseorang.
  • Menjadi sangat kritis terhadap penampilan orang lain. Menghabiskan terlalu banyak waktu berbicara tentang kekurangan seseorang dalam penampilan.
  • Mencari validasi eksternal dan khawatir kekurangan mereka tidak terlihat oleh orang lain dan disembunyikan dengan baik.
  • Selalu waspada dan sadar diri. Mereka bahkan mungkin menghindari tempat-tempat ramai dan menghindari bersosialisasi dengan rasa takut dihakimi oleh orang lain tentang penampilan mereka.

Ketika Mama melihat tanda-tanda ini pada remaja, terutama dalam jangka waktu yang cukup lama, segera periksakan kesehatan anak pada dokter atau psikolog. Mengetahui perawatan BDD yang tepat, dapat membantu remaja mengatasi gangguan citra tubuhnya.

Editors' Pick

4. Berhati-hatilah dengan kata-kata yang digunakan saat berbicara dengan remaja

4. Berhati-hatilah kata-kata digunakan saat berbicara remaja
Freepik/Pressmaster

Beberapa orangtua dapat mempermalukan anak-anak mereka dengan memanggilnya "anak yang gemuk" atau "si Kurus".

Kemudian, jauhi juga pernyataan seperti: "Jika kamu tidak menurunkan berat badan, maka tidak ada yang akan menikahimu nanti", "Lihatlah temanmu, dia sangat bugar, mengapa kamu tidak bisa lebih seperti dia?" atau "Baju itu akan terlihat lebih bagus jika kamu langsing".

Meskipun orangtua ingin anaknya mendapatkan hal-hal yang terbaik, pernyataan seperti ini dapat merusak. Bahkan bisa lebih merusak pada remaja yang mungkin sudah memiliki citra diri negatif tentang dirinya sendiri atau memiliki hubungan negatif dengan tubuhnya.

5. Perhatikan bagaimana anak berbicara tentang dirinya sendiri

5. Perhatikan bagaimana anak berbicara tentang diri sendiri
Freepik/prostooleh

Seringkali remaja yang memiliki citra diri yang negatif, merendahkan diri sendiri. Ia keras pada dirinya sendiri dan dapat dengan mudah kecewa dengan dirinya sendiri. Cobalah untuk memerhatikan kata-kata yang keluar dari mulut remaja, kalimat bahkan mungkin keluar di percakapan santai keluarga.

Anak cenderung menggunakan bahasa yang merugikan diri sendiri seperti: “Aku tahu kalau aku gemuk”, “Aku tahu aku tidak akan pernah bisa terlihat sebagus kakak/Mama”, “Kalau saja aku lebih tampan/lebih menawan/bugar, pasti aku akan memiliki banyak teman” , "Aku jelek", "Aku benci penampilanku".

Ketika ini terjadi, ajak remaja untuk berbicara berdua. Beri tahu Mama meminta maaf terhadap yang dirasakan dan pahamilah perasaan anak. Kemudian, cari tahu apa penyebab anak berpikiran seperti itu, apakah ia suka membandingkan diri di media sosial atau akibat bully dari teman-temannya. Lalu temukan solusinya.

Sehingga, jangan abai pada bagaimana anak berbicara tentang dirinya sendiri ya!

6. Dorong makanan sehat dan olahraga daripada diet ketat

6. Dorong makanan sehat olahraga daripada diet ketat
Freepik

Tujuannya harus sangat jelas, bantu remaja untuk meningkatkan kesehatannya daripada untuk menyesuaikan diri dengan pakaian tertentu.

Pilihan makanan yang sehat harus selalu didorong, daripada diet eksperimental seperti melewatkan makan dan mengurangi jumlah makanannnya secara drastis untuk menurunkan berat badan dan tetap langsing. Namun, ini harus dihindari ya! Terlebih lagi jika tidak diawasi oleh ahli kesehatan.

Pikiran dan tubuh mendapat "makanan" dari makanan yang anak konsumsi. Kebiasaan makan yang salah dapat mengakibatkan kekurangan vitamin dan mineral penting untuk pengembangan dan pemeliharaan kesehatan fisik dan mental.

Tak hanya soal makan, penting juga untuk olahraga rutin. Remaja saat ini memiliki begitu banyak alat pengalih perhatian seperti ponsel, media sosial, layanan streaming, dan video game untuk membuatnya sibuk dan lupa berolahraga.

Penting untuk mendorong remaja untuk mempertahankan rutinitas olahraga, dengan mendorongnya mencoba olahraga baru, untuk melanjutkan olahraga yang telah dikenal sepeti jogging, bulu tangkis, basket, sepak bola, dll.

7. Perhatikan apa yang anak baca atau tonton, dan diskusikan bersama

7. Perhatikan apa anak baca atau tonton, diskusikan bersama
Freepik

Media sosial, film, acara televisi, dan majalah mungkin mengirimkan pesan bahwa hanya tipe tubuh atau warna kulit tertentu yang dapat diterima, dan mempertahankan penampilan yang menarik adalah tujuan terpenting.

Akibatnya, remaja mungkin berusaha memenuhi standar kecantikan yang sebenarnya tidak ada di dunia nyata, dan bersikap keras pada diri sendiri jika tidak memenuhinya.

Untuk mencegah hal tersebut, lihat apa yang sedang dibaca, atau ditonton anak, dan diskusikan. Dorong anak untuk mempertanyakan apa yang dia lihat dan dengar.

8. Menjadi teladan yang positif bagi anak

8. Menjadi teladan positif bagi anak
Pexels/Kampus Production

Bagaimana Mama menerima tubuh sendiri dan berbicara tentang tubuh orang lain, dapat berdampak besar pada anak remaja mama. Misalnya hindari membahas soal diet dan kalori ketika makan.

Berfokuslah untuk menyajikan serta mengonsumsi makanan yang seimbang, mulai dari lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan. Poin plusnya adalah, di sini Mama tak hanya menjaga diri sendiri, namun juga menjaga kesehatan keluarga.

Selain itu, beri tahu anak bahwa Mama berolahraga rutin untuk menjaga kesehatan, bukan hanya untuk berpenampilan tertentu.

9. Mendorong remaja untuk mencintai dirinya sendiri

9. Mendorong remaja mencintai diri sendiri
Pexels/Any Lane

Penerimaan diri mendorong cinta diri sendiri. Remaja harus didorong untuk merasa nyaman dengan kulitnya sendiri.

Seorang remaja yang memiliki citra diri negatif membutuhkan orang tua yang suportif. Ia jelas tidak membutuhkan orangtua yang menghakimi dan kritis karena dunia mungkin sudah menilainya karena penampilan.

Orangtua perlu menciptakan lingkungan rumah yang aman, hangat, dan menerima. Beri tahu anak untuk bercermin dan katakan pada diri sendiri bahwa ia mencintai dan menerima diri mereka apa adanya dengan segala kekurangannya.

Pastikan Mama dan Papa juga menggunakan kata-kata penyemangat dan ingatkan anak bahwa cinta kalian untuknya tidak bersyarat.

Itulah beberapa tips mengatasi remaja yang memiliki gangguan citra tubuh. Jika citra diri negatif seorang remaja menghambat pertumbuhan dan memengaruhi kehidupannya sehari-hari, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan mental.

Psikoterapi dan konseling benar-benar dapat membantu remaja untuk mengatasi masalah seperti itu. Jika tidak ditangani, ini dapat mengubah kepribadiannya dan dapat menyebabkannya merasa kurang percaya diri.

Baca juga:

The Latest