Tidak hanya orang dewasa, anak-anak ternyata juga bisa bersikap defensif lho, Ma. Sikap tersebut bisa saja ditunjukkan si Kecil kepada teman sebaya atau orang yang lebih tua seperti Mama dan Papa.
Untuk menghadapi anak yang bersikap defensif memang tidak mudah. Mama sendiri tak boleh ikut bersikap defensif pada anak yang sedang terang-terangan defensif padamu. Pasalnya, hal itu bukanlah suatu cara yang cocok untuk menanganinya.
Informasi tentang ciri-ciri defensif pada anak, penyebab, contoh, dan cara mengatasinya telah Popmama.com rangkumkan dari berbagai sumber secara detail.
Ayo, kenali informasi seputar sikap defensif pada anak lebih dekat!
Defensif pada Anak: Ciri-Ciri, Penyebab, Contoh, dan Cara Mengatasinya
Apa Itu Sikap Defensif?
Freepik/8photo
Sebelum mengetahui ciri-ciri defensif pada anak, penyebab, contoh, dan cara mengatasinya, Mama tentu perlu tahu dulu arti dari sikap defensif.
Sikap defensif adalah perilaku mempertahankan diri, pendapat, atau keinginan tanpa menerima masukan dari orang lain. Sikap ini diberikan sebagai bentuk respons terhadap seseorang.
Pada umumnya, orang melakukan sikap defensif karena adanya dorongan untuk melindungi diri saat merasa sakit hati, malu, sedih, atau marah.
Alih-alih bersikap terbuka dan merefleksikan diri serta terlibat dalam dialog sehat, orang dengan sikap defensif justru akan bersikap sinis, diam kepada seseorang, atau membalasnya dengan kritis.
Editors' Pick
Apa Saja Ciri-Ciri Defensif pada Anak?
Freepik/bearfotos
Anak yang defensif ternyata memiliki ciri-ciri yang mudah banget untuk Mama kenali. Berikut beberapa ciri-ciri dari sikap defensif yang perlu Mama ketahui, antara lain:
Anak berhenti untuk mendengarkan masukan atau kritik dari orang lain
Anak akan membuat alasan untuk membenarkan perilaku yang mereka lakukan
Anak akan cenderung menyalahkan atau menuduh orang lain.
Sikap Defensif pada Anak Bisa Disebabkan Berbagai Hal
Freepik
Bukan tanpa alasan banyak orang, termasuk anak-anak sekalipun, melakukan sikap defensif kepada orang lain. Sikap ini sendiri bertujuan untuk melindungi seseorang dari perasaan terluka atau malu karena kesalahan mereka.
Sikap defensif pada anak bisa saja disebabkan berbagai hal. Kemungkinan, sikap ini bisa disebabkan karena sifat tempramen yang dimiliki anak, pengaruh dari lingkungannya, rasa takut dihukum karena melakukan kesalahan, hingga memiliki gangguan kecemasan.
Contoh Sikap Defensif pada Anak
Freepik
Supaya semakin lebih paham tentang sikap defensif pada anak, Mama juga perlu tahu beberapa contoh sikap defensif yang banyak ditunjukkan oleh anak-anak pada umumnya selama ini.
Pertama, anak yang defensif mungkin akan langsung menolak untuk mendengarkan kritik atau pendapat yang berbeda dengannya. Hal ini disebabkan karena mereka memang enggan untuk menerima adanya sudut pandang dari orang lain yang berbeda.
Pada saat menghadapi kritik yang datang dari orang lain, anak yang defensif bisa menyalahkan orang lain daripada berpikir untuk merefleksikan kesalahan mereka sendiri. Mereka pun bisa menghindari konfrontasi atau diskusi yang dapat membongkar kesalahannya.
Selain itu, anak yang defensif bisa saja menyembunyikan informasi soal kesalahan atau kekurangan mereka. Itu bertujuan agar kesalahannya tidak terungkap, sehingga mereka masih mampu untuk membela diri.
Kemudian, si Anak juga bisa mencari alasan untuk membenarkan tindakan mereka, meski itu salah sekalipun. Tindakan itu justru lebih mereka pilih daripada menunjukkan atau mengakui kesalahannya sendiri.
Apa Saja Cara Mengatasi Anak yang Bersikap Defensif?
Freepik
Seorang pendidik parenting yang berkualifikasi dalam ilmu perilaku, Arabella Hille, membagikan tips kepada orangtua untuk mengatasi anak yang bersikap defensif.
Arabella pun sadar bahwa orangtua tentu akan sangat frustrasi saat anak menolak untuk mendengarkan dan bersikap defensif. Menurutnya, hal itu bahkan bisa menjadi tantangan bagi para orangtua saat mencoba mengomunikasikan informasi penting.
Namun, Mama perlu ingat bahwa perilaku seperti ini adalah bagian normal dari masa pertumbuhan dan banyak anak akan melalui fase di mana mereka bisa lebih enggan untuk mendengarkan atau mengikuti arahan.
Lewat situsnya, dia pun menyarankan Mama untuk mencoba percakapan dengan si Kecil lewat cara yang tenang dan sabar serta hindari bersikap defensif atau reaktif. Selain itu, Mama bisa mengatasi sikap defensif anak dengan memberikannya ruang dan waktu untuk memproses apa yang kamu katakan, dan biarkan mereka mengambil kesimpulan sendiri.
Sebelum melakukan ini, Mama juga diingatkan untuk penting mengatur emosi. Perlu diketahui, pengaturan emosi dapat membantu Mama dalam berkomunikasi dengan jelas dan efektif kepada mereka.
"Hal ini dapat membantu menciptakan lingkungan rumah yang lebih positif dan mendukung serta dapat membantu membangun hubungan yang lebih kuat dengan anak-anakmu, berdasarkan rasa saling menghormati dan pengertian," ujarnya.
Jadi, itulah rangkuman penjelasan tentang sikap defensif pada anak. Semoga artikel kali ini bisa menjadi panduan bagi Mama untuk lebih siap menghadapi si Kecil yang bersikap defensif.