Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Lucy Guo berhasil menggantikan posisi Taylor Swift
Msn.com

Pernah nggak sih kamu merasa malas belajar atau bingung mau jadi apa nanti? Tenang, kamu tidak sendiri, kok! Sambil berpikir, yuk coba deh kenalan sama sosok keren yang satu ini, namanya Lucy Guo.

Ia perempuan hebat yang sukses jadi miliarder di umur yang masih muda, 30 tahun. Pencapaian dia bukan karena dia jadi artis atau penyanyi populer, tapi karena ia menjadi pengusaha yang sukses membangun perusahaan AI, salah satunya adalah ScaleAI.

Uniknya, Lucy bukan sosok yang suka pamer atau tampil glamor. Gayanya tetap sederhana dan down to earth, meskipun semua orang tahu dia punya uang yang sangat banyak.

Bagaimana tidak, dia disinyalir memiliki kekayaan lebih daripada Taylor Swift. Bahkan, dua tahun lalu, kekayaannya disebut-sebut sudah mengalahkan Kylie Jenner. Keren banget ya? 

Penasaran gimana caranya Lucy bisa sukses besar di usia muda? Yuk, baca terus artikel ini di Popmama.com dan temukan rahasia sukses Lucy Guo, perempuan terkaya di dunia 2025. Siapa tahu, kamu bisa jadi seperti Lucy suatu hari nanti!

Punya Beberapa Perusahaan Sekaligus

Msn.com

Lucy Guo adalah pendiri dan CEO dari Passes, sebuah platform yang memungkinkan kreator untuk berbagi karya mereka. Sejak 2022 hingga 2024, Passes berhasil mengumpulkan investasi sebesar $50 juta dari para investor. 

Sebelum Passes, Lucy bersama Alexandr Wang mendirikan perusahaan kecerdasan buatan Scale AI pada 2016. Meskipun ia meninggalkan perusahaan tersebut pada 2018, ia tetap mempertahankan sebagian besar sahamnya di ScaleAI. Pada 2018, Lucy masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30.

Lucy memulai kariernya di dunia teknologi dengan belajar ilmu komputer dan human-tech interaction di Carnegie Mellon University. Namun, ia memutuskan untuk dropout sebelum lulus untuk mengikuti program Thiel Fellowship, sebuah program yang memberikan dana sebesar $100.000 kepada mahasiswa untuk mendirikan startup-nya sendiri.

Selama program ini, Lucy bekerja di perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka seperti Facebook, Snapchat, dan Quora. Di Snapchat, ia menjadi product designer perempuan pertama.

Gaya Hidup Irit Lucy Guo

Livemint.com

Meskipun memiliki status sebagai miliarder, Lucy memilih untuk hidup sederhana. Ia mengaku tidak suka membuang uang dan lebih memilih gaya hidup yang hemat. Namun, bukan berarti ia tidak menikmati hidup. 

Lucy masih sesekali naik penerbangan kelas bisnis dan memiliki gaun dari desainer untuk acara formal tertentu. Bagaimanapun, untuk kebutuhan sehari-hari, ia memilih untuk tidak bermewah-mewah.

“Gaya hidupku sangat sederhana,” ungkapnya dengan jujur. "Aku masih suka memakai promo beli satu gratis satu di Uber Eats." lanjut Lucy sambil bercanda. 

Pengakuannya itu sungguh mengejutkan. Keputusanmya untuk memilih hidup frugal dan tidak boros meski memiliki banyak uang adalah sebuah gaya hidup yang perlu diteladani.

Memakai yang Dibutuhkan, Bukan karena Gaya

Inc.com/Erik Carter

Menurut Lucy, status miliarder tidak harus ditunjukkan dengan memakai jam tangan mahal atau barang-barang branded lain. Ia percaya bahwa banyak orang yang menghabiskan uang untuk barang-barang mewah justru karena ingin menunjukkan kesuksesan mereka. 

Namun, bagi Lucy, kesuksesan sejati tidak perlu dibuktikan dengan penampilan.

"Mereka yang biasanya menghabiskan uang untuk pakaian bermerek, mobil bagus, dan sebagainya, secara teknis mereka termasuk jutawan. Semua teman mereka adalah multijutawan atau miliarder dan mereka mungkin merasa insecure  jadi merasa perlu tampil mencolok untuk menunjukkan kepada orang lain, bahwa 'Lihat, aku sukses.',” ungkapnya.

Menurut Lucy, hal itulah yang membuat kebanyakan miliarder yang lebih kaya justru hanya mengenakan kaus oblong, celana jeans, dan hoodie atau setelan sederhana lain. 

“Mereka tidak perlu mengenakan setelan jas yang formal sepanjang hari karena mereka sudah selesai membuktikan diri kepada seluruh dunia. Menurutku, seperti itulah perasaanku. Saat aku sudah melewati masa sulit, aku tidak perlu membuktikan diri kepada siapa pun selain diriku sendiri," jelasnya.

Perspektif yang keren, ya! Ini juga harus dicatat, girls. Kita memang seharusnya lebih fokus kepada diri kita sendiri daripada mencari validasi orang lain yang tidak akan ada habisnya.

Menjadi Perempuan di Tech Field Memang Tidak Mudah

Msn.com

Lucy mulai belajar coding sejak sekolah menengah. Meskipun orangtuanya awalnya melarangnya untuk melanjutkan di bidang computer science karena berpikir tidak banyak lapangan pekerjaan untuk perempuan di bidang STEM, Lucy tetap bersikeras. 

Ia melanjutkan studi di Carnegie Mellon University di jurusan computer science dan human-tech interactions. Meski akhirnya dropout sebelum lulus untuk menjadi Thiel Fellow, ia tidak menyerah dan terus mengembangkan diri di dunia teknologi.

Ketika ditanyai perihal keterlibatan perempuan dalam dunia entrepreneurship, Guo menyatakan kepada Forbes,

“Aku rasa kita bakal melihat semakin banyak pengusaha perempuan, dan perkembangan bisnis memang tumbuh dengan cepat. Nggak heran kalau tahun depan ada orang lain yang merebut gelar (perempuan terkaya) ini, tapi tetap seru melihat perkembangan ini." ungkapnya.

Kepercayaan dirinya ini menginspirasi kita untuk selalu optimis, bahwa apa pun lapangannya, perempuan bisa, kok, jadi sukses. 

Pada 2015, Lucy bekerja sebagai product designer di perusahaan Quora, tempat ia bertemu dengan Alexandr Wang. Mereka kemudian mendirikan Scale AI pada 2016. 

Setelah meninggalkan Scale AI pada 2018, Lucy mendirikan Backend Capital, sebuah perusahaan modal ventura yang fokus pada pendanaan startup tahap awal. Terakhir, pada 2022, ia mendirikan Passes, sebuah platform kreator yang kini tengah naik daun.

Percaya dengan Kerja Keras Sendiri

Indiatimes.com

Lucy Guo bukanlah seorang yang lahir dengan kekayaan yang banyak. Sejak remaja, ia mencoba belajar menghasilkan uang sendiri dengan usaha sederhana seperti menjual kartu Pokémon dan membuat situs streaming dengan ads revenue. 

Dia banyak bereksperimen dengan berbagai ide bisnis. Dari situ, ia belajar mengelola uang dan membangun mental pebisnis sejati.

Kini, ia adalah satu dari hanya enam miliarder perempuan yang self-made (tidak dari keturunan, namun dari usahanya sendiri) di dunia yang berusia di bawah 40 tahun. 

Hebatnya lagi, sebagian besar kekayaannya datang dari perusahaan yang sudah ia tinggalkan bertahun-tahun lalu, tapi ia tetap punya sahamnya karena keputusannya yang cerdas dari awal.

Mantra “Act Broke, Stay Rich”

Realitytea.com

Lucy punya gaya hidup yang mungkin membuat banyak orang kaget. Meski punya apartemen mewah di Miami dan rumah di Los Angeles, ia jarang memasak sendiri dan lebih sering pesan makanan lewat aplikasi. 

Tapi jangan salah, semua itu bukan karena malas, melainkan karena ia lebih fokus ke hal-hal penting yang membangun masa depannya.

Act broke, stay rich” bukan cuma slogan yang dipegangnya, tapi juga gaya hidup Lucy. Ia percaya bahwa hidup hemat dan tidak pamer bisa membuat seseorang lebih fokus pada tujuan hidup, bukan penampilan dan validasi orang lain.

Nah, itu dia rahasia sukses Lucy Guo. Keren, ya! Karena kerja keras, berani mencoba hal baru, dan hidup sederhana, Lucy bisa jadi perempuan terkaya tahun 2025 ini. Ia tidak mendapatkan semuanya secara instan, tapi melalui perjalanan panjang dan usaha yang tidak mudah.

Jadi, gimana nih? Masih mau malas-malasan? Yuk, mulai ubah cara berpikirmu dari sekarang. Siapa tahu, kamu bisa jadi seperti Lucy suatu hari nanti! 

Editorial Team