7 Hal yang Tidak Boleh Orangtua Tuntut dari Anak, Mama Wajib Tahu!

Mintalah sewajarnya, jangan sampai tuntutan ini membebani anak dan membuatnya tertekan ya, Ma

20 Februari 2022

7 Hal Tidak Boleh Orangtua Tuntut dari Anak, Mama Wajib Tahu
Freepik.com

Sudah semestinya memang tugas dan tanggung jawab orangtua adalah memberikan kasih sayang dan juga pola asuh terbaik untuk tumbuh kembangnya. Namun dalam perjalanannya, tanpa sadar orangtua kerap menuntut anak dengan terlalu banyak hal.

Inilah yang kemudian bisa membuat anak merasa terbebani karena tuntutan yang belum sepenuhnya bisa anak wujudi. Alhasil, anak pun bisa merasa tertekan dan akan terganggu psikologisnya.

Ada baiknya kita sebagai orangtua menuntut sesuatu dari anak dalam batasan sewajarnya, Ma. Terlebih jika memang ini demi kebaikan anak, pastikan juga kita memahami kemampuan yang anak miliki.

Untuk itu, berikut ini Popmama.com akan rangkumkan beberapa hal yang tidak boleh orangtua tuntut dari anak. Yuk, hindari agar tidak membebani anak dan membuatnya hidup lebih bahagia.

1. Meminta anak berperilaku seperti anak-anak lain

1. Meminta anak berperilaku seperti anak-anak lain
Pexels/RODNAE Productions

Membandingkan anak dengan anak lainnya mungkin menjadi hal normal yang tanpa sadar terucap atau dilakukan. Meski begitu, membandingkan anak tentu akan memengaruhi tumbuh kembang anak dan bisa merugikan kita sebagai orangtua.

Saat anak dibandingkan, mereka akan merasa bahwa orangtuanya tidak menghargai setiap yang mereka lakukan. Saat apa yang Mama atau Papa harapkan tidak sesuai, tanpa sadar kita sebagai orangtua meminta anak untuk menjadi lebih baik seperti anak lainnya.

Inilah yang perlu dihindari, Ma. Perlu diketahui bahwa setiap anak memiliki perilaku dan kemampuan berbeda. Sehingga jangan selalu menyamaratakan anak mama dengan anak lainnya. Cara terbaik adalah selalu mendukung dan memberikan perhatian agar anak bisa memiliki perilaku yang lebih baik ke depannya.

2. Jangan hanya menutut, tetapi jadikan contoh baik

2. Jangan ha menutut, tetapi jadikan contoh baik
Pexels/RODNAE Production

Sebagai orang terdekat yang menjadi contoh untuk kehidupannya, kita sebagai orangtua perlu menjadi contoh baik untuk mereka. Bukan sekadar menuntut mereka dengan kata-kata, jadilah contoh yang bisa mereka lihat dan terapkan nantinya.

Anak bukanlah robot yang akan selalu bersikap seperti yang kita perintahkan. Jadi, jangan sampai anak mama berperilaku seperti yang tidak diinginkan ya, cobalah memimpin anak dengan memberikan contoh.

Misalnya saat Mama ingin menjadikannya anak yang berkata baik, maka jangan sampai anak mendengar kata-kata buruk terlontarkan dari mulut keluarga terdekatnya, terutama orangtua.

Editors' Pick

3. Meminta anak selalu ceria dan bersikap baik

3. Meminta anak selalu ceria bersikap baik
Freepik/Bearfotos

Tak sedikit orangtua yang merasa gelisah dan kesal saat anaknya tiba-tiba menjadi anak yang muruk, pendiam, bahkan ngambek dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini kadang membuat Mama atau Papa tanpa sadar meminta anak untuk tetap ceria dan selalu berperilaku baik.

Pemikiran bahwa anak harus selalu ceria dan bersikap baik biasanya muncul karena orangtua beranggapan mereka selalu ada untuk anak, sehingga tidak ada alasan untuk anak merasa sedih atau juga berperilaku buruk saat di hadapan orang lain.

Sama seperti kita orang dewasa, anak-anak juga memiliki perubahan suasana hati yang menjadi bagian dari sifat manusia, Ma. Sehingga akan sangat wajar bila anak merasa dalam suatu waktu, sebab perasaan seseorang tidak bisa kita paksakan, Ma.

4. Meminta anak untuk tidak lemah dan mudah menangis

4. Meminta anak tidak lemah mudah menangis
Freepik/yanalya

Tak dipungkiri bahwa sejak kecil, banyak orangtua yang mengajarkan pada anak untuk jadi anak yang kuat dalam kondisi apapun. Sehingga anak tidak mudah lemah dan menangis jika menghadapi suatu masalah. Tuntutan seperti ini juga perlu dihindari, Ma.

Perlu digaris bawahi, anak yang menangis bukan berarti anak tersebut lemah kok. Tetapi mereka menangis karena mengekspresikan perasaan sedih yang ada dalam dirinya melalui bentuk tangisan. Sehingga orangtua tidak bisa memaksakan anak untuk selalu bahagia agar terlihat kuat.

Justru, yang bisa kita lakukan adalah mendampingi anak dan merangkulnya agar bisa kembali ceria. Setelah anak mulai lebih tenang, Mama bisa menanyakan padanya mengapa ia bersedih. Cobalah untuk memberikan dukungan, bukan hanya tuntutan belaka.

5. Selalu menjadi yang terbaik di sekolah

5. Selalu menjadi terbaik sekolah
Pexels/olia danilevich

Nah, yang satu ini kerap kali diharapkan semua orangtua kepada anaknya. Memang tak dipungkiri bahwa setiap orangtua tentu ingin anaknya menjadi anak yang berprestasi dalam bidang akademik di sekolah. Sehingga tanpa sadar, orangtua kerap menuntut anak untuk selalu menjadi yang terbaik di sekolahnya.

Setiap anak memiliki batas dan kemampuannya masing-masing. Bahkan, orang-orang jenius yang begitu terkenal seperti Albert Einstein dan Thomas Edison bukanlah orang yang brilian sejak kanak-kanak. Sehingga cara terbaik adalah membantu anak belajar dan memerhatikan setiap perkembangannya di sekolah.

Dengan begitu, anak pun merasa dihargai dan diberikan dukungan sepenuhnya untuk bisa menunjukkan potensi maksimal dalam dirinya. 

6. Tidak mendorong anak untuk berubah dengan instan

6. Tidak mendorong anak berubah instan
Freepik/user15160105

Saat perilaku anak dirasa kurang baik, hal yang akan orangtua lakukan adalah memintanya mengubah perilaku tersebut agar lebih baik. Biasanya hal ini membuat Mama atau Papa langsung berbicara pada anak bahwa orangtuanya ingin mereka memperbaiki perilaku buruk tersebut.

Perlu diketahui, segala sesuatu tentu butuh proses, tidak instan. Begitu pula dengan perilaku anak, jangan berharap perubahannya terjadi dengan cepat dan tiba-tiba, Ma. Jadilah orangtua yang lebih sabar dan mendampinginya dengan bimbingan yang baik. Sehingga anak akan perlahan mengubah perilaku buruk yang sudah dilakukannya.

7. Menuntut anak menjadi anak rumahan

7. Menuntut anak menjadi anak rumahan
Freepik/dashu83

Semakin bertambahnya usia anak, mereka tentu semakin banyak bergaul dengan teman-teman sebayanya. Hal ini yang kerap menimbulkan rasa takut pada orangtua akan pergaulan anak saat ini.

Alhasil, tanpa sadar orangtua justru membatasi perilaku anak agar tetap berada di rumah dan tidak berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Padahal, anak-anak masih butuh interaksi tersebut sebagai bagian dari tumbuh kembang mereka.

Jika anak terus dipaksa menjadi anak rumahan agar tidak mengalami salah pergaulan, justru ini membuat anak menjadi pribadi yang tertutup dan cenderung takut melangkah maju untuk berkembang.

Biarkan anak bebas bermain dan belajar dengan teman lainnya di luar rumah. Agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, Mama bisa memberikan pengertian secara baik-baik agar anak tetap memahaminya.

Itulah beberapa hal yang tidak boleh orangtua tuntut dari anak. Orangtua tentu ingin yang terbaik untuk anaknya, namun jangan sampai menutut anak terlalu berlebih ya, Ma. Mintalah sewajarnya agar anak tak merasa terbebani dan dapat dengan bahagia menjalani hidupnya.

Baca juga:

The Latest