Saat ini banyak sekali kasus bullying yang terjadi di sekolah-sekolah di Indonesia. Bagaimana jika anak mama atau papa adalah salah satunya?
Veronica mengungkapkan ada beberapa hal yang bisa orangtua lakukan. Pertama dengan memberikan anak ruang aman untuk anak mau bercerita tentang kesehariannya terlebih dahulu.
"Meng-encourage anak untuk bercerita dan memberikan 'ruang' yang aman dan nyaman (tanpa penilaian) untuk anak bercerita secara terbuka. Dengarkan apa yang terjadi, apa yang dialami, dipikirkan dan dirasakan serta berikan validasi atas emosi perasaan yang dirasakan oleh anak. Jangan sampai ketika anak bercerita orangtua malah menjadi lebih emosional dan terfokus pada emosinya sendiri sehingga melupakan bahwa ini adalah momennya anak untuk fokus pada menyimak, mendengarkan dan hadir untuknya," tuturnya.
Jika memang anak belum ingin bercerita maka orangtua tidak perlu memaksa anak. Berikan anak perhatian yang cukup, pelukan dan sentuhan yang nyaman, serta kehadiran untuknya.
"Dengan berada di sisinya serta menunjukkan sikap perilaku membela, menjaga, dan melindunginya dalam taraf yang cukup (tidak berlebihan) itu akan membuat anak merasa aman terlindungi," pungkasnya.
Tahap lanjutan adalah pada membangun kembali self-confidence, self-resilience, dan keterampilan memecahkan masalah yang sesuai dengan usia anak.
Mulai libatkan anak secara perlahan dalam berbagai aktivitas positif yang sesuai minatnya. Pantau secukupnya dan bangun kebiasaan untuk saling bercerita secara terbuka di keluarga.
Orangtua juga bisa melibatkan anak dalam pengambilan keputusan (terutama keputusan menyangkut keseharian dirinya pribadi) dalam besaran skala yang sesuai untuk usianya (bukan keputusan berat yang harus diambil oleh orang dewasa).
"Sehingga orangtua dapat melakukan pendampingan secara optimal terkait membangun daya resiliensi dan keterampilan memecahkan masalah yang dibutuhkan," ucapnya.
Jika dirasa tak bisa ditangani sendirian, maka membawa anak untuk konsultasi ke psikolog juga bisa menjadi cara jitu. Orangtua bisa mengetahui secara menyeluruh terkait kondisi mental dan psikologisnya setelah mengalami bullying dan bisa segera mendapatkan pengobatan atau treatment yang dibutuhkan untuk pemulihan diri.
"Orangtua juga bisa mendapatkan arahan terkait parenting. Serta mendapatkan saran yang dapat dilakukan oleh orangtua sesuai dengan temuan kondisi anak," tutur Veronica.