Kepsek SMPN 2 Cimanggu Sebut Pelaku Bullying Juara Pencak Silat

Kepsek SMPN 2 Cimanggu mendapat kritik netizen karena dianggap membela pelaku

3 Oktober 2023

Kepsek SMPN 2 Cimanggu Sebut Pelaku Bullying Juara Pencak Silat
Tiktok.com/vk_rstp & Youtube.com/KOMPASTV JATENG

Fakta terbaru mengenai kasus perundungan (bullying) yang terjadi di SMPN 2 Cimanggu menemukan fakta baru. Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 2 Cimanggu dihujat netizen karena malah meng-highlight prestasi pelaku.

Kepsek SMPN 2 Cimanggu , Wuri Handayani mengaku kalau pelaku bullying itu sempat dipuji karena memang menjadi anak yang beprestasi. Bahkan prestasi pelaku tidak hanya satu bidang saja. 

Sontak perkataan Wuri langsung menuai kontra banyak orang. Pasalnya momen ini bukan saat untuk membaggakan pelaku perundungan sekolah itu.

Berikut Popmama.com rangkum Kepsek SMPN 2 Cimanggu sebut pelaku bullying beprestasi dalam ekstrakulikuler pencak silat.

1. Kepsek SMPN 2 Cimanggu sebut kaget dengan aksi pelaku

1. Kepsek SMPN 2 Cimanggu sebut kaget aksi pelaku
Youtube.com/KOMPASTV JATENG

Beredarnya video bullying yang melibatkan siswa SMPN 2 Cimanggu Cilacap sampai ke ranah hukum. Pihak sekolah mengatakan proses hukum akan terus dilanjutkan dan akan koorperatif.

Mengutip dari tayangan Kompas TV, pelaku bullying merupakan anak yang aktif dan beprestasi. Ia aktif di kegiatan Pramuka, tilawah, olahraga hingga pernah membawa juara 2 tingkat kabupaten di bidang pencak silat.

"Dia itu anak yang aktif kalau di sekolah. (Kaget) luar biasa, sangat kaget. Sangat miris. Saya baru bertemu dengan orangtua di Selasa pagi. Sudah bertemu dalam rangka menikdak lanjuti kejadian yang hari Senin," tutur Wuri.

Editors' Pick

2. Pelaku bullying SMPN 2 Cimanggu disebut aktif dan beprestasi

2. Pelaku bullying SMPN 2 Cimanggu disebut aktif beprestasi
Tiktok.com/vk_rstp

Karena video viral itu pelaku bullying diseret ke polisi. Ada lima orang siswa yang telah diperiksa oleh pihak kepolisian dari Polresta Cilacap, Jawa Tengah. 

Dua siswa diperiksa sebagai terduga pelaku perundungan, sedangkan tiga siswa lainnya diperiksa sebagai saksi.

Wuri menyebut menyayangkan kejadian ini. Pasalnya ia mengenal dan mengetahui pelaku adalah anak yang aktif dan beprestasi.

"Dia anak yang punya bakat. Artinya dia itu di Pramuka ya oke, dia juga ikut ekstrakurikuler di sekolah. Di SMPN 2 Cimanggu memilih pencak silat. Pelaku itu pernah mengikuti lomba pencak silat tingkat kabupaten dan juara 2. Di awal tahun ajaran dia mengikuti lomba tilawah dan bisa mendapatkan juara,"  pungkas Wuri.

3. Pelaku akan diadli dengan sistem pidana anak

3. Pelaku akan diadli sistem pidana anak
Freepik/wirestock
Ilustrasi

Dalam melakukan proses hukum, polisi merujuk pada sistem peradilan pidana anak. Sebab para terduga pelaku dan saksi merupakan siswa SMP, serta masih berada di bawah umur.

Menurut pihak kepolisIan, perundungan ini terjadi karena korban mengaku anggota kelompok pelaku terhadap sekolah lain. Merasa tak terima, pelaku kemudian menghajar korban hingga tak berdaya, di hadapan anggota kelompok pelaku.

4. Pendidikan karakter penting anak dapatkan sejak dini

4. Pendidikan karakter penting anak dapatkan sejak dini
Pexels/Pragyan

Dikutip dari website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Yandri A, SH., M.Hum., Widyaprada Utama Direktorat Guru Pendidikan Dasar mengatakan saat ini semakin banyak kekerasan yang terjadi di kalangan remaja dan anak.

Menurutnya Pendidikan karakter harus selalu diimplementasikan di sekolah dimana lima nilai utama dalam penguatan karakter (integritas, religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong) haruslah tercermin dalam prilaku warga sekolah.

Pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk manusia secara utuh (holistik) yang akan mengembangkan  semua potensi  peserta didik secara  seimbang (spiritual, emosional, intelektual, sosial, dan jasmani) dan juga secara optimal.  

Hal ini menjawab pendapat yang selama ini mengemuka bahwa pendidikan  hanya memberi penekanan dan berorientasi  pada “aspek akademik” saja dan tidak mengembangkan aspek sosial, emosi, kreativitas, dan bahkan motorik. Peserta didik hanya dipersiapkan untuk dapat nilai bagus, tetapi mereka tidak dilatih untuk bisa hidup.

"Penguatan pendidikan karakter seyogyanya adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui olah hati, oleh rasa, olah pikir dan olah raga dengan keterlibatan serta kerjasama antar satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang digagas oleh Presiden Joko Widodo yang sekaligus dasar lahirnya Perpres Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter," jelasnya lewat tulisan yang diunggah pada 13 Oktober 2022 itu.

5. Pentingnya peran orangtua menyeimbangkan prestasi dan akhlak anak

5. Penting peran orangtua menyeimbangkan prestasi akhlak anak
Pexels/Vlada

Menyeimbangkan prestasi dan akhlak anak adalah landasan penting dalam membentuk individu yang berkualitas dan berkontribusi positif pada masyarakat. Prestasi akademik yang kuat penting bbisa memberikan anak bekal untuk masa depan mereka, membuka pintu peluang, dan memungkinkan mereka untuk mencapai potensi tertinggi. 

Namun, prestasi akademik saja tidak cukup. Akhlak yang baik dan nilai-nilai moral yang ditanamkan pada anak sejak dini adalah inti dari karakter mereka. Ini membantu anak memahami bagaimana membuat keputusan etis, berinteraksi dengan orang lain dengan hormat, dan berkontribusi pada masyarakat dengan cara yang positif. 

Dengan menyeimbangkan kedua aspek ini, kita tidak hanya menciptakan individu yang cerdas secara intelektual, tetapi juga individu yang berempati, bertanggung jawab, dan memiliki integritas, yang pada akhirnya membentuk masyarakat yang lebih baik dan lebih beradab.

Tidak hanya peran guru di sekolah yang penting dalam pembentukan karakter anak. Orangtua di rumah juga harus bersinergi demikian agar anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya pintar tetapi juga baik dan bermanfaat di masyarakat.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua:

  • Berbicaralah dengan anak secara terbuka dan jujur. Dengarkan pandangan dan perasaannya.
  • Diskusikan nilai-nilai penting seperti kejujuran, empati, dan tanggung jawab.
  • Jadilah teladan yang baik dengan mempraktikkan nilai-nilai moral yang ingin diajarkan kepada anak.
  • Ciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di rumah. Anak yang merasa diterima cenderung berkembang lebih baik dalam hal prestasi dan akhlak.
  • Jangan tekan anak terlalu keras dalam pencapaian akademik. Berikan dukungan dan dorongan daripada tekanan.
  • Berikan pendidikan agama atau moral yang sesuai dengan nilai-nilai keluarga.
  • Sertakan pendidikan karakter dalam pendidikan anak. Ini melibatkan pengajaran nilai-nilai seperti integritas, rasa hormat, dan keberanian.
  • Luangkan waktu berkualitas dengan anak. Ini tidak hanya memperkuat hubungan, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mengajarkan nilai-nilai melalui aktivitas bersama.
  • Pantau dan batasi penggunaan media yang mungkin mempengaruhi perilaku dan nilai-nilai anak.
  • Pilih program TV, film, dan permainan yang sesuai dengan nilai-nilai keluarga.
  • Identifikasi minat dan bakat unik anak dan berikan dukungan untuk mengembangkannya.
  • Ini membantu anak merasa dihargai dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
  • Ajari anak bahwa kebahagiaan dan kepuasan hidup tidak hanya tergantung pada pencapaian akademik atau material, tetapi juga pada perkembangan pribadi dan hubungan sosial.
  • Ajarkan anak untuk bertanggung jawab atas tindakan dan keputusannya.
  • Berikan konsekuensi yang sesuai untuk tindakan yang baik dan buruk.
  • Pujilah prestasi anak , tetapi jangan melebih-lebihkan. Fokuskan pujian pada usaha dan peningkatan yang sesungguhnya.
  • Ikut serta dalam pendidikan anak dengan berkomunikasi dengan guru dan mendukung pendidikannya di sekolah.

Itulah tadi berita mengenai Kepsek SMPN 2 Cimanggu sebut pelaku bullying beprestasi. Pintar memang membanggakan, tetapi alangkah bagus jika anak juga punya kemampuan regulasi emosi yang baik ya!

Baca juga:

The Latest