Menurut Psikolog, Inilah Beda Kompetisi Sehat dan Tidak untuk Anak

Jangan menjebak anak dalam persaingan tidak sehat

6 September 2018

Menurut Psikolog, Inilah Beda Kompetisi Sehat Tidak Anak
Pixabay/niko shogol

Bagi beberapa orangtua, persaingan adalah sikap yang sebaiknya dihindari. Tak hanya dapat membuat anak-anak tertekan untuk menjadi yang terbaik, terkadang persaingan pun diartikan sebagai penyebab stres pada anak ketika hasil yang ia dapatkan tidak sesuai keinginan. 

Namun sebenarnya jika diterapkan secara tepat, ada begitu banyak manfaat dari persaingan. 

Bukan sembarang persaingan, Mama juga perlu mengarahkan persaingan positif pada anak misalnya dengan mengikutsertakannya kompetisi atau lomba.

Para pakar perkembangan anak juga mengatakan bahwa kompetisi yang sehat sangatlah baik untuk perkembangan anak-anak. 

Selain menyiapkan mentalnya untuk menerima kekalahan, ia juga dapat merasakan kebanggaan tersendiri ketika ia menang.

Bukan hanya itu, kompetisi pun diyakini dapat mengembangkan empati dan keuletan anak sejak dini.

"Kompetisi membantu anak-anak belajar bahwa keberhasilan tidak selalu datang dari seseorang yang cerdas dan berbakat, namun lebih kepada mereka yang bekerja keras dan pantang menyerah," ungkap Timothy Gunn, Psy.D., seorang neuropsikolog pediatrik, pemilik Gunn Psychological Services, Inc., di California Selatan, sekaligus juri di acara televisi Child Genius: Battle of the Brightest. 

Timothy Gunn juga menambahkan bahwa anak-anak yang terlibat dalam kompetisi akan mendapatkan keterampilan sosial kritis melalui interaksi dengan anak-anak lain. 

Tak hanya itu, ia juga akan belajar mengenai nilai kerja keras dan pengembangan diri. Dalam hal ini, kompetisi tidak hanya dilakukan secara individu. Anak pun dapat mengikut kompetisi secara berkelompok.

Maka dari itu, menjadi salah satu anggota dari kompetisi kelompok memungkinkan anak untuk menjadi pemain tim yang kooperatif.

"Banyak kompetisi kelompok yang mengajarkan anak untuk dapat memecahkan masalah dalam tim serta membantu mereka agar lebih bijak mengambil keputasan demi kebaikan bersama," jelas Ronda Klosterman, seorang guru pendidikan jasmani di Sekolah Dasar St. Joseph di Long Beach, California.

Mengetahui pentingnya kompetisi dengan cara mengikutsertakan lomba pada anak, berikut Popmama.com telah merangkum 3 fakta penting yang harus Mama ketahui!

1. Tanda-tanda ketika anak berpartisipasi dalam kompetisi yang sehat

1. Tanda-tanda ketika anak berpartisipasi dalam kompetisi sehat
Pxhere/Nikon D3300

Jika anak masuk ke dalam persaingan yang sehat, maka biasanya ia tidak akan membiarkan dirinya untuk melepaskan kesempatan itu kembali.

Ia juga akan meminta untuk turut berpartisipasi kembali dalam kegiatan tersebut. Anak mama juga akan semakin membanggakan ketika ia dapat berlapang dada dan terus berusaha ketika ia kalah.

Sebaliknya, ia juga tidak akan merasa cepat puas dan tidak sombong ketika ia menang. Setelah ia berhasil, ia juga terlihat sangat senang dan puas akan hasil yang telah ia perjuangkan.

Tak hanya sampai di situ, ia juga akan meminta Mama untuk memfasilitasi bakat yang ia miliki agar terasah dengan baik.

2. Tanda-tanda ketika anak terjebak ke dalam kompetisi yang tidak sehat

2. Tanda-tanda ketika anak terjebak ke dalam kompetisi tidak sehat
Flickr.com/cod newsroom

Ketika ia menemukan aroma kecurangan dalam kompetisi yang dijalaninya, maka biasanya ia tak akan tinggal diam begitu saja.

Ia akan seketika berhenti berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Ia juga cenderung sering mencari-cari alasan untuk menghindari aktivitas negatif tersebut.

Bahkan, ia berani berkata jujur dan jelas bahwa ia tidak ingin berpartisipasi kembali dalam kompetisi semacam itu.

Saat trjebak dalam kompetisi yang tidak sehat, ia akan menunjukkan tanda-tanda depresi, kecemasan, kesulitan tidur, atau kehilangan nafsu makan.

Maka dari itu, jika Mama menemukan hal tersebut terjadi pada dirinya, jangan abaikan begitu saja.

Segara hentikan kegiatan tersebut dan alihkan perhatiannya pada kegiatan lain yang lebih positif dan membuatnya berkembang lebih baik.

3. Bagaimana cara mendukung persaingan yang sehat pada anak?

3. Bagaimana cara mendukung persaingan sehat anak
Flickr.com/newsroom

Menerima kegagalan dan tidak berhasil mendapatkan hadiah yang ia impi-impikan tidaklah mudah untuk dilupakan. Namun Mama memiliki kekuatan untuk membantu anak agar dapat berpikir positif mengenai persaingan. 

Sebagai permulaan, Mama dapat menjelaskan padanya bahwa pencapaian bukan hanya sekedar memenangkan kegiatan, namun lebih kepada bagaimana ia dapat belajar dari kegagalan terdahulu agar menjadi lebih baik di kemudian hari. 

"Saya percaya bahwa persaingan yang sehat adalah ketika anak-anak belajar bahwa lawan tersulit mereka tak lain ialah diri mereka sendiri," jelas Dr. Gunn. 

Pasalnya, diri mereka sendirilah yang dapat mengatur apakah ia ingin berusaha keras untuk memenangkan kompetisi tersebut ataukah tidak.

Tugas Mama disini hanyalah mendukung dan memfasilitasi segala kebutuhan yang berhubungan dengan kegiatan positif anak.

Nah, bagaimana dengan Mama sendiri? 

Setelah mengetahui manfaat berlimpah dari mengikutsertakan lomba pada anak, maka sudahkah Mama mendukungnya dengan tepat?

The Latest