Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Ilustrasi terorisme
Freepik

Intinya sih...

  • Kelompok 764 adalah jaringan kriminal ekstremis online global.

  • Kelompok ini memiliki tujuan melakukan tindakan kriminal terhadap anak.

  • Kelompok 764 menggunakan strategi manipulatif dan sistematis untuk mengeksploitasi remaja melalui platform digital.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kelompok teror remaja yang dikenal sebagai 764 kini menjadi perhatian serius di Amerika Serikat. Target mereka adalah anak laki-laki berusia 10-17 tahun, dan FBI menyebut kelompok ini sebagai ancaman yang paling cepat berkembang bagi remaja AS.

Selain itu, aktivitas kriminal daring remaja diperkirakan menghasilkan lebih dari 1 miliar dolar AS per tahun secara global. Ma, Pa, waspada! ada kelompok teror remaja 764 menargetkan anak, berikut fakta yang Popmama.com bagikan selengkapnya.

1. Siapa Kelompok 764?

Freepik

Kelompok 764 adalah jaringan kriminal ekstremis online global yang menargetkan anak-anak dan remaja, terutama laki-laki berusia 10-17 tahun. Anggota kelompok ini memperoleh “status” berdasarkan tingkat kekerasan dan pelecehan yang mereka lakukan terhadap korban.

Menurut FBI (2024), lebih dari 90% korban adalah anak laki-laki, dan hingga akhir 2025, terdapat lebih dari 350 investigasi aktif terhadap kegiatan kelompok ini. Kelompok ini bukan sekadar “anak nakal online”, tapi organisasi kriminal yang terstruktur, menggunakan taktik psikologis untuk memanipulasi, mengancam, dan memeras remaja.

2. Apa yang mereka inginkan dari remaja seluruh dunia?

Freepik

Kelompok 764 memiliki tujuan yang sangat berbahaya: mendorong anak-anak melakukan tindakan kriminal atau merusak diri sendiri. Beberapa aktivitas yang mereka paksa termasuk:

  • Sextortion (pemerasan seksual)

  • Blackmail (pemerasan umum)

  • Tekanan psikologis

  • Ancaman kekerasan

  • Mendorong pikiran atau tindakan bunuh diri

Semua tindakan ini sering direkam untuk dijadikan alat pemerasan atau bukti di dalam kelompok, sehingga anak-anak menjadi korban psikologis dan digital. Ancaman ini sangat nyata dan bisa menimbulkan trauma jangka panjang.

3. Bagaimana pola strategi mereka?

Freepik

Kelompok 764 menggunakan strategi manipulatif dan sistematis untuk mengeksploitasi remaja:

  • Berpura-pura menjadi remaja dan menunjukkan perhatian intens untuk meraih kepercayaan korban.

  • Memaksa korban menyakiti diri sendiri atau orang lain, kemudian merekam aksi tersebut.

  • Mengambil tangkapan layar dan mengancam akan menyebarkan foto atau video.

  • Memaksa korban membagikan kata sandi akun media sosial atau game.

  • Memperluas korban dengan memaksa anak mengajak teman-temannya.

  • Mengisolasi korban secara psikologis, membuat mereka takut, bungkam, dan terkontrol sepenuhnya.

Selain uang, mereka juga mengincar status dalam kelompok, jumlah korban, dan pengaruh psikologis. Ini menunjukkan bahwa kelompok ini tidak sekadar mencari keuntungan finansial, tapi juga mengukuhkan kekuasaan mereka atas korban.

4. Waspada! Mereka berkeliaran di social media

Freepik/DC Studio

Kelompok 764 memanfaatkan berbagai platform digital untuk mendekati targetnya, karena anak-anak sering aktif di media sosial dan game online.

  • Instagram: Direct message dan akun palsu untuk memulai kontak.

  • Snapchat: Fitur “Tambah Cepat” dan Snap Map digunakan untuk melacak lokasi.

  • TikTok: Memanfaatkan aktivitas anak di aplikasi dan DM untuk pendekatan intensif.

  • Roblox, Discord, Fortnite, VR games: Interaksi dalam game digunakan untuk manipulasi dan isolasi sosial.

  • WhatsApp & Telegram: Digunakan untuk tekanan emosional dan intimidasi cepat.

Memahami platform ini membantu orang tua memonitor aktivitas anak tanpa melanggar privasi, sekaligus menyiapkan edukasi keamanan digital.

5. Orangtua segera lakukan langkah pencegahan

Freepik

Melindungi anak dari kelompok seperti 764 memerlukan komunikasi terbuka dan tindakan preventif:

  • Beritahu anak tentang keberadaan kelompok ini dan bahaya yang mereka timbulkan.

  • Ingatkan anak bahwa mereka tidak bersalah jika diincar dan bahwa menghadapi ancaman online tidak sebanding dengan keselamatan mereka.

  • Tindak cepat jika terancam: hentikan interaksi, blokir akun, dan laporkan ke platform atau pihak berwenang.

  • Bangun kepercayaan dan komunikasi rutin: anak harus merasa nyaman berbagi pengalaman online dengan orang tua.

  • Ajarkan anak untuk selalu mencari bantuan dari orang dewasa yang dipercaya, termasuk guru, polisi, atau hotline resmi.

6. Fakta penting lain yang harus diketahui

Freepik/rawpixel.com

Perhatikan hal-hal berikut ini ya Ma, Pa!

  • Sextortion adalah kejahatan digital yang paling cepat berkembang terhadap remaja AS, meningkat lebih dari 1000%.

  • Pemerasan seksual terhadap anak meningkat 10 kali lebih cepat dibanding pemerasan umum.

  • Aktivitas pemerasan daring remaja diperkirakan lebih dari 1 miliar dolar AS per tahun secara global.

  • CDC melaporkan peningkatan bunuh diri remaja sebesar 60% selama dekade terakhir.

Kasus di Amerika menunjukkan bahwa kejahatan digital terhadap anak adalah nyata dan mengancam, bukan sekadar isu online biasa. Orangtua harus proaktif, edukatif dalam mendampingi anak dalam dunia digital dan waspada! ada kelompok teror remaja 764 menargetkan anak.

Editorial Team