5 Hal Tentang Percaya Diri di Situasi Sosial untuk Diajarkan ke Anak

Yuk, ajarkan anak percaya diri tanpa merendahkan orang lain

27 April 2023

5 Hal Tentang Percaya Diri Situasi Sosial Diajarkan ke Anak
Freepik

Memiliki rasa percaya diri adalah hal yang penting untuk ditanamkan sejak dini pada anak. Dengan rasa percaya diri, anak akan lebih berani menghadapi tantangan dan juga menunjukkan kemampuannya secara optimal.

Anak yang sejak dini memiliki rasa kepercayaan diri yang baik umumnya akan lebih sukses kariernya di masa depan, walaupun percaya diri bukanlah faktor utamanya. 

Namun, seperti petuah bijak berkata bahwa segala sesuatu yang berlebihan tidak baik, begitu pula dengan rasa percaya diri. Anak yang terlalu percaya diri mungkin terkadang terdengar terlalu mengunggulkan dirinya dan kurang empati dengan orang lain. 

Agar hal ini tidak terjadi, berikut ini Popmama.com merangkum 5 hal yang bisa Mama ajarkan ke anak mengenai kepercayaan diri di situasi sosial:

1. Tidak berbohong tentang prestasi yang diraih

1. Tidak berbohong tentang prestasi diraih
Freepik

Di kehidupan orang dewasa, mungkin mama pernah mendengar orang-orang yang selalu bercerita mengenai betapa sukses atau betapa bahagianya mereka. Dalam setiap kesempatan, orang-orang yang sangat percaya diri seperti ini mengulang-ulang kisah sukses hidup mereka. 

Jika sekali-dua kali dilakukan, itu adalah hal wajar. Tetapi jika terus-menerus membanggakan diri, atau bahkan berbohong mengenai prestasi yang sebenarnya tidak pernah diraih, tak menutup kemungkinan justru orang lain akan merasa risih.

Mama dapat mengajarkan pada anak bahwa berbohong mengenai prestasi dan terus-menerus menceritakan kisah sukses justru menunjukkan bahwa seseorang tidak percaya diri karena ia memiliki kebutuhan yang kuat untuk mencari kekaguman dan validasi dari orang lain.

Alih-alih berbohong, orang yang benar-benar percaya diri lebih suka menghabiskan energi untuk menjalani pencapaian besar mereka daripada membicarakannya. Jika seseorang benar-benar hebat, bahkan mereka tidak perlu memberitahu orang lain, tetapi orang lain yang akan mengakui dengan sendirinya.

Editors' Pick

2. Tidak memonopoli pembicaraan

2. Tidak memonopoli pembicaraan
Pexels/Ron Lach

Salah satu ciri orang yang benar-benar percaya diri adalah tahu kapan saatnya bicara, tahu kapan saatnya diam. Alih-alih memonopoli pembicaraan atau terus mengalihkan topik ke diri mereka sendiri, orang yang percaya diri akan memberi ruang bagi orang lain untuk berbicara.

Mama dapat memberikan pengertian kepada anak bahwa orang yang percaya diri sesungguhnya sudah merasa aman dalam diri mereka sendiri sehingga mereka tidak perlu menjadi pusat perhatian dalam percakapan setiap saat. Mereka juga tidak takut akan pendapat atau keahlian orang lain akan 'mengalahkan' mereka.

Sebaliknya, orang yang benar-benar percaya terhadap dirinya sendiri punya pikiran yang terbuka dan punya rasa ingin tahu yang tinggi.

3. Tidak menyalahkan orang lain untuk terlihat benar

3. Tidak menyalahkan orang lain terlihat benar
Pexels/RODNAE Productions

Anak-anak yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi jika tidak diarahkan dengan benar  bisa tumbuh menjadi pribadi yang egois dan arogan. Contohnya mereka sangat cepat mengambil kesempatan untuk menyalahkan orang lain dan memperbaiki kesalahan orang lain, entah itu dengan tujuan yang baik atau untuk terlihat paling benar.

Mama dapat mengajarkan pada anak bahwa ini bukanlah tindakan orang yang benar-benar percaya diri. Menyalahkan orang lain untuk terlihat pintar atau terlihat benar justru menunjukkan rasa ketidakamanan terhadap diri sendiri. 

Berikan pemahaman kepada anak bahwa penting untuk mendengarkan dengan pikiran terbuka dan menghormati hak setiap orang untuk membagikan apa yang mereka pikirkan. 

4. Tidak berbicara terlalu cepat

4. Tidak berbicara terlalu cepat
Freepik/freepik

Berbicara terlalu cepat bisa menjadi pertanda seseorang tidak benar-benar percaya diri. Hal ini dikarenakan mereka berusaha menarik perhatian orang lain dan khawatir orang lain tidak mendengarkan apa yang mereka katakan.

Ajarkan pada anak bagaimana cara berbicara yang menarik, dengan intonasi dan kecepatan yang dapat disimak oleh orang lain. 

Anak juga perlu tahu bahwa jika mereka benar-benar percaya diri, mereka sudah tahu apa yang mereka katakan itu bernilai sehingga orang lain akan mendengarkan apa yang mereka katakan. Dan bahkan jika orang lain tidak mendengarkan, mereka tidak buru-buru marah. 

Beberapa orang memang tidak dapat menangkap sesuatu yang berharga, bukan topik yang menarik bagi mereka, atau itu bukan saat yang tepat bagi orang lain untuk mendengarnya. Dan itu tidak apa-apa.

Orang yang percaya diri tahu bahwa hal ini sangat mungkin terjadi dalam interaksi sosial. Namun, jangan sampai hal ini mengurangi nilai pemikiran dan rasa percaya diri mereka

5. Tidak takut melakukan kontak mata

5. Tidak takut melakukan kontak mata
Pexels/Ron Lach

Kontak mata dapat mengungkapkan banyak hal tentang kepercayaan diri seseorang. 

Anak yang pemalu mudah diidentifikasi sebagai anak yang selalu menunduk atau memalingkan muka dari lawan bicaranya. Sebaliknya, anak yang percaya diri tidak takut untuk menatap langsung ke mata lawan bicaranya. 

Mungkin hal ini tidak nyaman bagi sebagian orang, tetapi mama bisa mengajarkan anak menjadi lebih percaya diri di lingkungan sosial dengan membiasakan diri lebih berani menatap lawan bicaranya. 

Dengan tidak takut melakukan kontak mata dengan lawan bicara, menunjukkan rasa percaya diri anak dan juga menghargai orang yang sedang berbicara dengannya. 

Demikianlah 5 hal yang bisa mama ajarkan ke anak mengenai kepercayaan diri di situasi sosial. Semoga artikel ini dapat menginspirasi mama dalam membina kepercayaan diri anak sejak dini ya.

Baca juga:

The Latest