Setiap anak akan melewati fase kehidupan, yakni menjadi remaja dan dewasa. Perubahan yang paling terasa dan paling berat adalah peralihan masa kanak-kanak ke tahap remaja. Dari yang sebelumnya anak bergantung seratus persen ke Mama dan Papa menjadi mandiri tanpa bantuan orangtua.
Dikutip dari unggahan Instagram @parentingtalk, Vera Itabiliana Hadiwidjojo sebagai Psikolog Anak dan Keluarga mengatakan sebelum usia 20 tahun segala keputusan anak masih dipengaruhi oleh emosi. Jadi, wajar jika remaja kerap dibilang sering galau dan bawa perasaan (baper).
Lantas orangtua sebisa mungkin menjaga pola komunikasi dengan si Anak. Jadi, Mama tidak terkesan sangat ingin tahu kehidupan anak karena sudah mengikuti kabar anak dengan menjalin komunikasi dua arah yang apik. Usahakan gaya komunikasi tidak terkesan seperti interogasi yang membuat anak tidak nyaman.
Menurut Vera ada batasan privasi remaja yang perlu orangtua hargai. Apa saja? Simak ulasan Popmama.com di bawah ini.
