Cinta Ditolak, Siswi SMP di Riau Dibunuh dan Dirudapaksa oleh Senior

Naas, korban ditemukan tidak bernyawa tidak jauh dari sekolah

5 September 2023

Cinta Ditolak, Siswi SMP Riau Dibunuh Dirudapaksa oleh Senior
Freepik/varnava_photos
Ilustrasi

Memiliki anak remaja kini menjadi perhatian tersendiri bagi orangtua. Pasalnya, semakin hari semakin banyak kasus pembunuhan yang dilakukan dan memakan korban anak di bawah umur.

Perkara cinta ditolak, seorang siswa kelas 2 SMP tega membunuh dan rudapaksa adik kelasnya. Kejadian ini terbongkar setelah LS (13) tak kunjung pulang hingga larut malam. Sang Mama pun melaporkan hal ini kepada pihak berwajib.

Naas, anak kesayangannya telah ditemukan tidak bernyawa di lokasi yang tak jauh dari sekolah. Seperti apa kronologi cinta ditolak, siswi SMP di Riau dibunuh dan dirudapaksa oleh senior? Popmama.com telah merangkumnya untuk Mama.

Kronologi Kasus Pembunuhan oleh Senior

Kronologi Kasus Pembunuhan oleh Senior
Freepik/tiko33
Ilustrasi

LS ditemukan tak bernyawa pada Sabtu (2/9/2023) di semak-semak jalan lintas Duri dekat pintu tol Balai Raja, Kelurahan Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Pencarian LS dimulai sejak sang Mama melaporkan anaknya yang tak kunjung pulang hingga larut malam. Setelah laporan diberikan ke pihak kepolisian, pencarian pun dilakukan bersama warga sekitar di jalan sepanjang sekolah menuju rumah korban.

Lokasi penemuan jasad LS tak jauh dari pinggir jalan, yaitu hanya berjarak kurang lebih lima meter. Remaja ABG ini ditemukan masih memakai seragam dan ditemukan pula tas ransel milik LS.

Tak jauh dari jasad LS, polisi mengamankan barang bukti berupa kayu bulat yang tertancap dan berlumuran darah. Sebuah bambu panjang juga ditemukan di atas tubuh LS.

Setelah dilakukan penyelidikan, polisi menetapkan APS (14) yang merupakan seniornya di sekolah sebagai pelaku pembunuhan.

Cinta Ditolak dan Nafsu Terhadap Pelaku Menjadi Motif Pembunuhan

Cinta Ditolak Nafsu Terhadap Pelaku Menjadi Motif Pembunuhan
Freepik

APS yang ditetapkan sebagai tersangka diamankan di rumahnya pada Minggu (3/9/2023). Kapolres Bengkalis AKBP Setyo Bimo Anggoro mengungkapkan motif pembunuhan yang dilakukan oleh remaja ini.

“Dari keterangan tersangka, dia melakukan perbuatan tersebut karena nafsu terhadap korban saat melihat korban pulang sekolah. Jadi, mengaku spontan melakukan tindakan tersebut,” ungkap AKBP Setyo.

Lebih lanjut, AKBP Setyo pun mengungkapkan bahwa korban dicekik dan diseret ke semak-semak sebelum pelaku melakukan aksinya. Pelaku menghantam kepala dan tubuh korban hingga tak berdaya.

“Motif pembunuhan diduga karena rasa suka dari pelaku namun ditolak korban. Korban juga diduga dicabuli oleh pelaku,” ucap AKBP Setyo.

Dijelaskan lebih lanjut, setelah melakukan perbuatan keji ini, pelaku pulang ke rumah dan membersihkan jejak darah yang tertinggal di bajunya.

“Setelah melakukan perbuatan itu, pelaku menyetubuhi korban dalam keadaan bersimbah darah. Setelah itu, pelaku langsung pulang mencuci baju dan celana pelaku yang terkena darah dari korban,” pungkas AKBP Setyo.

Saat ini, pelaku telah diamankan di Polsek Pinggir, Bengkalis, Riau.

Tips Komunikasi dengan Anak Remaja yang Mulai Mengenal Cinta

Tips Komunikasi Anak Remaja Mulai Mengenal Cinta
Freepik/tirachardz

Mama, orangtua mana yang tidak was-was mendengar semakin banyaknya kasus pembunuhan yang dilakukan dan menimpa anak di bawah usia. Tidak sedikit yang menjadikan asmara sebagai motif perbuatannya.

Anak remaja yang mulai mengenal cinta dan berani menyatakan ketertarikan terhadap lawan jenis seharusnya bisa terbuka dengan kedua orangtuanya.

Alih-alih terkejut, Mama dan Papa justru harus memberikan rasa aman dan nyaman untuk anak bercerita tentang perasaannya. Berikut beberapa tips untuk berkomunikasi dengan anak remaja yang mulai mengenal cinta.

Editors' Pick

1. Tidak memberikan respon berlebihan dan memarahi si Kecil

1. Tidak memberikan respon berlebihan memarahi si Kecil
Unsplash/Ben White

Respon terbaik yang bisa diberikan orangtua saat anak mulai menyukai lawan jenis adalah tetap tenang dan mendengarkan cerita dengan seksama.

Perlu ditanamkan di pikiran, bahwa jika orangtua memarahi dan memberikan respon berlebihan, anak remaja bisa saja marah dan enggan bercerita lagi dengan Mama dan Papa.

Rangkul si Kecil, dan cari tahu emosi seperti apa yang ia rasakan. Siapa yang menjadi orang yang ia kagumi, serta sudah seperti apa hubungan keduanya.

2. Bekali anak dengan sex education sejak usia dini

2. Bekali anak sex education sejak usia dini
Pexels/Max Fischer

Sex education tak melulu soal reproduksi atau pernikahan ya, Ma.

Bagaimana si Kecil mengaktualisasi diri dan kemampuan si Kecil menjelaskan ketertarikan dalam lawan jenis juga termasuk dalam sex education yang harus diajarkan. Orangtua seharusnya pun tidak tabu untuk mengajarkan ini kepada anak sejak kecil.

Dengan begitu, si Kecil memiliki karakter yang kuat sebelum merasakan ketertarikan terhadap lawan jenis.

3. Jelaskan untung dan rugi berpacaran di usia remaja

3. Jelaskan untung rugi berpacaran usia remaja
Pexels/Tan Danh

Bicaralah sebagai temannya, dengan tidak menghakimi namun tetap memberikan rasa nyaman dan aman untuk si Kecil bercerita.

Anak yang merasakan ketertarikan dengan lawan jenis saat masih remaja tentu hanya merasakan manisnya saja. Mama dan Papa harus memberikan sudut pandang dari dua arah secara seimbang.

Agar, ia mengerti konsekuensi yang akan diterima jika menjalani hubungan pacaran di usianya yang masih remaja.

4. Perhatikan media sosial si Kecil

4. Perhatikan media sosial si Kecil
Freepik/Pikisuperstar

Bukan lagi rahasia, jika media sosial mampu memberikan berbagai informasi yang kadang belum sesuai dengan usia si Kecil.

Ada baiknya, jika Mama dan Papa membuat perjanjian dengan si Kecil tentang bagaimana ia memainkan media sosialnya. Serta, ungkapkan secara terbuka bahwa Mama dan Papa akan memantau media sosial yang dimiliki si Kecil.

5. Punya waktu curhat dengan anak

5. Pu waktu curhat anak
Pexels/Tima Miroshnichenko

Di tengah kesibukan yang padat, peran orangtua harus tetap berjalan. Sadar bahwa waktu yang berkualitas menjadi sesuatu yang penting, maka Mama dan Papa harus mulai memiliki jadwal untuk sesi curhat bersama anak.

Berikan waktu, telinga, dan nasihat sebagai orangtua dengan mendengar semua cerita dan keluh kesah si Kecil, agar ia pun tumbuh dengan perhatian penuh dari kedua orangtuanya.

Fase anak menyukai lawan jenis mungkin menjadi fase yang berat dan penuh rasa was-was. Maka, sudah sepatutnya orangtua memberikan pengawasan, namun tanpa mengekang si Kecil untuk tumbuh sebagaimana mestinya.

Komunikasi yang sehat, terbuka dan jujur perlu diterapkan sejak dini agar memudahkan berbagai macam fase yang akan dijalani si Kecil. Semoga artikel ini bermanfaat.

Baca juga:

The Latest