Habis gelap terbitlah terang. Kata-kata ini menjadi identik dengan sosok pahlawan nasional Kartini. Bukan tanpa alasan kata-kata tersebut menjadi banyak pembicaraan, ini merupakan salah satu buku tulisan Kartini mengenai emansipasi perempuan.
Selama masa hidupnya, Kartini diketahui selalu berkomunikasi dengan sahabat penanya yang berada di Eropa melalui surat. Kartini pun bercerita tentang keinginannya seperti kaum perempuan Eropa dan terlepas dari penderitaan di masa itu.
Sepeninggalan Kartini, J.H. Abendanon yang merupakan Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda mengumpulkan seluruh surat dari Kartini dan membuatnya menjadi sebuah buku berjudul Door Duisternis tot Licht yang artinya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya" pada tahun 1911.
Di tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkan buku tersebut dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn Pane, yang merupakan sastrawan Pujangga Baru.
Tulisan-tulisan Kartini sangat menarik perhatian masyarakat Belanda.Pemikiran Kartini pun mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Itulah yang memulai kesetaraan gender pada perempuan sudah tak dianggap tabu lagi.
Jadi, meskipun Kartini sudah meninggal dunia, namanya sampai saat ini tetap diapresiasi sebagai tokoh perempuan nasional yang berjuang dalam emansipasi perempuan. Tak heran banyak orang yang mengagumi pengorbanannya.
Untuk menyambut hari Kartini, Mama bisa mengajarkan pada anak untuk selalu mengingat jasa beliau yang sudah berjuang dalam emansipasi perempuan.
Sehingga anak bisa belajar mengharagi sesama dan mengetahui bahwa kita semua memiliki hak yang sama tanpa membedakan gender.
Itulah sejarah Hari Kartini yang bisa diceritakan kepada anak. Semoga dengan menghargai perjuangan R.A Kartini, anak bisa memiliki jiwa yang tangguh dan kualitas yang baik.