5 Perlengkapan Ibadah dalam Gereja yang Perlu Anak Ketahui

Roti Hosti dikatikan dengan Perjamuan Kudus, Perjamuan Suci, Perjamuan Paskah, atau Ekaristi. Menurut beberapa kitab dalam Perjanjian Baru, Perjamuan Kudus ini memperingati Perjamuan Malam Terakhir Tuhan Yesus sebelum disalibkan.

Kata "Hosti" sendiri diserap oleh bahasa Belanda "Hostie", yang berasal dari Bahasa Latin "Hostia"  yang bermakna "kurban". Dalam teologi Kristen, kurban yang dilakukan Yesus Kristus mengakhiri kebutuhan akan kurban hewan yang lazim dilakukan sebelumnya.

Roti Hosti ini berbentuk bundar, putih, dan pipih, yang digunakan dengan Perjamuan Kudus sebagai lambang dari tubuh Yesus. Namun, untuk mengikuti Perjamuan Kudus ini, anak diwajibkan untuk mengikuti Sidi atau Katekisasi sebagai pengakuan Iman.

Selain Roti Hosti, anggur juga selalu dikaitkan dengan Perjamuan Kudus, Perjamuan Suci, Perjamuan Paskah, atau Ekaristi. Anggur melambangkan darah Yesus Kristus yang ditumpahkan untuk menyucikan dosa-dosa manusia.

Darah tersebut ditumpahkan dari tubuh Yesus yang disalibkan sebagai pengampunan atau penghapusan dosa seluruh manusia. Sama seperti Roti Hosti, anggur ini hanya didapatkan setelah anak mengikuti peneguhan Sidi yang merupakan bagian dari pengakuan Iman dalam Gereja Protestan.

Selanjutnya adalah Kantong Persembahan, Kantong Kolekte, atau Pundi Persembahan Kolekte yang merupakan bagian dari persembahan jemaat Gereja kepada Tuhan dalam kebaktian atau misa. Dalam beberapa gereja seringkali terdapat edaran Kantong Kolekte dengan warna yang berbeda-beda.

Hal tersebut dimaksudkan untuk membedakan penggunaan atau peruntukan uang persembahan yang diberikan. Seperti pembangunan Gereja, Persembahan umum, untuk persepuluhan, dan beberapa penggunaan lainnya.

Selain penggunaan kantong atau amplop khusus, beberapa Gereja juga menggunakan kotak persembahan yang umumnya diletakkan di depan jemaat.

Di Gereja, menyanyi dianggap sebagai unsur ibadah atau apresiasi yang paling ekspresif untuk menyatakan iman, isi hati, dan perasaaan. Melalui nyanyian, jemaat dapat mengungkapkan kesiapannya menghadap Tuhan, memohon kehadiran Tuhan, mengaku dosa, memohon pengampunan, mengucap syukur, dan memohon berkat Tuhan.

Nyanyian-nyanyian tersebut dikumpulkan dalam sebuah buku yang bernama Kidung Jemaat. Kidung Jemaat merupakan sebuah buku himne yang digunakan dalam setiap kebaktian gereja di Indonesia. Di dalam Kidung Jemaat terdapat lagu yang berjumlah 478.

Kidung Jemaat disusun dan diterbitkan oleh Yayasan Musik Gereja di Indonesia, sebelumnya Kidung Jemaat diterbitkan oleh Badan Penerbit Kristen (BPK) Gunung Mulia di tahun 1986.

Sebelum masuk ke dalam Gereja, biasanya Mama akan dibagikan buku Liturgi atau tata ibadah dan warta jemaat. Liturgi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ibadah.

Liturgi berisi tentang Pendeta, Majelis, Penatua atau Diaken, serta Kidung Jemaat.

Dalam susunan tata ibadah Protestan untuk Kebaktian terdapat beberapa unsur, yaitu:

• Menghadap Allah, Perarakan Pendeta, Majelis, dan Diaken dari ruang Konsistori diiringi Kidung Menghadap Allah.
• Votum, Salam, dan Nats Introitus disambungi Nyanyian tema Ibadah
• Pengakuan Dosa, Kyrie, Penyampaian Berita Anugerah, dan Gloria
• Pemberitaan Firman Allah
• Doa Epiklesis
• Bacaan-bacaan Alkitab
• Khotbah
• Nyanyian Tanggapan Firman
• Pengakuan Iman Rasuli
• Liturgi Persembahan dan Doa Syafaat
• Liturgi Pengutusan dan Berkat

Nah itulah 5 perlengkapan ibadah di Gereja yang perlu anak ketahui, agar nantinya anak tidak bingung lagi saat ibadah di Gereja dan tidak ragu saat menjelaskannya kepada teman atau orang lain. Semoga informasinya bermanfaat Ma!