Anak Mudah Menyalahkan Dirinya Sendiri, Ketahui Penyebabnya!

Mendapatkan pengalaman buruk, anak bisa terus-menerus menganggap dirinya bersalah lho, Ma!

17 Februari 2023

Anak Mudah Menyalahkan Diri Sendiri, Ketahui Penyebabnya
Pexels/Pavel Danilyuk

Setiap anak pastinya memiliki cara berpikir yang berbeda dari kebanyakan orang dewasa. Biasanya, cara berpikir anak didasari oleh sesuatu hal dari apa yang ia dengar dan lihat secara langsung.

Apalagi diketahui bahwa anak merupakan peniru yang handal dalam mencontohkan sesuatu, sehingga orangtua dan orang-orang yang berada di sekitar anak perlu berhati-hati dalam bersikap dan berucap. 

Tak sedikit juga pengalaman kurang mengenakan yang diterima oleh anak, hal itu justru bisa membuatnya menjadi pribadi yang lebih tertutup, lho. 

Bukan tak mungkin, apabila anak akan lebih mudah menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian buruk yang dialaminya, biasanya hal ini disebabkan oleh beberapa alasan tertentu yang mendasarinya.

Adapun perilaku menyalahkan diri sendiri atau disebut juga self-blame adalah suatu kondisi siksaan emosional yang dilakukan seseorang terhadap dirinya sendiri. 

Apabila tidak segera diatasi, perilaku ini bisa menjadi salah satu hal yang dilakukan secara tidak sadar oleh anak-anak ketika sedang menghadapi berbagai kejadian.

Bahkan, saat anak tidak sepenuhnya terlibat dalam masalah yang muncul. Kebiasaan yang terus-menerus menyalahkan diri sendiri bisa menyebabkan munculnya rasa insecure yang dapat berdampak pada tumbuhnya potensi diri anak.

Adapun kasus yang lebih parah, kebiasaan ini juga bisa berakibat pada masalah kesehatan mental anak. 

Berikut Popmama.com telah rangkum informasi penyebab anak mudah menyalahkan dirinya sendiri. Ketahui berbagai penyebabnya agar Mama dan Papa bisa menghindarinya. 

Yuk, simak penjelasannya!

1. Anak berasal dari keluarga broken home

1. Anak berasal dari keluarga broken home
Pexels/cottonbro studio

Rasanya memang tidak mudah menjadi seseorang yang menjalani hidup sebagai anak yang berasal dari keluarga broken home.

Mengacu pada faktanya, semua anak pasti sangat menginginkan memiliki sebuah keluarga yang bahagia, harmonis, dan keadaan yang baik-baik saja, namun pada kenyataannya tidak semudah seperti apa dibayangkan. 

Biasanya, anak-anak yang memiliki latar belakang keluarga broken home tentunya memiliki ketakutan tersendiri atas rusaknya keharmonisan rumah tangga orangtuanya.

Hal ini dapat berdampak pada mereka yang jadi lebih mudah menyalahkan dirinya sendiri apabila mengingat kejadian tersebut.

Editors' Pick

2. Kekerasan seksual atau fisik yang pernah dialami anak

2. Kekerasan seksual atau fisik pernah dialami anak
Pexels/Monstera

Salah satu akar utama yang dapat merusak mental anak adalah kekerasan fisik dan pelecehan seksual. Tak sedikit juga anak bisa mengungkapkan perasaannya pada orangtua setelah mengalami kejadian buruk yang diperolehnya. 

Semestinya, para orangtua perlu ekstra cermat dalam melihat hal ini dan merasa peka terhadap tindakan anak yang tak seperti biasanya. Sebab, semua anak juga berpotensi dapat mengalami hal serupa.

Perlu diketahui bahwa kekerasan fisik yang dialami anak bukan hanya akan membekas pada fisiknya saja, melainkan juga pada mentalnya, Ma. 

Apalagi kalau anak sampai memperoleh pelecehan seksual, maka nantinya mereka akan lebih sulit dalam melupakan memori buruk tersebut. Sehingga hal ini akan memicu anak terus menerus menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian buruk yang dialaminya. 

3. Ketidakmampuan anak mengontrol emosi

3. Ketidakmampuan anak mengontrol emosi
Pexels/Keira Burton

Temperamen merupakan salah satu karakter buruk yang dapat dimiliki oleh siapa pun. Pada kenyataannya bukan hanya orang dewasa saja yang memiliki karakter temperamen, Ma melainkan anak-anak pun juga memiliki hal yang serupa. 

Sebenarnya para orangtua bisa mengetahui temperamental yang dimiliki anak dari caranya mereka ketika mengelola emosi, baik pada saat ia berbicara ataupun berperilaku.

Selain itu, kurangnya kemampuan seorang anak dalam mengendalikan emosinya dengan baik dapat membuatnya meledak sewaktu-waktu.

Hal ini tentu saja bisa membuat anak jadi lebih mudah menyalahkan dirinya sendiri, sehingga mereka juga bisa berpotensi untuk melakukan sesuatu yang tidak-tidak, lho, Ma. 

Kebanyakan memang terdapat penyebab serius dari adanya kebiasaan anak dalam menyalahkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, para orangtua perlu penuh perhatian dalam menjaga kondisi mental anak dalam situasi apapun.  

4. Rasa stres yang diperolehnya berujung depresi

4. Rasa stres diperoleh berujung depresi
Pexels/Mikhail Nilov

Setiap orang tentunya memiliki risiko stres dan depresi, namun, bukan hanya pada orang dewasa saja. Nyatanya, anak-anak pun juga berpotensi memiliki risiko yang serupa. 

Hal ini perlu diwaspadai oleh para orangtua supaya anak-anak tidak terus menerus merasakan stress yang berlebih. 

Adapun berbagai penyebab yang bisa menimbulkan risiko stres pada anak, mulai dari masalah pribadi, sekolah, pertemanan, dan masih banyak lagi. Apabila stres tidak dikelola dengan baik justru sewaktu-waktu dapat menjadi bom waktu bagi anak, lho.

Tak menutup kemungkinan jika hal tersebut akan menyebabkan anak cenderung menyalahkan dirinya sendiri, hingga pada akhirnya dapat berujung depresi yang lebih buruk. 

5. Tidak mendapatkan perhatian dari orangtuanya

5. Tidak mendapatkan perhatian dari orangtuanya
Pexels/Kampus Production

Semua orangtua tentunya menyadari bahwa dengan memiliki anak butuh rasa tanggung jawab yang besar dalam mendidiknya. 

Namun, tanggung jawab tersebut bukan hanya sekadar mengenai soal pemenuhan materinya semata. Justru anak membutuhkan hal sederhana yang bisa membuatnya merasa diperhatikan oleh kedua orangtuanya. 

Hal-hal sederhana tersebut yang semestinya dipenuhi oleh orangtua pada anak-anaknya melalui berbagai cara perhatian yang sesuai dengan karakter anak.

Justru pada anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian dari orangtuanya, mereka akan bertanya-tanya terhadap situasi yang tengah dihadapinya kelak.

Hal ini bisa berdampak pada anak yang dapat membuat mereka jadi menyalahkan diri sendiri atas apa yang telah terjadi. 

Nah itulah beberapa alasan penyebab anak mudah menyalahkan dirinya sendiri, Ma. Perlu diingat bahwa setiap orangtua perlu berhati-hati dalam berucap dan bentindak kepada anak, sebab lingkungan utama yang membentuk karakter seseorang adalah keluarga.

Dengan demikian, pola asuh orangtua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak dan pembentukan karakter sampai mereka tumbuh dewasa. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk Anak, Mama, dan Papa.

Baca juga:

The Latest