Beritahu Anak Tentang Arti, Jenis-jenis, dan Ciri-Ciri Cerita Fiksi

Cerita fiksi sangat sulit dicari kebenarannya karena bersifat imajinatif

30 Juli 2022

Beritahu Anak Tentang Arti, Jenis-jenis, Ciri-Ciri Cerita Fiksi
Freepik

Cerita fiksi merupakan cerita yang sering sekali didengar atau dibaca oleh hampir semua kalangan, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Cerita fiksi tidak hanya dalam bentuk cerita novel saja, tetapi juga berupa cerpen (cerita pendek), fabel, atau dongeng.

Dari jenis karya tersebut, keempat cerita fiksi masuk ke dalam salah satu materi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Karena dikemas menjadi sebuah cerita yang menarik, sangat wajar kalau anak mama, bahkan Mama sendiri menyukai cerita-cerita fiksi yang beredar.

Nah, agar anak mama bisa memahami lebih dalam apa itu cerita fiksi, berikut Popmama.com rangkumkan informasi tentang arti, jenis-jenis, dan ciri-ciri cerita fiksi. Disimak sampai akhir ya!

1. Apa arti cerita fiksi?

1. Apa arti cerita fiksi
Freepik/pressfoto

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerita adalah karangan atau tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal, baik peristiwa, kejadian, perbuatan, atau pengalaman. Sedangkan arti fiksi dalam KBBI adalah rekaan (roman, novel, dan sebagainya, khayalan atau pernyataan yang tidak berdasarkan kenyataan.

Dengan demikian, cerita fiksi dapat diartikan sebagai sebuah karangan atau tuturan yang menceritakan terjadinya peristiwa atau kejadian berdasarkan khayalan atau pikiran.

Sementara itu, dilansir dari The American College Dictionary, cerita fiksi merupakan cabang sastra yang memuat narasi imajinatif, khususnya dalam bentuk prosa, seperti cerpen, dongeng, hingga novel.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa cerita fiksi adalah cerita yang dibuat oleh pengarang berdasarkan khayalan atau dunia rekaan pengarang.

Editors' Pick

2. Unsur-unsur yang terdapat dalam cerita fiksi

2. Unsur-unsur terdapat dalam cerita fiksi
Freepik/pvproductions

Mungkin Mama atau anak mama masih bingung mengenai apa saja unsur-unsur yang membangun cerita fiksi. Sama seperti jenis cerita pada umumnya, cerita fiksi juga memiliki dua unsur, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Berikut ini adalah unsur-unsur cerita fiksi yang perlu diketahui.

1. Unsur intrinsik meliputi tema, plot atau alur, tokoh, latar, konflik, klimaks, amanat, penokohan, dan sudut pandang. Berikut penjelasannya.

  • Tema merupakan ide pokok persoalan yang dapat menopang seluruh isi cerita fiksi. Biasanya tema sering kali diambil dari konflik kehidupan.
  • Plot atau alur, yaitu gambaran dari keseluruhan rangkaian cerita fiksi itu sendiri. Alur terbagi menjadi tiga, yakni alur maju, alur mundur, dan alur maju-mundur. Penyelesaian alur dapat berupa alur klimaks dan alur anti klimaks.
  • Tokoh adalah pelaku yang bertugas menghidupkan cerita fiksi. Tokoh dapat meliputi tokoh utama (protagonis), tokoh lawan (antagonis), dan tokoh penengah. Selain itu, tokoh juga bisa berupa binatang.
  • Latar dalam sebuah cerita merupakan keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam cerita fiksi.
  • Konflik merupakan suatu permasalahan yang terjadi atau puncak dari sebuah cerita fiksi. Tujuannya adalah untuk membangkitkan emosi para pembaca.
  • Klimaks adalah titik puncak konflik yang terdapat dalam cerita fiksi.
  • Penokohan, yaitu cara pengarang dalam menampilkan tokoh pada cerita fiksi tersebut dan bagaimana karakter tokoh-tokoh tersebut. Biasanya, dalam penokohan, watak atau karakter seorang tokoh dapat dilihat dari tiga segi, yakni dialog tokoh, penjelasan tokoh, dan penggambaran fisik.
  • Sudut pandang merupakan hal yang menjadi dasar tema dan tujuan dari penulisan cerita fiksi tersebut. Biasanya, berupa gaya orang pertama tokoh utama ataupun gaya orang ketiga yang serba tahu.

2. Unsur ekstrinsik yang terdapat dalam sebuah cerita fiksi adalah sebagai berikut.

  • Nilai atau norma di masyarakat yang meliputi keyakinan, peraturan, norma yang berlaku, dan lain sebagainya.
  • Pandangan hidup keseluruhan yang akan memengaruhi karya yang ditulis.
  • Psikologi, baik yang berupa psikologi pengarang, seperti ekonomi, politik, dan sosial juga akan mempengaruhi karya sastra.
  • Keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap.
  • Hubungan penulis dengan dunia sastra yang mencakup latar belakang kehidupan sang pengarang.
  • Hubungan ide penulis dengan sastra yang berupa ideologi, filsafat, pengetahuan, dan teknologi.

3. Struktur cerita fiksi

3. Struktur cerita fiksi
Freepik

Selain unsur-unsur, cerita fiksi juga harus memiliki struktur yang jelas. Ada beberapa struktur cerita fiksi yang bisa Mama dan si Kecil pelajari, yaitu abstrak, orientasi, komplikasi, evalusiasi, resolusi, dan koda atau reorientasi. Berikut penjelasannya.

  1. Abstrak merupakan cerita singkat dalam sebuah cerita yang panjang. Abstrak ini bersifat optional atau boleh ada, boleh juga tidak.
  2. Orientasi merupakan bagian dari tema, latar belakang, dan tokoh dalam cerita.
  3. Komplikasi atau bagian yang berisikan masalah yang dihadapi oleh para tokoh dalam cerita fiksi.
  4. Evaluasi atau pemecahan masalah.
  5. Resolusi adalah inti dari sebuah masalah dalam cerita fiksi.
  6. Koda atau reorientasi merupakan bagian yang berisikan amanat atau pesan moral yang terkandung dalam sebuah cerita fiksi.

4. Jenis-jenis cerita fiksi

4. Jenis-jenis cerita fiksi
Freepik/fxquadro

Meski sama-sama merupakan cerita karangan, cerita fiksi dikemas dengan keunikan dan karakteristik tersendiri. Jenis-jenis cerita fiksi dibedakan menjadi tiga, yakni sebagai berikut.

  1. Fiksi historis. Jenis cerita fiksi ini berkaitan dengan fakta sejarah. Unsur dalam cerita fiksi histori meliputi tokoh, latar tempat, alur, dan elemen fiksi yang memiliki kesamaan dengan fakta sejarah yang ada.
  2. Fiksi biografis adalah jenis fiksi yang memiliki kaitan dengan fakta penulisan biografi tokoh atau seseorang.
  3. Fiksi sains merupakan jenis fiksi yang berkaitan dengan dasar penulisan ilmu pengetahuan.
  4. Fiksi romantik. Jenis fiksi ini terlahir dari ketidaksenangan terhadap kehidupan modern yang artifisial, materialis, kaku, dan kasar. Biasanya, fiksi romantik disajikan dalam gaya bahasa yang lembut dan menampilkan dialog yang berbau filosofi.
  5. Fiksi realisme biasanya menggambarkan tentang dunia masa kini dengan segala keadaan dan kekayaan yang dimilikinya.
  6. Fiksi gotik adalah jenis cerita fiksi yang menceritakan tentang horor, kekerasan, kekacauan, kematian, keajaiban, dan berbagai keanehan. Cerita fiksi jenis ini cenderung menciptakan sensasi yang digarap dengan serius guna mencapai tujuan tertentu.
  7. Fiksi religius merupakan jenis cerita fiksi yang menghubungkan tradisi keagamaan dengan tradisi sastra.

5. Ciri-ciri cerita fiksi

5. Ciri-ciri cerita fiksi
Freepik/jcomp

Cerita fiksi merupakan sebuah karangan non ilmiah. Sebab, cerita fiksi umumnya dibuat dari imajinasi pengarang. Tidak heran, jika kebenarannya tidak dapat dibuktikan secara nyata.

Selain kebenarannya yang tidak dapat dibuktikan, cerita fiksi memiliki beberapa ciri-ciri lainnya yang membedakannya dengan cerita-cerita jenis lain.

Adapun ciri-ciri cerita fiksi yang perlu diketahui adalah sebagai berikut.

1. Cerita fiksi dibuat berdasarkan cerita rekaan imajinatif pengarang

Umumnya, cerita fiksi dibuat berdasarkan sebuah imajinasi atau khayalan. Namun, tidak sedikit pula pengarang yang membuat cerita fiksi dari kisah nyata yang kemudian ditambahkan atau dikurangi oleh pengarang.

2. Menggunakan bahasa yang komunikatif

Cerita fiksi bersifat naratif. Artinya, cerita fiksi menguraikan suatu rangkaian kejadian. Sebab itu, bahasa yang digunakan harus komunikatif agar penyampaiannya mudah dipahami.

3. Cerita fiksi bertujuan untuk menghibur dan menceritakan suatu peristiwa

Cerita fiksi dibuat oleh pengarang untuk menghibur atau menceritakan sebuah peristiwa yang dibuat oleh pengarang. Meski demikian, biasanya terdapat pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

4. Memiliki alur cerita yang menarik

Umumnya, cerita fiksi menceritakan tentang peristiwa dengan kronologis dan alur yang jelas. Dengan begitu, pembaca dapat menikmati ceritanya.

5. Teks fiksi menggunakan bahasa yang tidak baku

Berbeda dengan teks formal, biasanya cerita fiksi menggunakan teks bahasa yang tidak baku. Hal ini bertujuan agar dapat menarik perhatian dan para pembaca bisa menikmati alur cerita dengan mudah.

Nah, itu dia arti, jenis-jenis, dan ciri-ciri cerita fiksi yang perlu diketahui. Ada banyak cerita fiksi yang telah beredar, baik di toko buku offline maupun online, sehingga Mama dapat dengan mudah mendapatkannya.

Baca juga:

The Latest