Tips dari Bebel dan Mama Dessy Hadapi Anak Kecanduan YouTube

Yuk belajar cara menghadapi anak yang kecanduan YouTube dari Bebel dan Mama Dessy

8 Agustus 2023

Tips dari Bebel Mama Dessy Hadapi Anak Kecanduan YouTube
Instagram/@babybellezhuo

Di era serba digital seperti saat ini, penggunaan gadget oleh anak-anak sudah menjadi hal yang lumrah. Bahkan, tak jarang anak membutuhkan gadget untuk kegiatan belajarnya. Namun, yang seringkali terjadi adalah penggunaan gadget membuat anak menjadi kecanduan, seperti kecanduan nonton YouTube.

Hal ini terjadi pada YouTuber cilik, Crystabelle Ingrid Zhuo, atau yang lebih akrab disapa Bebel. Baru-baru ini, sang Mama, Dessy, membagikan video di akun Instagram @babybellezhuo, yang menunjukkan sang Anak melanggar komitmen screen time yang sudah ditetapkan. 

Bebel menangis karena ketahuan browsing YouTube di tengah jam pelajaran. Ia mengaku sudah kebiasaan nonton YouTube sehingga tidak bisa menahan diri.

Lalu, bagaimana sang Mama menyikapi kondisi ini?

Ternyata seperti inilah cara Mama Dessy berkomunikasi dalam menghadapi Bebel yang kecanduan nonton YouTube. Yuk, simak tips yang Popmama.com rangkum berikut ini.

1. Menanyakan kenapa anak melakukan perbuatan tersebut

Hal pertama yang dilakukan Mama Dessy adalah menanyakan apa alasan Bebel membuka YouTube di tengah jam pelajaran online. Ini sangatlah penting untuk membuka obrolan yang terbuka dari sudut pandang sang Anak.

"Kenapa Bebel di jam pelajaran, Bebel curi nonton YouTube? Why? Can you explain to me?" tanya Mama Dessy. 
"Karena aku udah kebiasaan nonton YouTube terus," jawab Bebel.

Editors' Pick

2. Menyadarkan anak apa hal yang tidak baik

2. Menyadarkan anak apa hal tidak baik
Instagram/@babybellezhuo

Setelah mengetahui alasan dari sudut pandang Bebel, Mama Dessy melanjutkan dengan menyadarkan anak tentang apa hal yang tidak baik dari tindakannya tersebut.

"Nonton YouTube terus itu tidak baik untuk otak Bebel karena bikin nggak berkembang. Nonton yang berguna, sesekali, it's okay. Tapi Bebel sudah keseringan nonton channel-channel yang nggak berguna," ujar Mama Dessy.

3. Mengingatkan anak untuk self control

Di usia Bebel yang saat ini menginjak 7 tahun, sudah bisa memahami mengenai pengendalian diri. Berdasarkan usia perkembangan emosinya, anak usia 7 tahun sudah dapat mengartikulasikan perbedaan antara perilaku yang pantas dan tidak pantas di lingkungan rumah, sekolah, dan publik. Hal ini dapat menginspirasi mereka untuk membuat pilihan yang baik dan melatih pengendalian diri.

"Kamu bisa kontrol dirimu. Hanya diri kita sendiri yang bisa kontrol. Kalau bukan kita, siapa lagi? Mommy-Daddy nggak mungkin pukul Bebel atau ikat Bebel supaya nggak nonton YouTube. Mommy-Daddy hanya bisa menasihati Bebel," tegur Mama Dessy mengingatkan Bebel.

4. Tidak memukul anak

4. Tidak memukul anak
Instagram/@babybellezhuo

Selain tidak membentak dan memarahi anak dengan nada tinggi, yang tidak kalah pentingnya adalah orangtua harus menahan diri untuk tidak memukul anak. Ingat, Ma, sebelumnya kita mengingatkan anak tentang self control. Tentunya, kita sebagai orangtua juga harus bisa mengendalikan diri untuk tidak melakukan kekerasan fisik pada anak. 

5. Bicara secara baik-baik pada anak dan tegas, tidak berteriak

5. Bicara secara baik-baik anak tegas, tidak berteriak
Instagram/@babybellezhuo

Adalah hal yang wajar jika anak seusia Bebel punya kehendaknya sendiri. Meskipun demikian, tugas kita sebagai orangtua untuk membuat batasan-batasan mana saja hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukannya karena seusia Bebel masih belum bijak untuk membuat keputusan atas dirinya sendiri.

Saat anak melanggar peraturan yang sudah disepakati bersama, mungkin mama merasa kesal. Tetapi, hindari membentak apalagi meneriaki anak dengan nada tinggi.  Membentak dan meneriaki anak hanya akan membuat mereka takut pada orangtua, bukannya memahami konsekuensi dari perbuatannya. 

Meskipun demikian, orangtua perlu tegas. Komunikasikan secara baik-baik dengan memberitahu anak apa konsekuensi dari perbuatannya dan apa yang harus dilakukannya untuk memperbaiki diri. 

"Jadi menurut Bebel, Bebel salah nggak?" tanya Mama Dessy. 
"Salah," jawab Bebel.
"Bebel masih mau ulangi lagi?
"Nggak."
"Yakin bisa kontrol diri Bebel?"
"Yakin."
"Bebel mau nggak dikasih kesempatan untuk membuktikan diri Bebel berubah lebih baik lagi?"
"Bebel mau."

Jangan lupa, setelah bicara dari hati ke hati dengan anak, peluk anak dan atur kembali komitmen serta konsekuensi dari aturan yang sudah disepakati bersama ya, Ma. Semoga apa yang dilakukan Mama Dessy ini dapat menjadi inspirasi bagi para orangtua dalam mengasuh dan menegakkan peraturan dengan komunikasi yang asertif pada anak.

Baca juga:

The Latest