Umur Berapa Anak Boleh Pasang Kawat Gigi?
Bukan sekadar gaya-gayaan, pada beberapa kasus anak perlu pasang kawat gigi sedini mungkin
30 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesehatan gigi bukan hanya menyoal kebersihan gigi semata. Melainkan juga perawatan yang perlu dilakukan agar gigi dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Salah satu tindakan perawatan gigi yang umum dilakukan untuk merapikan struktur gigi adalah kawat gigi. Kawat gigi bukan bertujuan hanya untuk kecantikan, melainkan juga membantu seseorang agar bisa mengunyah dengan baik.
Lalu, di usia berapakah anak boleh memasang kawat gigi? Apa saja hal yang perlu diketahui sebelum anak memasang kawat gigi? Berikut ini Popmama.com merangkum informasinya:
1. Umur berapa anak boleh pasang kawat gigi?
Umur berapa anak boleh pasang kawat gigi bervariasi antara satu anak dengan yang lainnya, bergantung penyebab dan tingkat keparahannya. Namun, perawatan ortodontik umumnya dimulai dari usia antara 9-14 tahun.
Perawatan kawat gigi biasa dimulai pada fase ini karena di rentangan usia ini gigi permanen anak sudah mulai bertumbuh.
Editors' Pick
2. Kapan anak perlu memeriksakan gigi ke ortodontist?
Berbeda dengan dokter gigi, ortodontist adalah dokter gigi yang memiliki spesialisasi dalam hal menyelaraskan dan meluruskan gigi.
Walau tidak ada keluhan, anak tetap perlu memeriksakan diri ke ortodontis mulai usia 7 tahun. Jika ada keluhan, tidak perlu menunggu sampai anak berusia 7 tahun, orangtua dapat sesegera mungkin memeriksakan anak ke ortodontis agar mendapatkan penanganan sejak dini.
3. Tanda-tanda anak perlu memeriksakan diri ke ortodontis
Selain sudah menginjak usia 7 tahun, apabila anak menunjukkan tanda-tanda berikut ini, maka ia perlu segera memeriksakan diri ke ortodontis:
- Kehilangan gigi susu dini, terlambat, atau tidak teratur
- Kesulitan mengunyah atau menggigit
- Cenderung bernapas lewat mulut
- Mengisap jempol atau jari
- Gigi bertumpuk atau salah tempat
- Rahang yang bergeser, mengeluarkan suara, menonjol, atau tersembunyi
- Sering menggigit pipi atau langit-langit mulutnya
- Gigi yang bertemu secara tidak normal
- Rahang dan gigi yang tidak proporsional dengan bagian wajah lainnya
4. Apakah ada perawatan lain yang bisa dilakukan selain kawat gigi pada anak?
Beberapa ortodontis merekomendasikan interceptive approach atau pendekatan interseptif, dilansir dari Mayoclinic. Perawatan ini menggunakan peralatan gigi (tidak selalu kawat gigi) pada anak yang usianya lebih kecil karena anak masih memiliki gigi susu.
Setelah pendekatan interseptif, saat anak sudah memiliki sebagian besar gigi permanen, perawatan tahap kedua dimulai dengan kawat gigi. Apabila anak sudah menjalani perawatan dini terlebih dahulu, maka fase kedua akan berlangsung lebih singkat.
5. Mana perawatan kawat gigi pada anak yang lebih baik?
Sebagian ortodontis yang memilih pendekatan tradisional (langsung memasang kawat gigi) mengatakan bahwa pendekatan dua fase untuk perawatan gigi sebenarnya lebih mahal dan memakan waktu lama dengan hasil yang kurang lebih sama.
Namun, ortodontis lain percaya bahwa perawatan kawat gigi pada anak lewat dua tahap menggunakan peralatan gigi sebelum perawatan tahap kedua, membuat koreksi menjadi lebih mudah.
Pilihan terbaik sangat tergantung pada tingkat keparahan masalah gigi anak. Bicarakan dengan dokter gigi atau ortodontis anak tentang tindakan yang terbaik dalam hal ini.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Kenali, 7 Penyebab Gigi Kuning pada Anak dan Cara Mengatasinya
- 10 Klinik Dokter Gigi untuk Anak di Bogor
- Mengenal Makanan Kariogenik, Penyebab Karies Gigi pada Anak