Cara Menghadapi Anak yang Manipulatif

Sebelumnya, kita telah membahas seperti apa karakter anak yang manipulatif. Sekarang, bagaimana ya ma cara menghadapi perilaku manipulatif anak?

1. Memasang target yang jelas

Jika anak menunjukkan perilaku manipulatif, cobalah menetapkan target yang jelas padanya. Misalnya dengan meminta ia bersabar dalam kurun waktu tertentu atau memberikan syarat sebelum dipenuhi keinginannya. Contohnya ketika Kita menghadiri pesta dan anak sudah mendesak untuk pulang dengan segala macam tingkah, pastikan Kita tidak terpengaruh. Cobalah berkata berkata padanya, “Kita nggak akan pulang kalau adek nggak tenang.” atau “Tunggu sampai Mama selesai makan baru kita pulang.” Tindakan ini cukup efektif untuk menghentikan perilaku manipulatif anak. Kita bisa menerapkannya setiap kali ia mulai berulah.

2. Buat aturan bersama si kecil

Agar perilaku manipulatif anak tidak berlarut-larut, cobalah Kita merancang aturan untuk disepakati bersama. Berikut contohnya yang bisa Kita tiru. Anak harus tetap diam setidaknya selama 60 detik setelah meminta sesuatu. Mintalah anak menanyakan lagi setelah 60 detik bila Kita belum meresponsnya. Sebutkan alasannya jika ingin meminta sesuatu pada Kita. Anak wajib mendengarkan alasan Kita bila keinginannya tidak dipenuhi.

Kita bisa memodifikasi aturan di atas sesuai kondisi Kita dengan si kecil. Setelah bersepakat, tulislah aturan-aturan tersebut pada secarik kertas dan tempelkan di tempat yang mudah terlihat, misalnya di pintu lemari es. Meski begitu, anak mungkin saja masih berupaya untuk melanggarnya dengan berbagai cara. Namun, Kita sebaiknya tidak lengah. Ulangi terus aturan tersebut agar anak benar-benar paham.

3. Jadilah contoh yang baik

Anak adalah peniru yang ulung. Bahkan, bisa dikatakan perilaku anak adalah cerminan perilaku orangtuanya. Nah, bisa jadi, perilaku manipulatif yang anak lakukan sebenarnya adalah hasil pengamatannya terhadap perilaku Kita sendiri. Ia mungkin saja memanipulasi Kita karena Kita pun juga sering berbuat begitu padanya. Oleh karena itu, pastikan Kita menjadi teladan yang baik untuk anak. Berusahalah untuk selalu menjadi orangtua yang jujur, tulus, dan konsisten.

4. Berikan imbalan yang realistis

Tawarkan hadiah pada anak, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, ketika anak Kita menunjukkan perilaku yang baik atau mampu mengendalikan perilaku manipulatifnya. Pastikan hadiah tersebut bisa Kita penuhi, bukan sekedar janji palsu. Kemudian dinyatakan dengan jelas perihal imbalan tersebut. Harapannya, anak dapat termotivasi untuk bersabar dan mengendalikan emosinya. Janjikan imbalan yang sederhana saja, misalnya tambahan 1 jam ekstra untuk menonton TV di hari Minggu bila anak berperilaku baik selama empat hari, Kita juga dapat membuat daftar hadiah yang anak sukai dan memberikannya secara bertahap. Tujuannya agar ia konsisten dalam berperilaku baik.

5. Ajarkan anak teknik relaksasi

Bisa saja anak berperilaku manipulatif dengan menunjukkan emosi yang meledak-ledak dan sulit menghentikannya. Ini karena ia kesulitan mengontrol emosinya sendiri. Oleh sebab itu, ajarilah ia untuk rileks. Misalnya dengan memintanya diam, menarik napas dalam, dan duduk dengan tenang.

Pada kesempatan lain, luangkanlah waktu untuk melakukan aktivitas bersama yang ia sukai. Misalnya bernyanyi, mendengarkan musik, atau bermain bersama. Temukan aktivitas yang benar-benar ia sukai. Sampaikan padanya bahwa ia bisa melakukan aktivitas tersebut untuk mengalihkan pikiran dan menenangkan diri bila merasa tertekan.

Komentar
Sebelumnya, kita telah membahas seperti apa karakter anak yang manipulatif. Sekarang, bagaimana ya ma cara menghadapi perilaku manipulatif anak? 1.....

Sebelumnya, kita telah membahas seperti apa karakter anak yang manipulatif. Sekarang, bagaimana ya ma cara menghadapi perilaku manipulatif anak?

1. Memasang target yang jelas

Jika anak menunjukkan perilaku manipulatif, cobalah menetapkan target yang jelas padanya. Misalnya dengan meminta ia bersabar dalam kurun waktu tertentu atau memberikan syarat sebelum dipenuhi keinginannya. Contohnya ketika Kita menghadiri pesta dan anak sudah mendesak untuk pulang dengan segala macam tingkah, pastikan Kita tidak terpengaruh. Cobalah berkata berkata padanya, “Kita nggak akan pulang kalau adek nggak tenang.” atau “Tunggu sampai Mama selesai makan baru kita pulang.” Tindakan ini cukup efektif untuk menghentikan perilaku manipulatif anak. Kita bisa menerapkannya setiap kali ia mulai berulah.

2. Buat aturan bersama si kecil

Agar perilaku manipulatif anak tidak berlarut-larut, cobalah Kita merancang aturan untuk disepakati bersama. Berikut contohnya yang bisa Kita tiru. Anak harus tetap diam setidaknya selama 60 detik setelah meminta sesuatu. Mintalah anak menanyakan lagi setelah 60 detik bila Kita belum meresponsnya. Sebutkan alasannya jika ingin meminta sesuatu pada Kita. Anak wajib mendengarkan alasan Kita bila keinginannya tidak dipenuhi.

Kita bisa memodifikasi aturan di atas sesuai kondisi Kita dengan si kecil. Setelah bersepakat, tulislah aturan-aturan tersebut pada secarik kertas dan tempelkan di tempat yang mudah terlihat, misalnya di pintu lemari es. Meski begitu, anak mungkin saja masih berupaya untuk melanggarnya dengan berbagai cara. Namun, Kita sebaiknya tidak lengah. Ulangi terus aturan tersebut agar anak benar-benar paham.

3. Jadilah contoh yang baik

Anak adalah peniru yang ulung. Bahkan, bisa dikatakan perilaku anak adalah cerminan perilaku orangtuanya. Nah, bisa jadi, perilaku manipulatif yang anak lakukan sebenarnya adalah hasil pengamatannya terhadap perilaku Kita sendiri. Ia mungkin saja memanipulasi Kita karena Kita pun juga sering berbuat begitu padanya. Oleh karena itu, pastikan Kita menjadi teladan yang baik untuk anak. Berusahalah untuk selalu menjadi orangtua yang jujur, tulus, dan konsisten.

4. Berikan imbalan yang realistis

Tawarkan hadiah pada anak, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, ketika anak Kita menunjukkan perilaku yang baik atau mampu mengendalikan perilaku manipulatifnya. Pastikan hadiah tersebut bisa Kita penuhi, bukan sekedar janji palsu. Kemudian dinyatakan dengan jelas perihal imbalan tersebut. Harapannya, anak dapat termotivasi untuk bersabar dan mengendalikan emosinya. Janjikan imbalan yang sederhana saja, misalnya tambahan 1 jam ekstra untuk menonton TV di hari Minggu bila anak berperilaku baik selama empat hari, Kita juga dapat membuat daftar hadiah yang anak sukai dan memberikannya secara bertahap. Tujuannya agar ia konsisten dalam berperilaku baik.

5. Ajarkan anak teknik relaksasi

Bisa saja anak berperilaku manipulatif dengan menunjukkan emosi yang meledak-ledak dan sulit menghentikannya. Ini karena ia kesulitan mengontrol emosinya sendiri. Oleh sebab itu, ajarilah ia untuk rileks. Misalnya dengan memintanya diam, menarik napas dalam, dan duduk dengan tenang.

Pada kesempatan lain, luangkanlah waktu untuk melakukan aktivitas bersama yang ia sukai. Misalnya bernyanyi, mendengarkan musik, atau bermain bersama. Temukan aktivitas yang benar-benar ia sukai. Sampaikan padanya bahwa ia bisa melakukan aktivitas tersebut untuk mengalihkan pikiran dan menenangkan diri bila merasa tertekan.

terima kasih ya sdh share, aku akan coba Ma