Apa Itu Cluster Headache?

group-image

Mama dan Papa, pernah nggak sih mengalami sakit kepala yang berulang dengan periode waktu tertentu? Sakit kepala ini biasanya terjadi dan menyebabkan rasa sakit di area sekitar mata, sehingga menyebabkan nyeri yang nggak tertahankan.

Ini disebut juga dengan cluster headache. Yuk ketahui lebih jauh mengenai Apa Itu Cluster Headache?

Apa Itu Cluster Headache?

Cluster Headache merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengalami sakit kepala yang sangat menyiksa. Bahkan banyak ahli menyebut sakit kepala ini sebagai suicide headache (sakit kepala bunuh diri). Ini tapi hanya istilah ya, karena menggambarkan rasa sakit kepala yang parah dan tak tertahankan.

Cluster headache ini cukup jarang terjadi. Bahkan kabarnya hanya dialami orang dengan perbandingan 1 : 1.000. Umumnya kondisi ini dialami oleh orang yang berusia 30 hingga 40 tahun.

Penyebab cluster headache

Cluster Headache hingga kini belum diketahui penyebabnya secar apsti. Tapi ada yang menduga penyakit ini muncul karena adanya gangguan di hipotalamus. Hipotalamus adalah bagian otak yang berfungsi untuk menjaga sistem tubuh tetap berjalan dengan stabil. Nantinya gangguan ini akan memicu terjadinya rasa nyeri dan rasa tidak nyaman di tubuh.

Selain itu, ada beberapa faktor risiko juga yang menyebabkan munculnya cluster headache diantaranya:

  • Dewasa berusia 20 hingga 50 tahun
  • Memiliki jenis kelamin pria
  • Sering merokok
  • Suka mengonsumsi minuman beralkohol
  • Mengonsumsi obat nitrogliserin
  • Memiliki riwayat mengalami cluster headache
  • Memiliki keluarga yang pernah menderita cluster headache

Gejala cluster headache

Cluster headache itu berbeda dengan sakit kepala biasa ya Ma, Pa. Untuk membedakannya, kali ini aku akan beri tahu gejala cluster headache lebih lengkapnya.

  • Mengalami nyeri dengan cepat, hingga memuncak dalam waktu 5-10 menit dan bisa berlangsung selama 15 menit sampai 3 jam.
  • Mengalami nyeri di waktu tertentu, tapi paling sering terjadi dalam waktu 1 hingga 2 jam sebelum tidur malam.
  • Mengalami nyeri yang muncul berbeapa kali dalam sehari. Tapi ini bisa hitungan minggu atau bulan dan prosesnya seperti bisa kambuh kembali.

Selain gejala sakit kepala, muncul juga gejala lain seperti mata merah, mata bengkak, pilek atau hidung tersumbat, serta kelopak mata terasa lemas.

Kapan harus ke dokter?

Meski jarang terjadi, sebaiknya kondisi ini harus diwasapadai ya. Mama dan Papa bisa periksakan diri ke dokter ketika:

  • Mengalami sakit kepala parah yang belum pernah dialami sebelumnya.
  • Mengalami sakit di area kepala setelah sebelumnya mengalami cedera kepala. Misalnya terbentur atau pernah terjatuh.
  • Mengalami sakit kepala yang disertai dengan demam, mual, muntah, leher kaku, kejang otot, dan gangguan bicara.
  • Sakit kepala terasa semakin buruk dari waktu ke waktu.

Jadi itu tadi penjelasan mengenai Apa Itu Cluster Headache. Semoga informasi ini bisa menyadarkan kita untuk lebih peduli terhadap kesehatan tubuh ya!

Baca juga:

Komentar
Mama dan Papa, pernah nggak sih mengalami sakit kepala yang berulang dengan periode waktu tertentu? Sakit kepala ini biasanya terjadi....

Mama dan Papa, pernah nggak sih mengalami sakit kepala yang berulang dengan periode waktu tertentu? Sakit kepala ini biasanya terjadi dan menyebabkan rasa sakit di area sekitar mata, sehingga menyebabkan nyeri yang nggak tertahankan.

Ini disebut juga dengan cluster headache. Yuk ketahui lebih jauh mengenai Apa Itu Cluster Headache?

Apa Itu Cluster Headache?

Cluster Headache merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengalami sakit kepala yang sangat menyiksa. Bahkan banyak ahli menyebut sakit kepala ini sebagai suicide headache (sakit kepala bunuh diri). Ini tapi hanya istilah ya, karena menggambarkan rasa sakit kepala yang parah dan tak tertahankan.

Cluster headache ini cukup jarang terjadi. Bahkan kabarnya hanya dialami orang dengan perbandingan 1 : 1.000. Umumnya kondisi ini dialami oleh orang yang berusia 30 hingga 40 tahun.

Penyebab cluster headache

Cluster Headache hingga kini belum diketahui penyebabnya secar apsti. Tapi ada yang menduga penyakit ini muncul karena adanya gangguan di hipotalamus. Hipotalamus adalah bagian otak yang berfungsi untuk menjaga sistem tubuh tetap berjalan dengan stabil. Nantinya gangguan ini akan memicu terjadinya rasa nyeri dan rasa tidak nyaman di tubuh.

Selain itu, ada beberapa faktor risiko juga yang menyebabkan munculnya cluster headache diantaranya:

  • Dewasa berusia 20 hingga 50 tahun
  • Memiliki jenis kelamin pria
  • Sering merokok
  • Suka mengonsumsi minuman beralkohol
  • Mengonsumsi obat nitrogliserin
  • Memiliki riwayat mengalami cluster headache
  • Memiliki keluarga yang pernah menderita cluster headache

Gejala cluster headache

Cluster headache itu berbeda dengan sakit kepala biasa ya Ma, Pa. Untuk membedakannya, kali ini aku akan beri tahu gejala cluster headache lebih lengkapnya.

  • Mengalami nyeri dengan cepat, hingga memuncak dalam waktu 5-10 menit dan bisa berlangsung selama 15 menit sampai 3 jam.
  • Mengalami nyeri di waktu tertentu, tapi paling sering terjadi dalam waktu 1 hingga 2 jam sebelum tidur malam.
  • Mengalami nyeri yang muncul berbeapa kali dalam sehari. Tapi ini bisa hitungan minggu atau bulan dan prosesnya seperti bisa kambuh kembali.

Selain gejala sakit kepala, muncul juga gejala lain seperti mata merah, mata bengkak, pilek atau hidung tersumbat, serta kelopak mata terasa lemas.

Kapan harus ke dokter?

Meski jarang terjadi, sebaiknya kondisi ini harus diwasapadai ya. Mama dan Papa bisa periksakan diri ke dokter ketika:

  • Mengalami sakit kepala parah yang belum pernah dialami sebelumnya.
  • Mengalami sakit di area kepala setelah sebelumnya mengalami cedera kepala. Misalnya terbentur atau pernah terjatuh.
  • Mengalami sakit kepala yang disertai dengan demam, mual, muntah, leher kaku, kejang otot, dan gangguan bicara.
  • Sakit kepala terasa semakin buruk dari waktu ke waktu.

Jadi itu tadi penjelasan mengenai Apa Itu Cluster Headache. Semoga informasi ini bisa menyadarkan kita untuk lebih peduli terhadap kesehatan tubuh ya!

Baca juga:

bedanya sama migrain apa ma?