Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Keramas?

Mandi wajib atau mandi junub merupakan mandi besar untuk membersihkan diri dari hadas atau najis yang disebabkan usai berhubungan intim, haid atau nifas, atau dengan kata lain mengeluarkan cairan kotor dari dalam tubuh. Seseorang tidak diperkenankan beribadah apabila belom suci dari hadas atau najis yang mana artinya hukumnya wajib. Namun, beberapa orang bertanya Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Keramas?

Berikut ulasan mengenai Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Keramas? Selengkapnya di bawah ini!

1. Hadis Mandi Wajib

Dari Umar bin Khaththab, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat.”

Hadis

عن عائشة رضي الله عنها قالت : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا اغتسل من الجنابة غسل يديه ، ثم توضأ وضوءه للصلاة ، ثم اغتسل ، ثم يخلل بيده شعره حتى إذا ظن أنه قد أروى بشرته أفاض عليه الماء ثلاث مرات ، ثم غسل سائر جسده

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha; dia berkata, “Bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dari janabah maka beliau mulai dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudhu sebagaimana wudhunya untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jarinya kedalam air kemudian menyela dasar-dasar rambutnya, sampai beliau menyangka air sampai ke dasar rambutnya kemudian menyiram kepalanya dengan kedua tangannya sebanyak tiga kali kemudian beliau menyiram seluruh tubuhnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Arti dari hadis ini sebagai berikut

  1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perna mandi junub seperti yang dikatakan dalam hadist. Selain itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mandi junub setelah berhubungan dengan istrinya.
  2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berwudhu sebelum mandi junub. Wudhu umumnya seperti orang akan shalat.
  3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan dua tangan untuk menggosok bagian rambutnya ketika mandi, bukan hanya dengan satu tangan.
  4. Setelahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membasahi seluruh bagian tubuh yang belum terkena air hingga basahlah seluruh tubuhnya.

Lantas, apakah boleh mandi wajib atau mandi junub tanpa keramas? Keramas atau istilah lain dari mencuci rambut dengan sampo tidak bisa disamakan artinya dengan mandi wajib atau mandi junub. Dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah oleh Buya Yahya menyatakan bahwa sampo tidak ada hubungannya dengan mandi wajib atau mandi junub. Selain itu, ditambahkan juga bahwa cukup dengan mengguyurkan tubuh dengan air saja sudah sah dianggap mandi wajib atau mandi junub.

Hal itu diperkuat dengan hadis Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa mandi wajib atau mandi junub hanya perlu menyirami rambut atau bagian kepala dengan air sebanyak tiga kali.

Jika seorang perempuan mandi setelah melakukan hubungan seksual, maka tidak perlu baginya untuk melepaskan rambutnya. Cukup dia menuangkan air ke atas kepalanya tiga kali. Tapi, kalau dia mandi setelah selesai haid, maka dia harus melepas rambutnya,” (HR Muslim)

2. Niat Mandi Wajib

  • Secara umum bagi laki-laki atau perempuan

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Nawaitul gusla lirof'il hadatsil akbari minal jinabati fardlon lillahi ta'ala

Artinya:

“Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas, fardhu karena Allah Ta'ala”

  • Bagi wanita setelah haid

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf'i hadatsil haidil lillahi Ta'aala.

Artinya:

"Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari haid karena Allah Ta'ala."

  • Bagi wanita setelah nifas

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf'i hadatsin nifaasi lillahi Ta'aala.

Artinya:

"Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari nifas karena Allah Ta'ala."

3. Tata Cara Mandi Wajib

  1. Baca niat terlebih dahulu
  2. Membersihkan telapak tangan sebanyak 3 kali, kemudian lanjutkan dengan membersihkan kemaluan dan dubur.
  3. Selanjutnya bersihkan kemaluan beserta kotoran yang masih tersisa atau menempel di sekitar dengan tangan kiri.
  4. Setelah dibersihkan, cuci tangan dengan menggosokan pada sabun atau tanah.
  5. Ambil air wudhu dengan sempurna.
  6. Bilas seluruh tubuh dengan mengguyur dengan air dari sisi kanan. Pastikan seluruh sisi bersih.

Nah, itulah ulasan mengenai Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Keramas? Gimana, Ma? Semakin bertambah kan ilmu pengetahuannya? Semoga membantu!

 

Komentar
Mandi wajib atau mandi junub merupakan mandi besar untuk membersihkan diri dari hadas atau najis yang disebabkan usai berhubungan intim,....

Mandi wajib atau mandi junub merupakan mandi besar untuk membersihkan diri dari hadas atau najis yang disebabkan usai berhubungan intim, haid atau nifas, atau dengan kata lain mengeluarkan cairan kotor dari dalam tubuh. Seseorang tidak diperkenankan beribadah apabila belom suci dari hadas atau najis yang mana artinya hukumnya wajib. Namun, beberapa orang bertanya Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Keramas?

Berikut ulasan mengenai Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Keramas? Selengkapnya di bawah ini!

1. Hadis Mandi Wajib

Dari Umar bin Khaththab, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat.”

Hadis

عن عائشة رضي الله عنها قالت : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا اغتسل من الجنابة غسل يديه ، ثم توضأ وضوءه للصلاة ، ثم اغتسل ، ثم يخلل بيده شعره حتى إذا ظن أنه قد أروى بشرته أفاض عليه الماء ثلاث مرات ، ثم غسل سائر جسده

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha; dia berkata, “Bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dari janabah maka beliau mulai dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudhu sebagaimana wudhunya untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jarinya kedalam air kemudian menyela dasar-dasar rambutnya, sampai beliau menyangka air sampai ke dasar rambutnya kemudian menyiram kepalanya dengan kedua tangannya sebanyak tiga kali kemudian beliau menyiram seluruh tubuhnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Arti dari hadis ini sebagai berikut

  1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perna mandi junub seperti yang dikatakan dalam hadist. Selain itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mandi junub setelah berhubungan dengan istrinya.
  2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berwudhu sebelum mandi junub. Wudhu umumnya seperti orang akan shalat.
  3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan dua tangan untuk menggosok bagian rambutnya ketika mandi, bukan hanya dengan satu tangan.
  4. Setelahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membasahi seluruh bagian tubuh yang belum terkena air hingga basahlah seluruh tubuhnya.

Lantas, apakah boleh mandi wajib atau mandi junub tanpa keramas? Keramas atau istilah lain dari mencuci rambut dengan sampo tidak bisa disamakan artinya dengan mandi wajib atau mandi junub. Dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah oleh Buya Yahya menyatakan bahwa sampo tidak ada hubungannya dengan mandi wajib atau mandi junub. Selain itu, ditambahkan juga bahwa cukup dengan mengguyurkan tubuh dengan air saja sudah sah dianggap mandi wajib atau mandi junub.

Hal itu diperkuat dengan hadis Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa mandi wajib atau mandi junub hanya perlu menyirami rambut atau bagian kepala dengan air sebanyak tiga kali.

Jika seorang perempuan mandi setelah melakukan hubungan seksual, maka tidak perlu baginya untuk melepaskan rambutnya. Cukup dia menuangkan air ke atas kepalanya tiga kali. Tapi, kalau dia mandi setelah selesai haid, maka dia harus melepas rambutnya,” (HR Muslim)

2. Niat Mandi Wajib

  • Secara umum bagi laki-laki atau perempuan

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Nawaitul gusla lirof'il hadatsil akbari minal jinabati fardlon lillahi ta'ala

Artinya:

“Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas, fardhu karena Allah Ta'ala”

  • Bagi wanita setelah haid

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf'i hadatsil haidil lillahi Ta'aala.

Artinya:

"Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari haid karena Allah Ta'ala."

  • Bagi wanita setelah nifas

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf'i hadatsin nifaasi lillahi Ta'aala.

Artinya:

"Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari nifas karena Allah Ta'ala."

3. Tata Cara Mandi Wajib

  1. Baca niat terlebih dahulu
  2. Membersihkan telapak tangan sebanyak 3 kali, kemudian lanjutkan dengan membersihkan kemaluan dan dubur.
  3. Selanjutnya bersihkan kemaluan beserta kotoran yang masih tersisa atau menempel di sekitar dengan tangan kiri.
  4. Setelah dibersihkan, cuci tangan dengan menggosokan pada sabun atau tanah.
  5. Ambil air wudhu dengan sempurna.
  6. Bilas seluruh tubuh dengan mengguyur dengan air dari sisi kanan. Pastikan seluruh sisi bersih.

Nah, itulah ulasan mengenai Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Keramas? Gimana, Ma? Semakin bertambah kan ilmu pengetahuannya? Semoga membantu!

 

terima kasih infonya.

Mandi wajib atau mandi junub merupakan mandi besar untuk membersihkan diri dari hadas atau najis yang disebabkan usai berhubungan intim,....

Mandi wajib atau mandi junub merupakan mandi besar untuk membersihkan diri dari hadas atau najis yang disebabkan usai berhubungan intim, haid atau nifas, atau dengan kata lain mengeluarkan cairan kotor dari dalam tubuh. Seseorang tidak diperkenankan beribadah apabila belom suci dari hadas atau najis yang mana artinya hukumnya wajib. Namun, beberapa orang bertanya Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Keramas?

Berikut ulasan mengenai Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Keramas? Selengkapnya di bawah ini!

1. Hadis Mandi Wajib

Dari Umar bin Khaththab, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat.”

Hadis

عن عائشة رضي الله عنها قالت : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا اغتسل من الجنابة غسل يديه ، ثم توضأ وضوءه للصلاة ، ثم اغتسل ، ثم يخلل بيده شعره حتى إذا ظن أنه قد أروى بشرته أفاض عليه الماء ثلاث مرات ، ثم غسل سائر جسده

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha; dia berkata, “Bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dari janabah maka beliau mulai dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudhu sebagaimana wudhunya untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jarinya kedalam air kemudian menyela dasar-dasar rambutnya, sampai beliau menyangka air sampai ke dasar rambutnya kemudian menyiram kepalanya dengan kedua tangannya sebanyak tiga kali kemudian beliau menyiram seluruh tubuhnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Arti dari hadis ini sebagai berikut

  1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perna mandi junub seperti yang dikatakan dalam hadist. Selain itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mandi junub setelah berhubungan dengan istrinya.
  2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berwudhu sebelum mandi junub. Wudhu umumnya seperti orang akan shalat.
  3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan dua tangan untuk menggosok bagian rambutnya ketika mandi, bukan hanya dengan satu tangan.
  4. Setelahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membasahi seluruh bagian tubuh yang belum terkena air hingga basahlah seluruh tubuhnya.

Lantas, apakah boleh mandi wajib atau mandi junub tanpa keramas? Keramas atau istilah lain dari mencuci rambut dengan sampo tidak bisa disamakan artinya dengan mandi wajib atau mandi junub. Dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah oleh Buya Yahya menyatakan bahwa sampo tidak ada hubungannya dengan mandi wajib atau mandi junub. Selain itu, ditambahkan juga bahwa cukup dengan mengguyurkan tubuh dengan air saja sudah sah dianggap mandi wajib atau mandi junub.

Hal itu diperkuat dengan hadis Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa mandi wajib atau mandi junub hanya perlu menyirami rambut atau bagian kepala dengan air sebanyak tiga kali.

Jika seorang perempuan mandi setelah melakukan hubungan seksual, maka tidak perlu baginya untuk melepaskan rambutnya. Cukup dia menuangkan air ke atas kepalanya tiga kali. Tapi, kalau dia mandi setelah selesai haid, maka dia harus melepas rambutnya,” (HR Muslim)

2. Niat Mandi Wajib

  • Secara umum bagi laki-laki atau perempuan

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Nawaitul gusla lirof'il hadatsil akbari minal jinabati fardlon lillahi ta'ala

Artinya:

“Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas, fardhu karena Allah Ta'ala”

  • Bagi wanita setelah haid

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf'i hadatsil haidil lillahi Ta'aala.

Artinya:

"Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari haid karena Allah Ta'ala."

  • Bagi wanita setelah nifas

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf'i hadatsin nifaasi lillahi Ta'aala.

Artinya:

"Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari nifas karena Allah Ta'ala."

3. Tata Cara Mandi Wajib

  1. Baca niat terlebih dahulu
  2. Membersihkan telapak tangan sebanyak 3 kali, kemudian lanjutkan dengan membersihkan kemaluan dan dubur.
  3. Selanjutnya bersihkan kemaluan beserta kotoran yang masih tersisa atau menempel di sekitar dengan tangan kiri.
  4. Setelah dibersihkan, cuci tangan dengan menggosokan pada sabun atau tanah.
  5. Ambil air wudhu dengan sempurna.
  6. Bilas seluruh tubuh dengan mengguyur dengan air dari sisi kanan. Pastikan seluruh sisi bersih.

Nah, itulah ulasan mengenai Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Keramas? Gimana, Ma? Semakin bertambah kan ilmu pengetahuannya? Semoga membantu!

 

Wow, bermanfaat banget infonya. Thank you, ya