Bahaya Anemia pada Ibu Hamil

Faktor risiko terjadinya anemia pada ibu hamil

Semua ibu hamil berisiko mengalami anemia karena pada umumnya ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat besi dan asam folat dari biasanya. Anemia pada ibu hamil risiko terjadinya lebih tinggi jika kamu:

  • Sedang hamil anak kembar (lebih dari satu anak)
  • Jarak antar kehamilan yang berdekatan
  • Sering muntah karena morning sickness
  • Jarang mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi
  • Pernah anemia sebelum hamil

Pemeriksaan anemia pada ibu hamil

Untuk memeriksa kondisi anemia, biasanya kamu perlu untuk melakukan tes darah sehingga dokter akan memastikan apakah kamu menderita anemia atau tidak.

Tes darah biasanya meliputi tes hemoglobin yang mengukur jumlah zat besi dalam sel darah merah yang membawa oksigen. Selain itu, ada tes hematokrit yang mengukur persentase sel darah merah dalam sampel darah.

Jika kamu memiliki kadar hemoglobin atau hematokrit yang lebih rendah dari normal, kamu mungkin mengalami anemia defisiensi besi.

Bahaya anemia pada ibu hamil

Anemia yang tidak cepat ditangani atau bahkan tak teratasi selama kehamilan akan membahayakan bagi ibu maupun calon bayinya.

Untuk anemia defisiensi besi yang parah atau tidak diobati selama kehamilan dapat meningkatkan risiko seperti terjadinya bayi prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah, kehilangan banyak darah saat persalinan, depresi pasca persalinan, hingga bayi dengan anemia bawaan atau keterlambatan perkembangan tubuh.

Sementara untuk anemia defisiensi folat dan vitamin B12 yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko terjadinya bayi yang cacat lahir serius pada tulang belakang atau otak.

Terapi anemia pada ibu hamil

Jika kamu mengalami anemia pada masa kehamilan, kamu perlu mulai mengonsumsi suplemen zat besi atau suplemen asam folat selain vitamin prenatal. Dokter juga mungkin menyarankan agar kamu menambahkan lebih banyak makanan yang tinggi zat besi dan asam folat ke dalam pola makan keseharian.

Selain itu, kamu akan diminta untuk kembali lagi untuk tes darah setelah jangka waktu tertentu sehingga dokter dapat memeriksa apakah kadar hemoglobin dan hematokrit kamu membaik.

Untuk mengatasi kekurangan vitamin B12, dokter mungkin menyarankan kamu untuk mengonsumsi suplemen vitamin B12 dan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B12 seperti daging, telur, dan produk susu.

Pencegahan anemia pada ibu hamil

Mencegah anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan mengubah pola makan. Ibu hamil dianjurkan untuk makan 30 mg (setidaknya tiga porsi) zat besi setiap hari.

Contoh makanan kaya zat besi adalah:

  • Daging merah atau unggas (tanpa lemak)
  • Telur
  • Sayuran berdaun hijau gelap (seperti brokoli, kangkung, dan bayam)
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian
  • Ikan

Di samping itu, makanan yang tinggi vitamin C sebenarnya dapat membantu tubuh menyerap lebih banyak zat besi, sehingga kamu juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C seperti:

  • Stroberi
  • Jeruk
  • Kiwi
  • Tomat
  • Paprika
Komentar
Faktor risiko terjadinya anemia pada ibu hamil Semua ibu hamil berisiko mengalami anemia karena pada umumnya ibu hamil membutuhkan lebih....

Faktor risiko terjadinya anemia pada ibu hamil

Semua ibu hamil berisiko mengalami anemia karena pada umumnya ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat besi dan asam folat dari biasanya. Anemia pada ibu hamil risiko terjadinya lebih tinggi jika kamu:

  • Sedang hamil anak kembar (lebih dari satu anak)
  • Jarak antar kehamilan yang berdekatan
  • Sering muntah karena morning sickness
  • Jarang mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi
  • Pernah anemia sebelum hamil

Pemeriksaan anemia pada ibu hamil

Untuk memeriksa kondisi anemia, biasanya kamu perlu untuk melakukan tes darah sehingga dokter akan memastikan apakah kamu menderita anemia atau tidak.

Tes darah biasanya meliputi tes hemoglobin yang mengukur jumlah zat besi dalam sel darah merah yang membawa oksigen. Selain itu, ada tes hematokrit yang mengukur persentase sel darah merah dalam sampel darah.

Jika kamu memiliki kadar hemoglobin atau hematokrit yang lebih rendah dari normal, kamu mungkin mengalami anemia defisiensi besi.

Bahaya anemia pada ibu hamil

Anemia yang tidak cepat ditangani atau bahkan tak teratasi selama kehamilan akan membahayakan bagi ibu maupun calon bayinya.

Untuk anemia defisiensi besi yang parah atau tidak diobati selama kehamilan dapat meningkatkan risiko seperti terjadinya bayi prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah, kehilangan banyak darah saat persalinan, depresi pasca persalinan, hingga bayi dengan anemia bawaan atau keterlambatan perkembangan tubuh.

Sementara untuk anemia defisiensi folat dan vitamin B12 yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko terjadinya bayi yang cacat lahir serius pada tulang belakang atau otak.

Terapi anemia pada ibu hamil

Jika kamu mengalami anemia pada masa kehamilan, kamu perlu mulai mengonsumsi suplemen zat besi atau suplemen asam folat selain vitamin prenatal. Dokter juga mungkin menyarankan agar kamu menambahkan lebih banyak makanan yang tinggi zat besi dan asam folat ke dalam pola makan keseharian.

Selain itu, kamu akan diminta untuk kembali lagi untuk tes darah setelah jangka waktu tertentu sehingga dokter dapat memeriksa apakah kadar hemoglobin dan hematokrit kamu membaik.

Untuk mengatasi kekurangan vitamin B12, dokter mungkin menyarankan kamu untuk mengonsumsi suplemen vitamin B12 dan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B12 seperti daging, telur, dan produk susu.

Pencegahan anemia pada ibu hamil

Mencegah anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan mengubah pola makan. Ibu hamil dianjurkan untuk makan 30 mg (setidaknya tiga porsi) zat besi setiap hari.

Contoh makanan kaya zat besi adalah:

  • Daging merah atau unggas (tanpa lemak)
  • Telur
  • Sayuran berdaun hijau gelap (seperti brokoli, kangkung, dan bayam)
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian
  • Ikan

Di samping itu, makanan yang tinggi vitamin C sebenarnya dapat membantu tubuh menyerap lebih banyak zat besi, sehingga kamu juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C seperti:

  • Stroberi
  • Jeruk
  • Kiwi
  • Tomat
  • Paprika

Jika di rasa perlu ke dokter, segera periksakan ya Mama