Cara Membuat Anak Menyukai Makanan Sehat, Bangun Persepsi Positif

Kalimat-kalimat ini bisa bantu kebiasaan anak makan sehat

21 Maret 2024

Cara Membuat Anak Menyukai Makanan Sehat, Bangun Persepsi Positif
Freepik

Intinya Sih...

  • Mengajak anak memahami perbedaan antara makan sesekali dan selalu
  • Memberikan penekanan pada kesadaran diri anak, bukan menggunakan ancaman
  • Membiasakan anak untuk mencoba makanan baru dengan memberikan opsi

Makan makanan yang sehat sangat penting dalam pertumbuhan anak. Sejak dini, anak harus diberi asupan makanan yang bergizi dan seimbang seperti seperti yang terdiri dari berbagai macam buah, sayuran, protein, dan karbohidrat. 

Namun, masih banyak anak yang terkesan memilih dalam makanan dan enggan makan makanan seperti sayuran atau buah. Dalam upaya untuk memperkuat hubungan yang positif dengan makanan, penting bagi orangtua untuk mendukung dan memberi persepsi dan contoh yang baik terkait pola makan makanan sehat.  

Dalam kesempatan ini, Popmama.com akan memberikan cara membuat anak menyukai makanan sehat dengan bangun persepsi positif. Semoga si Anak bisa jadi paham pentingnya makanan sehat! 

1. Bedakan sesekali dan selalu

1. Bedakan sesekali selalu
Pexels/cottonbrostudio

Daripada Mama bilang, “Berhenti dulu makan snacknya!” 

Sebaiknya Mama bilang, “Boleh makan snack sesekali, tapi makan buah dan sayur selalu bisa dimakan setiap hari dan kapan saja!”

Perlu diingat Ma, pendekatan positif dengan memberikan penjelasan tentang konsep “sesekali” dan “selalu” pada makanan dapat membantu anak dalam memulai menyukai makanan sehat. Dengan kalimat tersebut, anak memahami bahwa ada pilihan makanan yang lebih baik untuk dikonsumsi secara rutin. 

Kalimat tersebut memberi si Kecil rasa kontrol dan pemahaman bahwa anak memiliki kemampuan untuk membuat pilihan untuk makan makanan yang baik. 

2. Tingkatkan kesadaran, bukan menggunakan ancaman

2. Tingkatkan kesadaran, bukan menggunakan ancaman
Freepik

Daripada Mama bilang, “Habiskan makananmu! Banyak anak kelaparan diluar sana”. 
Mama bisa bilang, “Dengarkan dan rasakan tubuhmu. Kamu bisa berhenti kalau merasa kenyang”. 

Kalimat tersebut memiliki maksud untuk mengubah pendekatan dengan menekankan kesadaran diri anak terhadap tubuh mereka sendiri. Kalimat tersebut mengajarkan anak-anak untuk menjadi lebih peka dengan tubuh mereka dan merasakan sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh tubuh mereka ketika mereka sudah kenyang. 

Dengan menjadi lebih peka, anak-anak akan belajar untuk makan dengan porsi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, bukan karena dorongan dari luar atau perasaan bersalah. 

Editors' Pick

3. Selera anak bisa berbeda

3. Selera anak bisa berbeda
Pexels/cottonbrostudio

Daripada Mama bilang, “Ini bagus untukmu. Makanlah”. 
Coba Mama bilang, “Cobalah sesendok. Jika kamu tidak suka, tidak apa-apa,”   

Kalimat ini menggambarkan pendekatan yang lebih baik dalam mengajak anak untuk mencoba makanan baru. Hal ini memberikan opsi pada anak untuk memutuskan sendiri tentang makanan yang mereka konsumsi, sehingga mereka bisa memutuskan apa yang anak suka atau tidak. 

Dengan memberikan anak kesempatan untuk mencoba makanan, Mama dapat membuat anak untuk mencoba sayur atau buah melalui hubungan yang positif dengan makanan dan mengajarkan mereka untuk menghargai keberagaman rasa dan selera. 

4. Utamakan makan hidangan utama

4. Utamakan makan hidangan utama
Freepik/freepik

Daripada Mama bilang, “Kalau kamu tidak menghabiskannya, kamu tidak akan makan makanan penutup”. 
Cobalah bilang, “Pertama kita akan makan makanan utama, lalu kita makan makanan penutup”.   

Pernyataan ini dapat menjadi contoh dalam membuat anak menyukai makanan sehat dengan mengutamakan makan hidangan utama. Dengan berfokus pada urutan makan yang sehat, Mama dapat membantu membentuk kebiasaan positif dan mengajarkan anak tentang pentingnya mengkonsumsi makanan utama terlebih dahulu sebelum menikmati makanan yang manis atau dessert.   

5. Fokus pada makanan yang membuat tubuh sehat

5. Fokus makanan membuat tubuh sehat
Freepik/freepik

Daripada bilang, “Aku harus berhenti makan makanan cepat saji dan menurunkan berat badan!” 
Coba bilang, “Aku makan makanan yang membuatku sehat dan kuat!” 

Pernyataan ini mengajak Mama untuk berhenti merasa frustasi dan menyalahkan diri sendiri atas kebiasaan makan yang buruk dan berfokus pada pilihan makanan yang membuat tubuh lebih sehat dan kuat. 

Selain itu, pernyataan tersebut dapat mendorong anak menyukai makanan sehat, karena mungkin si Anak akan merasa termotivasi dan memiliki kemungkinan yang besar untuk memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan sehat. 

6. Biasakan anak di setiap piringnya.

6. Biasakan anak setiap piringnya.
Freepik/gpointstudio

Daripada Mama bilang, “Makan lagi sayurnya!” 
Coba Mama bilang, “Ayo kita isi piring dengan sayur dan buah yang berwarna-warni supaya tubuh sehat!” 

Pernyataan ini mengajak anak untuk menyukai makanan sehat, terutama sayur dan buah secara fun. Dengan membiasakan anak mengonsumsi sayur dan buah, anak akan lebih cenderung untuk mengkonsumsi sayur dan buah sebagai makanan sehari-hari yang memberikan nutrisi penting bagi tubuh.

7. Ajak anak masak sesekali

7. Ajak anak masak sesekali
Freepik/prostooleh

Daripada Mama bilang, "Jangan makan fast food!”   
Cobalah bilang, "Yuk, kita bikin kentang goreng!” 

Selain menikmati sayur dan buah, anak juga perlu mengonsumsi protein. Alangkah lebih baik jika makanan tersebut dibuat sendiri di rumah. Dengan mengajak anak sesekali memasak, anak lebih mungkin merasa bersemangat untuk terlibat dalam proses memasak dan menikmati makanan sehat. 

Selain itu, anak juga akan terbiasa untuk menikmati makanan rumahan daripada membeli dari luar. Dengan cara ini juga, si Anak diharapkan untuk menyukai makanan sehat dan seimbang. 

Dalam usaha membentuk hubungan yang baik antara anak dan makanan sehat, penting bagi orangtua untuk mengadopsi pendekatan komunikasi yang positif dan membangun kesadaran anak terhadap pentingnya pola makan yang sehat. Semoga Mama paham dalam memahami pentingnya memilih makanan yang bergizi untuk kesehatan dan kesejahteraan mereka.   

Baca juga: 

The Latest