Ma, Ini Cara Mengatasi Anak yang Jago Kandang!

Cari ini bisa buat si Kecil lebih berani, Ma!

29 Juli 2019

Ma, Ini Cara Mengatasi Anak Jago Kandang
Freepik/nestea06

Mama tentu sudah tidak asing dengan jargon anak yang jago kandang atau justru Mama sedang mengalami si Kecil dalam fase jago kandang?

Lalu, apa sih sebenarnya anak yang jago kandang itu?

Anak jago kandang bisa diartikan sebagai sebuah kondisi saat seorang anak berani melakukan sesuatu di rumah, namun saat di luar rumah justru sebaliknya.

Si Kecil yang jago kandang, ketika berada di luar rumah berubah menjadi anak pendiam dan tak berani mengekspresikan dirinya.

Kondisi seperti ini, tentu sering kali membuat orangtua jadi gemas. Lalu, sering muncul pertanyaan mengapa si Kecil jadi jago kandang? Apakah anak jago kandang wajar dialami oleh seorang anak?

Nggak usah khawatir Ma, karena sebenarnya jago kandang merupakan hal lumrah dan banyak dialami oleh anak-anak.

Biasanya, si Kecil yang memasuki usia 2 tahun, akan mengalami fase yang satu ini.

Faktor Penyebab si Kecil Jago Kandang

Faktor Penyebab si Kecil Jago Kandang
Freepik/yupachingping

Berdasarkan ilmu psikologi, ada anak yang mudah beradaptasi (easy child), ada anak yang agak pelan beradaptasi (slow to warm up), dan sulit beradaptasi (difficult).

Nah, berikut 2 faktor penyebab yang membuat si Kecil jadi jago kandang!

1. Faktor internal yang penyebab anak jago kandang

1. Faktor internal penyebab anak jago kandang
Pixabay/OmarMedinaFilms

Anak yang mudah beradaptasi dengan lingkungan, umumnya tidak akan mengalami kendala saat berada di rumah maupun di luar rumah saat berhadapan dengan orang lain.

Sementara anak yang cenderung slow to warm up saat beradaptasi, akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi di luar dengan orang lain. 

Anak tipe itu, jika ia sedang berada di lingkungan yang baru, ia butuh pemanasan satu atau dua hari untuk penyesuaian diri dengan lingkungan baru tersebut.

Namun, ada juga anak yang sulit beradaptasi karena kondisi di rumah sudah terlalu nyaman, sehingga membuatnya jadi sulit menyesuaikan diri, yang biasa disebut dengan anak jago kandang.

2. Faktor eksternal pemicu si Kecil jadi jago kandang

2. Faktor eksternal pemicu si Kecil jadi jago kandang
Pixabay/geralt

Fakto eksternal yang dimaksud adalah faktor yang berkaitan dengan pola asuh yang dilakukan orangtua terhadap anak.

Misalnya, ada orangtua yang mendidik anaknya secara otoriter yang membuat anak jadi pendiam dan hanya jadi penurut selama berada di rumah.

Tapi, begitu berada di luar, anak jadi merasa bebas karena tak lagi ada yang mendikte. Akibatnya, si Kecil malah jadi sulit dikendalikan.

Berbanding terbalik dengan pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, yaitu anak diberi kesempatan bebas mengeluarkan pendapatnya di rumah, akan memberi pengaruh yang berbeda dari anak yang menadapat pola asuh otoriter.

Umumnya, si Kecil yang mendapat pola asuh demokratis saat di luar lingkungan rumah, anak yang terbiasa berani menyampaikan pendapat ini tidak lagi menemui kesulitan bersosialisasi.

Editors' Pick

Cara Mengatasi Si Kecil yang Jago Kandang

Cara Mengatasi Si Kecil Jago Kandang
pbs.org

Si Kecil jago kandang, memang membuat Mama gemas. Karena si Kecil hanya berani dan aktif saat berada di rumah, sedangkan saat berada di luar rumah, ia cenderung datar dan tidak bebas berekspresi.

Namun, Mama nggak perlu khawatir, berikut ini ada 4 cara ampuh yang bisa mengatasi si Kecil agar tidak jago kandang lagi.

1. Jangan membentak anak karena bisa buatnya merasa minder

1. Jangan membentak anak karena bisa buat merasa minder
Freepik/Bearfotos

Terkadang orangtua suka memberikan batasan atau jarak yang berakibat anak enggan berbicara kepada orangtua.

Ada beberapa orangtua yang saat anak baru cerita sedikit, sudah disalahkan kemudian dibentak.

Duh! Jangan lakukan hal tersebut ya, Ma! Perlu Mama ketahui, sebenarnya anak ingin didengar dan dipahami lewat keseluruhan ceritanya.

Bila memang si Kecil sedang melakukan kesalahan, daripada membentaknya, lebih baik Mama bicara kepada si Kecil dan beri pengertian kalau apa yang dilakukannya adalah hal yang salah.

Selanjutnya beri hukuman yang efektif agar si Kecik tidak mengulang kesalahan yang sama.

Ingat! Jangan memberi hukuman dengan kekerasan ya.

2. Hindari panggilan negatif pada anak

2. Hindari panggilan negatif anak
parenting.com

Panggilan negatif atau jelek seperti si sulung jago kandang, anak gendut, si hitam dan lain sebagainya.

Karena hal itu dapat memengaruhi kepercayaan diri si Kecil. Tak hanya itu, tanpa disadari kesan negatif akan selalu menempel dengan diri si Kecil, sehingga membatasi dirinya di luar rumah.

Nggak mau kan anak mama jadi anak yang suka murung dan minder ketika sedang berada di lingkungan sosialnya. 

3. Jangan menghakimi si Kecil

3. Jangan menghakimi si Kecil
youngparents.com.sg

Para orangtua disarankan untuk memberikan tanggapan yang positif saat si Kecil sedang bercerita.

Misalnya, Mama dapat mengganti kata “kenapa” karena kesannya yang diceritakan si Kecil salah di mata Mama.

Mama bisa mengubahnya menjadi “ada apa” atau “bagaimana ceritanya” sehingga Mama tidak terlihat seperti sedang menghakimi si Kecil.

Jika sudah melakukannya, Mama bisa mengetahui apakah terdapat perubahan yang terjadi pada si Kecil.

4. Mama dan Papa perlu memberikan respon yang pas dengan keadaan si Kecil

4. Mama Papa perlu memberikan respon pas keadaan si Kecil
mirror.co.uk

Orangtua memang perlu memberikan respon yang pas. Tunjukan pada si Kecil bahwa keberaniannya adalah sesuatu yang hebat.

Jadi, jangan sedikit-sedikit bilang tidak boleh. Beri kesempatan pada si Kecil untuk bereksplorasi, Ma.

Jadi, sebaiknya bebaskan si Kecil untuk berekspresi, tetapi jangan lupa juga untuk perhatikan perubahan apa yang terjadi pada dirinya ya.

Jangan sampai menjadi orangtua yang sibuk dengan urusan Mama sendiri, sehingga tidak menaruh perhatian pada si Kecil.

Karena pendampingan orangtua dalam tumbuh kembang si Kecil, sangat berpengaruh ketika ia berinteraksi dalam masyarakat nantinya, Ma.

Baca juga: 

The Latest