Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Anak menaiki gelondongan kayu
Pexels/Alex P

Usia 3 tahun adalah masa yang luar biasa dalam kehidupan seorang anak. Mereka bukan lagi anak bayi, tapi juga belum sepenuhnya bisa dianggap sebagai “anak besar”. 

Di masa ini, banyak perubahan terjadi, mulai dari cara mereka bicara, mengekspresikan emosi, hingga bagaimana mereka memahami dunia di sekitarnya

Nah, untuk membantu Mama lebih dekat dan memahami si kecil, yuk kita bahas 6 tanda perkembangan anak usia 3 tahun, serta cara menyikapinya agar hubungan Mama dan anak makin hangat dan harmonis. Simak artikel Popmama.com berikut, ya!

1. Tantrum mulai berkurang seiring kemampuan bicara berkembang

Pexels/Jep Gambardella

Saat anak merasa kesulitan menyampaikan apa yang mereka rasakan, mereka akan sering menunjukkan tantrum sebagai bentuk frustrasi. Tapi ketika kemampuan bicara mereka berkembang, tantrum biasanya mulai berkurang, karena mereka mulai belajar bagaimana cara mengomunikasikan yang mereka rasakan.

Untuk memaksimalkan proses perkembangan kemampuan bicara ini, Mama bisa membantu anak dengan mengenalkan kata-kata perasaan “sedih”, “kesal”, “lelah”, ini dapat membantunya lebih mudah memahami apa yang dirasakannya.

Gunakan buku cerita atau gambar ekspresi wajah untuk membiasakan anak menamai perasaannya.

Selalu dengarkan dengan sabar saat anak mencoba menjelaskan sesuatu, meskipun masih terbata-bata.

2. Mulai mengekspresikan perasaannya sendiri

Pexels/Ketut Subiyanto

Di usia ini, anak mulai berkata ekspresif seperti “Aku marah”, “Aku takut”, atau “Aku senang banget!”. Ini adalah kemajuan yang besar, dan ketika sampai di fase ini, Mama pasti merasa sagat bangga. 

Ketika mereka sudah mampu melakukan itu, validasilah perasaan mereka sebelum menawarkan solusi.

Perkataan seperti “Iya, Mama tahu kamu kecewa, itu nggak enak ya”, akan sangat membantu mereka.

Jangan langsung memaksa anak berhenti sedih atau marah, semua orang perlu memproses emosinya. Tawarkan pelukan atau ruang tenang dulu. Ajari mereka cara menenangkan diri dengan sederhana, misalnya menarik napas atau memeluk boneka.

3. Suka menyenangkan orangtua dan suka dipuji, tapi masih impulsif

Pexels/Polesie Toys

Anak 3 tahun senang mendapat pujian dan ingin menyenangkan orangtuanya. Tapi mereka juga masih belajar mengendalikan diri, jadi kadang tetap bertindak tanpa berpikir panjang.

Ini hal yang normal. Selalu apresiasi sedikit pun perkembangan yang mereka lakukan. Seperti ketika mereka belajar merapikan mainannya sendiri, beri pujian yang jelas, “Mama bangga kamu merapikan mainan sendiri!”

Jangan terlalu berharap anak selalu ‘patuh’ karena impulsif itu bagian dari proses belajar. Bantu anak belajar aturan sederhana, “Kalau kamu merasa marah, kamu bisa bilang ‘Aku marah!’ daripada mendorong teman, ya.” atau “Kalau kamu kesal, kamu bisa minta tolong Mama, jangan lempar mainan.”

4. Emosi yang ekstrem itu biasa

Pexels/Kampus Production

Anak bisa sangat senang, lalu tiba-tiba sangat kesal. Ini normal karena mereka sedang belajar mengatur emosi, yang bahkan untuk orang dewasa pun bisa sulit.

Untuk Mama, jangan membalas emosi besar dengan emosi besar juga. Tetap tenang membantu anak belajar lebih baik. Gunakan pelukan, bukan ancaman, saat emosi anak meledak. Setelah anak tenang, baru ajak anak mengobrol tentang apa yang terjadi.

5. Semangat dan antusias dengan waktu-waktu istimewa 

Pexels/Polesie Toys

Anak usia 3 tahun sangat antusias terhadap peristiwa spesial! Mereka bisa terus bicara soal rencana ulang tahun, jalan-jalan, atau acara lain yang dihabiskan bersama keluarga.

Gunakan momen ini untuk membangun koneksi dengannya. Ajak anak membantu mempersiapkan hal-hal kecil, seperti misalnya menempel hiasan atau merapikan ruangan.

Ceritakan tentang hal-hal spesial dengan antusias, tapi bantu juga mereka mengelola harapan dan ekspektasi mereka. Kalau acara dibatalkan, akui rasa kecewa mereka, “Mama tahu kamu sedih. Liburannya ditunda ya, tapi kita bisa main tenda di rumah!”

6. Mulai memahami alasan di balik aturan

Pexels/Kampus Production

Anak mulai bisa mengerti mekanisme di balik aturan, bukan hanya “boleh/tidak boleh”. Misalnya, mereka bisa memahami penjelasan bahwa “Kalau lompat di sofa, bisa jatuh dan sakit.”.

Di tahap ini, Mama bisa membantu dengan menjelaskan aturan disertai dengan alasannya yang jelas: “Mainan harus dibereskan supaya nggak diinjak.”. Libatkan anak menentukan solusi dari permasalahan kecil seperti, “Menurut kamu, kenapa kita harus cuci tangan sebelum makan?”

Jangan hanya berkata “jangan”, beri juga alternatif  pengganti apa yang boleh dilakukan “Nggak boleh lempar bola ke TV, tapi kamu bisa lempar ke keranjang ini.”

Setiap anak berkembang dengan cara unik, dan usia 3 tahun penuh dengan perubahan besar. Yang anak butuhkan bukan orangtua yang sempurna, tapi orangtua yang sabar, hadir, dan mau mendengarkan.

Nah, Ma, itu dia  6 tanda perkembangan anak usia 3 tahun. Dengan memahami tanda-tanda ini dan menanggapinya dengan cerdas, Mama bisa jadi sahabat terbaik dalam perjalanan tumbuh kembang si Kecil.

Editorial Team