9 Manfaat Permainan Tradisional Bikin Anak 1-3 Tahun Lebih Cerdas

Balita usia 1-5 tahun kerap disebut sedang dalam masa emas mereka, alasannya? Pada usia ini atau nama lainnya "golden age", anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, terutama dalam perkembangan otak.
Selama lima tahun pertama kehidupan, otak anak berkembang hingga mencapai sekitar 90-95% dari ukuran otak dewasa. Pertumbuhan pesat ini mencakup berbagai aspek, seperti fisik, kognitif, emosional, dan sosial.
Ada banyak aspek yang memengaruhi perkembangan otak anak, termasuk permainan. Eits, apakah Mama dan Papa tahu kalau permainan tradisional Indonesia juga bisa berperan?
Ya, selain mengurangi screen time anak ada beberapa permainan tradisional yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan otak anak usia 1-3 tahun lho!
Berikut Popmama.com rangkum manfaat permainan tradisional bikin anak 1-3 tahun lebih cerdas!
1. Belajar pemecahan masalah dari petak umpet

Petak umpet jadi salah satu permainan mudah untuk diajarkan usia 2-3 tahun. Anak mulai bisa melatih pemecahan masalah ketika ia mencari tempat bersembunyi atau menemukan teman yang bersembunyi.
Kalau dimainkan dengan anak-anak lain bisa meningkatkan interaksi sosial dan kerja sama antara anak-anak.
Dalam jurnal "Pengaruh permainan tradisional dayakan dalam mengembangkan sosial emosional anak usia dini" (Karomah & Diana, 2023) menyebut kalau dalam permainan tradisional ini anak tidak hanya menambah wawasan baru, tetapi juga melatih perkembangan motorik kasar dan halus dalam bermain petak umpet.
2. Melatih bermain peran (role playing)

Selanjutnya ada role playing yang bisa mendorong imajinasi dan kreativitas anak dalam menciptakan skenario dan karakter. Ini bisa mengembangkan empati dan pemahaman terhadap peran sosial yang berbeda.
Dalam jurnal berjudul "Studi literatur: Permainan tradisional sebagai media alternatif stimulasi perkembangan anak usia dini" (Wahyu & Rukiyati, 2022) mengatakan kalau bermain peran dapat menjadi media alternatif dalam meningkatkan perkembangan sosial dan emosional anak usia dini.
3. Melatih memori dalam permainan ular naga

Anak dapat melatih memori dan mengikuti instruksi dalam permainan berkelompok. Ketika dimainkan berkelompok anak bisa melatih dan meningkatkan rasa kebersamaan dan kerja tim.
Permainan tradisional seperti ular naga dapat menstimulasi perkembangan sosial dan emosional anak. Karena dimainkan secara berkelompok, memungkinkan anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya, berbagi, dan memahami perasaan orang lain.
4. Mengasah kreativitas dan imajinasi anak

Banyak permainan tradisional yang mendorong anak untuk berimajinasi dan berkreasi, seperti permainan peran atau membuat alat permainan dari bahan sederhana. Aktivitas ini merangsang perkembangan kreativitas dan daya cipta anak.
Permainan seperti lompat tali dan drama akan membuat anak aktif! Selain bermain ular-ularan yang melingkar juga demikian.
5. Melatih koordinasi motorik halus dan kasar

Gerakan dalam permainan tradisional, seperti melompat, berlari, atau memindahkan biji congklak, membantu anak mengembangkan koordinasi antara mata dan tangan serta keseimbangan tubuh. Latihan ini penting untuk perkembangan motorik halus dan kasar.
Contoh permainan lainnya yakni engklek! Permainan ini melompat pada kotak-kotak yang digambar di tanah. Anak melompat dengan satu kaki dari satu kotak ke kotak lainnya.
6. Mengenalkan konsep aturan dan disiplin

Setiap permainan tradisional memiliki aturan yang harus diikuti, mengajarkan anak tentang pentingnya mengikuti aturan dan disiplin. Pemahaman ini membantu anak memahami batasan dan konsekuensi dari tindakan mereka.
Anak bisa dengan bermain peran sederhana (pasar-pasaran, dokter-dokteran). Di sini anak belajar giliran dan aturan main dari situasi yang diperankan.
7. Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan

Dalam permainan seperti petak umpet, anak harus membuat keputusan cepat tentang tempat bersembunyi atau kapan harus keluar dari persembunyian. Situasi ini melatih kemampuan anak dalam mengambil keputusan secara efektif.
Misalnya dari permainan engklek, anak harus memutuskan kapan dan di mana melempar batu atau "gacuk" (benda kecil seperti batu datar). Anak juga dilatih menentukan langkah terbaik untuk melompati kotak-kotak tanpa kehilangan keseimbangan.
8. Membangun kepercayaan diri dan kemandirian

Keberhasilan dalam permainan tradisional, seperti memenangkan permainan atau menyelesaikan tantangan. Efeknya akan memberikan rasa pencapaian yang meningkatkan kepercayaan diri anak.
Selain itu, anak belajar untuk mengandalkan diri sendiri dalam menyelesaikan masalah. Bisa dengan cara lompat-lompatan bebas di tikar warna!
9. Mengurangi ketergantungan pada gadget

Dengan memperkenalkan permainan tradisional, anak memiliki alternatif hiburan yang tidak melibatkan layar gadget. Hal ini membantu mengurangi waktu layar dan mendorong aktivitas fisik serta interaksi sosial yang lebih sehat.
Agar tidak bosan misalnya melakukan permainan lagu gerak (Cicak-cicak di dinding, Pok Ame-Ame). Gerakan sederhana bisa jadi pengganti tontonan YouTube.
Itulah tadi manfaat permainan tradisional bikin anak 1-3 tahun cerdas. Semoga membantu ya!