Ngeces atau ngiler pada anak biasanya disebabkan oleh tumbuhnya gigi.
Namun, jika ia masih ngeces meskipun sudah berumur 1 hingga 2 tahun ke atas, apakah ada yang salah?
Pertanyaan seperti itu mungkin pernah Mama dengar atau bahkan Mama alami sendiri pada si Kecil. Ngiler atau ngeces (drooling) konon dipercaya sebagai akibat keinginan ibu hamil yang belum tersampaikan. Namun, tentu saja kepercayaan yang tersebar itu hanyalah mitos semata.
Mengeces atau tidak, dipengaruhi oleh pematangan fungsi otot mulut anak. Sampai umur 18-24 bulan, fungsi gerakan mulut masih kurang sempurna sehingga wajar saja kalau anak sering ngeces atau ngiler.
Meskipun begitu, jangan anggap remeh! Ternyata anak yang sering ngiler akan ada komplikasinya. Jika ia masih sering mengeces, maka kulit di sekitar mulutnya akan mudah basah dan mudah infeksi. Tak hanya itu, Mama juga harus sering mengganti celemek dan baju si Kecil, mainan dan bukunya pun selalu basah dan mudah rusak.
Oleh karena itu, jika si Kecil tetap mengeces setelah umur 2 tahun, maka ia harus melakukan pemeriksaan tertentu, seperti:
- Pemeriksaan saraf secara lengkap
- Foto untuk melihat pembesaran adenoid
- Foto khusus untuk mempelajari mekanisme menelan
- Pemeriksaan dengan radioisotop untuk menilai kelenjar ludah
- Nasofaringoskopi, dengan pipa untuk melihat langsung keadaan hidung dan adenoid
Selain dilakukan pemeriksaan, Mama juga perlu segera mengambil tindakan untuk mengatasi ngeces pada bayi atau anak yang satu ini, misalnya dengan melakukan beberapa hal berikut:
- Terapi perilaku
Pertama adalah terapi perilaku. Terapi yang satu ini dapat dilatih dengan memberikan perintah sederhana pada anak seperti menyuruhnya menelan atau tidak memainkan air liurnya. Jika ia bisa melakukannya dengan baik, maka tidak ada salahnya jika Mama memberikannya reward atau hadiah.
- Terapi obat
Pada umumnya obat yang dianjurkan untuk masalah yang satu ini adalah antikolinergik. Namun, sayangnya dosis yang dibutuhkan akan menyebabkan beberapa efek samping. Anak akan menjadi gelisah, mengantuk, sulit mengatur suhu tubuh, susah buang air besar, wajahnya menjadi kemerahan.
Selain terapi perilaku dan terapi obat, Mama juga dapat melakukan cara lain yang dipercaya ampuh menghentikan ngeces atau ngiler pada anak. Memijat gusi bayi adalah salah satu cara membantunya mengurangi nyeri dan rasa sakit akibat tumbuh gigi.
Selain itu, cara ini juga dapat membantu melatih otot di mulut bayi agar mengurangi produksi air liur yang berlebihan. Pijat gusi terbukti dapat membantunya menelan dan menjaga air liur di dalam mulut dengan lebih baik.
Memijat gusi juga bisa diiringi dengan pijatan pada bagian pipi dan bibir bayi, untuk merangsang pertumbuhan otot di area tersebut.
Namun sebelumnya, pastikan dulu bahwa Mama telah mencuci tangan sampai bersih sebelum melakukan pijatan di sekitar mulut bayi.
Agar optimal, berikut Popmama.com telah merangkum 3 langkah mudahnya!