Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
anak makan dengan bahagia
Freepik

Intinya sih...

  • GTM bukan sekadar menolak makan, tetapi bahasa yang perlu dipahami

  • Latih kesiapan oromotor sejak dini dengan berbagai cara

  • Terapkan feeding rules sejak hari pertama MPASI untuk membentuk ritme makan yang sehat

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Istilah GTM (Gerakan Tutup Mulut) sering bikin orangtua panik. Padahal, hal itu tidak ada lho dalam dunia Medis. Di balik anak yang menolak makan, ada banyak faktor kompleks sejak dini mulai dari kesiapan sensori, oromotor, hingga pengalaman makanan yang kurang eksploratif sejak dini.

Kabar baiknya, keinginan anak untuk makan bisa dibiasakan dari bermain. Berikut Popmama.com bagikan rahasia cegah anak GTM sejak dini dengan 7 hal ini, jangan sampai terlewat Ma!

1. GTM bukan sekadar menolak makan, tetapi bahasa yang perlu dipahami

Freepik/cookie_studio

Pola makan yang seimbang memegang peranan penting dalam menunjang tumbuh kembang anak. Asupan nutrisi yang cukup mulai dari vitamin, mineral, protein, karbohidrat, hingga lemak dibutuhkan agar perkembangan fisik dan kemampuan kognitif anak dapat berjalan secara optimal.

Namun, pemenuhan nutrisi tersebut tentu perlu diawali dengan pembentukan pola serta kebiasaan makan yang baik sejak dini. Tidak sedikit orang tua yang menghadapi situasi ketika anak tampak enggan makan. Gerakan Tutup Mulut kerap terjadi pada anak usia batita hingga balita dan sering kali membuat anak diberi label sebagai pemilih makanan.

Padahal, kondisi ini tidak selalu berkaitan dengan perilaku. Dalam banyak kasus, penolakan makan justru merupakan bentuk respons tubuh dan sistem sensorinya. Anak mungkin sedang merasa kurang nyaman, mengalami sensasi tidak menyenangkan di area mulut, atau belum memiliki kesiapan oromotor untuk mengolah makanan dengan tekstur tertentu.

2. Latih kesiapan oromotor sejak dini

Freepik

Oromotor adalah gerakan pada otot-otot mulut, lidah, bibir, dan rahang yang berperan penting dalam fungsi makan, mengunyah, merasa, menelan, dan berbicara. Oromotor ini melibatkan otot-otot halus di sekitar mulut, bibir, lidah, dan pipi. Maka, stimulasi oromotor sangat penting bagi kesiapan makan anak yang mencegah gerakan tutup mulut.

Pada Wonderground Flowspace, A Jolly Celebration Play at Sora, Minggu (14/12/2025), dr. Ayudya Soemawinata, BmedSc (Hons), IBCLC mengungkapkan langkah sederhana melatih oromotor anak di rumah, dengan:

  • Gunakan teether berbentuk sikat gigi
    Biarkan anak menggigit teether hingga ke area gusi untuk merangsang otot mulut dan meningkatkan toleransi sensori di rongga mulut. Mama bisa juga menyiapkan popsicle sehat berbagai macam rasa untuk anak sehari-hari.

  • Ajak anak bermain bubbles
    Aktivitas meniup gelembung membantu melatih koordinasi bibir, kontrol napas, dan kekuatan otot oral secara alami.

  • Perkenalkan minum dengan sedotan sejak dini
    Latihan menyedot sebaiknya dimulai sebelum usia 13 bulan agar anak terbiasa mengontrol otot mulut dan lidah.

  • Kurangi penggunaan dot secara bertahap
    Idealnya, penggunaan dot mulai dihentikan sekitar usia 6 bulan agar anak dapat fokus belajar menyedot dan mengunyah.

  • Perhatikan kesulitan minum dari sedotan
    Jika anak kesulitan menggunakan sedotan, hal ini bisa menjadi tanda kesiapan oromotor yang belum optimal dan perlu distimulasi secara konsisten. Namun, kesulitan ini adalah hal yang bagus karena anak pada dasarnya memang harus melatih oromotor dengan menyedot.

3. Terapkan feeding rules sejak hari pertama MPASI

Freepik

dr. Ayudya juga menjelaskan betapa pentingnya feeding rules yang ketat dari orangtua agar anak disiplin mengenai aktivitas makan.Aturan makan bukan dibuat untuk membatasi anak, melainkan untuk memberikan struktur yang jelas dan konsisten. Dengan adanya jeda yang teratur antara waktu makan dan pemberian ASI atau susu, anak belajar mengenali rasa lapar secara alami. Durasi makan pun perlu dibatasi, idealnya tidak lebih dari 30 menit, agar anak memahami bahwa waktu makan memiliki awal dan akhir yang jelas.

Selain itu, penting untuk menghindari kebiasaan menyodorkan camilan manis atau jus buah di luar jam makan, karena hal ini dapat mengganggu sinyal lapar dan kenyang anak. Orangtua juga perlu berani mengakhiri waktu makan meskipun makanan belum habis. Konsistensi dalam menerapkan aturan ini membantu anak membangun ritme makan yang sehat serta hubungan yang lebih positif dengan makanan sejak dini.

4. Biarkan anak mengeksplorasi makanan termasuk berantakan

Freepik

“Fasilitasi kemauan dia eksplorasi makanan dengan memegangnya, menicum, merasa secara bertahap. Sediakan dua piring selama proses makan anak, satu untuk menyuapi, satu lagi agar dia “berantakin” karena kotor dan berantakan itu baik.” Jelas dr. Ayudya

Makan bukan semata-mata soal menghabiskan porsi di piring. Bagi anak makan adalah pengalaman belajar yang melibatkan seluruh inderanya. Maka, biarkan anak menumpahkan, meremas, dan menjadikan makanan sebagai media bermain. Dari eksperimen ini, anak membangun rasa aman dan familiar terhadap tekstur, bentuk, rasa, dan aroma makanan.

5. Pentingnya sensory play sejak MPASI

Popmama.com/Sekar Gadis Biantara

Seluruh proses ini dapat distimulasi melalui bermain, karena sensory play membantu anak merasa aman dengan berbagai sensasi di mulut dan mengurangi penolakan terhadap makanan baru. Lewat aktivitas bermain yang melibatkan sentuhan dan gerak, anak membangun kesiapan makan secara bertahap dan alami—bahkan sebelum makanan benar-benar masuk ke mulut.

Nah, untuk menstimulasi rangsangan dan kemampuan menggerakan tubuhnya, diperlukan eksplorasi dari bermain dengan beragam tekstur di lingkungan yang aman dan terfasilitasi dengan baik. Play at Sora di The Buya 2F Jl. Cipete IX No. 1, Jakarta Selatan mewadahi kebutuhan ini melalui ruang bermain yang dirancang khusus agar anak bebas bereksplorasi dengan nyaman dan menyenangkan.

Beberapa fasilitas yang mendukung eksplorasi sensori anak antara lain:

  • Sensory play area untuk batita  dan balita dengan variasi warna dan tekstur

  • Monkey climbing area untuk anak yang lebih besar, melatih kekuatan dan koordinasi tubuh

  • Pretend play area untuk role play  atau bermain peran untuk pengembangan imajinasi

  • Seating & eating corner untuk membangun pengalaman makan yang positif

  • Lima kelas utama terdiri dari dance class, music class, dan art and craft class yang bekerja sama dengan institusi terbaik, berangkat dari stimulasi sederhana di sekitar anak

  • Nursery room yang lengkap dan inklusif untuk Mama dan buah hati

  • Toilet dengan fasilitas potty training

  • Shower room yang bersih untuk membersihkan anak setelah sensory play

  • Slides dan ball pit dengan berbagai bentuk yang mendukung eksplorasi gerak, naik-turun, dan membaca buku

Kelas di Play at Sora diperbarui setiap minggu dengan tema yang berbeda dan berlangsung setiap hari, Senin hingga Minggu. Jam operasional tersedia pukul 10.00–16.00 pada hari kerja dan 09.00–12.00 saat akhir pekan. Setiap kelas diikuti oleh 8–10 anak dengan pendamping, serta tersedia pilihan bundling kelas dan free play.

Dengan lingkungan yang mendukung eksplorasi sejak dini, sensory play tidak hanya menjadi aktivitas bermain, tetapi juga investasi penting dalam membangun kesiapan makan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

6. Libatkan anak dalam proses masak sehari-hari

Freepik

dr. Ayudya juga menyarankan bahwa sensory play bisa dilakukan mulai dari hal-hal di sekitar anak, salah satunya melibatkan anak dalam proses memasak makanannya sendiri. Proses memasak yang panjang dan melibatkan anak turut membantu mereka memahami bahwa makanan tidak hadir secara instan. Ketika anak ikut melihat, menyentuh, dan terlibat dalam setiap tahap, mereka belajar menghargai makanan sebagai sesuatu yang melalui proses.

Aktivitas sederhana di rumah justru bisa menjadi stimulasi yang bermakna, seperti memetik kangkung, memecahkan telur, atau memegang tekstur kentang dan beras. 

7. Ciptakan pengalaman makan yang positif dengan responsive feeding

Freepik

“Ekspresi kita (orangtua) saat membersamai anak makan sangat berpengaruh pada pengalaman makanannya. Pendaming harus menciptakan suasana makan yang menyenangkan dan positif responsive feeding,” tutur dr. Ayudya

Kepekaan anak terhadap ekspresi dan respons pendamping, merujuk pada pentingnya sikap orangtua yang tenang, tidak memaksa, mengancam, dan fokus pada proses dibandingkan hasil. Rasa aman dan nyaman saat makan memegang peran besar dalam membentuk kemauan makan anak di kemudian hari. 

Itulah rahasia cegah anak GTM sejak dini dengan 7 hal ini, jangan sampai terlewat Ma!

Editorial Team