Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada Anak Berisiko Stunting

Terhambatnya pertumbuhan tinggi anak di bawah standar usianya karena kekurangan gizi atau PJB

18 Juli 2023

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Anak Berisiko Stunting
Freepik/mdjaff

Pada tanggal 17 Juli 2023 di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita telah terselenggara diskusi menarik mengenai Penyakit Jantung Bawaan (PJB) yang berisiko menyebabkan stunting pada anak-anak.

Ketika Mama mendengar penyakit kardiovaskular atau penyakit jantung apa sih yang terbayangkan? 

Mungkin Mama akan membayangkan ketika seseorang tiba-tiba mengalami henti jantung dan harus mendapatkan pertolongan pertama dengan memompa bagian dada agar jantung kembali berfungsi dan dapat mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh.

Mama tahu tidak, penyakit jantung atau kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) terdiri dari berbagai macam, diantaranya arteri koroner, stroke, aritmia, gagal jantung, hipertensi, serangan jantung, dan penyakit jantung bawaan. 

Penyakit jantung biasanya muncul tanpa disadari oleh penderitanya, tidak ada gejala, dan keluhan yang dirasakan.

Berdasarkan data dari Global Burden of Disease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019 penyakit jantung menjadi salah satu penyakit berbahaya dan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. 

Penyakit jantung tidak hanya terjadi pada mereka yang berusia dewasa atau lanjut usia, namun anak bayi dapat berpeluang menderita penyakit jantung bawaan akibat gangguan yang terjadi di masa kehamilan.

Berdasarkan pernyataan dari Sisca Natalia Siagian sebagai Dokter Spesialis Jantung di Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita, penyakit jantung bawaan pada anak-anak akan mempengaruhi masa tumbuh kembangnya.

Gejala yang mereka alami menyebabkan anak susah makan, sehingga akan beresiko mengalami stunting karena tidak terpenuhinya keseimbangan nutrisi dan anak mengalami gagal tumbuh.

Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai penyakit jantung bawaan pada anak beresiko stunting, berikut ini Popmama.com akan mengulas dalam beberapa poin!

1. Penyakit jantung bawaan pada anak

1. Penyakit jantung bawaan anak
Freepik/dcstudio

PJB merupakan kelainan struktur dan fungsi jantung yang ditemukan sejak lahir akibat gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada awal fase perkembangan janin. 

Anak yang memiliki penyakit jantung bawaan memiliki kelainan yang beragama, khususnya pada struktur anatomi atau bagian jantung yang berbeda dari jantung pada umumnya.

Kelainan jantung diantaranya, penyempitan rongga atau jalur aliran darah, gagal pembentukan struktur jantung (tidak normal), dan gangguan sekat jantung.

2. Jenis-jenis PJB

2. Jenis-jenis PJB
Freepik

Tidak semua penderita PJB (Penyakit Jantung Bawaan) mengalami gejala atau tanda-tanda, terdapat penderita yang memiliki PJB tanpa gejala.

Jenis-jenis PJB:

  • PJB sianotik (biru)

Jenis PJB yang menyebabkan warna kebiruan pada area kulit, bibir, dan jari tangan karena darah tidak membawa cukup oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

  • PJB non-sianotik 

Jenis PJB non-sianotik tidak terdapat gejala kebiruan pada penderita, namun menimbulkan gagal jantung. Gagal jantung ditandai dengan sesak saat beraktivitas, bengkak pada wajah, dan gangguan pertumbuhan.

Editors' Pick

3. Faktor risiko saat hamil

3. Faktor risiko saat hamil
Freepik/stefamerpik

Beberapa kondisi yang terjadi pada ibu hamil selama masa mengandung dapat membawa pengaruh, khususnya potensi penyakit jantung bawaan pada bayi.

Faktor yang meningkatkan penyakit jantung bawaan:

  • ibu menderita obesitas dan diabetes yang tidak terkontrol,
  • ibu mengkonsumsi alkohol secara berlebihan,
  • ibu merokok saat hamil,
  • ibu mengkonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat anti kejang, obat anti depresi, dan obat golongan satin tanpa petunjuk dokter,
  • ibu mengalami infeksi virus, seperti rubella pada kehamilan trimester pertama,
  • ibu memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung bawaan atau penyakit akibat kelainan sindrom,
  • ibu terpapar radiasi atau nuklir.

4. Gejala PJB pada anak

4. Gejala PJB anak
Freepik/jcomp

Gejala PJB pada anak harus dikenali oleh orangtua dan perlu dikonsultasikan dengan dokter apabila anak mengalami kondisi-kondisinya. 

Gejala PJB pada anak:

  • kemampuan anak menghisap susu

Anak mengalami penurunan karena anak terlihat kelelahan, nafas terengah-engah, dan berkeringat saat menghisap susu.

Kondisi berbeda dialami oleh anak yang lebih besar, mereka akan mudah lelah atau capek, sesak nafas saat bermain, berlari, dan berjalan jauh.

  • infeksi pada saluran pernapasan yang berulang

Aliran darah ke paru-paru berlebihan, pada beberapa kasus PJB terkadang dapat menimbulkan infeksi paru-paru. Asupan susu dan makanan yang tidak terpenuhi menyebabkan daya tahan tubuh anak rendah.

  • gagal tumbuh kembang

Pertambahan berat badan yang lambat atau tidak ada pada anak akibat asupan susu atau makanan yang tidak terpenuhi. Anak PJB mengalami perkembangan yang lambat dan tidak sesuai dengan usianya.

  • biru pada bibir dan kuku jari tangan dan kaki

Warna biru pada bibir dan kuku sudah terlihat sejak bayi. Warna biru akan semakin terlihat saat anak menangis atau melakukan aktivitas fisik. Anak akan cepat lelah dan nafas terengah-engah, sehingga anak tidak dapat berjalan jauh.

  • kondisi anak biru

Anak yang menderita penyakit jantung bawaan berat akan mengalami kondisi yang fatal, seperti semakin membiru, gelisah, pernapasan cepat, lemas, kesadaran menurun, dan kejang

5. Malnutrisi pada anak PJB

5. Malnutrisi anak PJB
Freepik/vecstock

Malnutrisi adalah ketidakseimbangan asupan energi, protein, dan nutrisi lainnya (kekurangan atau kelebihan) dengan kebutuhan tubuh, sehingga menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

Di negara berkembang, kekurangan nutrisi menjadi perhatian yang besar. Dalam jurnal "Pemberian Nutrisi pada Anak dengan PJB" menyebutkan bahwa malnutrisi pada anak PJB sebelum dilakukan operasi sebesar 45%.

6. PJB berisiko stunting

6. PJB berisiko stunting
codeblue.galencentre.org

Penyakit jantung bawaan pada anak menyebabkan risiko terjadinya ketidakseimbangan energi karena meningkatnya kebutuhan gizi dan asupan nutrisi yang tidak dapat terpenuhi. 

Nutrisi yang tidak seimbang menyebabkan terjadinya malnutrisi dan dapat berisiko stunting pada anak.

Menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi pada kurva pertumbuhan WHO. 

Stunting merupakan sebuah keadaan terhambatnya pertumbuhan tinggi anak di bawah standar usianya karena kekurangan gizi berkepanjangan atau kronis akibat penyakit jantung bawaan.

7. Pengabdian masyarakat di Morotai

7. Pengabdian masyarakat Morotai
Popmama.com/Inggil Reka Sonia

Sebagai daerah terluar di Indonesia yang berada di Kepulauan Maluku, tepatnya di Provinsi Maluku Utara menyebabkan Morotai memiliki keterbatasan terhadap akses kesehatan dan kurangnya tenaga medis di bidang jantung dan pembuluh darah.

Untuk mengetahui stunting akibat PJB pada anak-anak di Morotai sejumlah tenaga medis berkolaborasi membentuk pengabdian masyarakat yang akan dilaksanakan pada tanggal 19 Juli hingga 23 Juli 2023. 

Pengabdian masyarakat di Kabupaten Pulau Morotai merupakan bentuk kerjasama antara Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Universitas Indonesia, RS Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita, RS Universitas Indonesia, dan TNI Angkatan Udara.

“Kita akan mengevaluasi dan mencari tahu disana berapa persen stunting yang disebabkan penyakit jantung bawaan. Kita akan membantu untuk dokter-dokter umum bisa mendeteksi dini dengan baik sehingga penanganan bisa dilakukan dengan lebih cepat”

Baca juga:

The Latest