6 Penyakit Kulit Menular yang Sering Dialami Anak

Biarkan anak istirahat di rumah apabila mengalaminya agar tidak menularkan pada orang lain

12 Januari 2022

6 Penyakit Kulit Menular Sering Dialami Anak
Freepik/Natusm

Masalah kulit merupakan masalah yang akrab dengan anak-anak kita. Tak jarang orangtua mendapati ruam, bintik-bintik merah, dan gatal pada kulit anak, tanpa diketahui sebabnya. 

Meskipun begitu, adanya ruam pada tubuh anak tidak dapat disepelekan begitu saja karena nyatanya banyak kasus menunjukkan masalah kulit yang menular dan serius karena terlambatnya tindakan pengobatan.

Berikut ini Popmama.com merangkum apa saja penyakit kulit menular pada anak yang perlu diwaspadai orangtua, dilansir dari Healthline:

1. Ruam popok

1. Ruam popok
Pexels/Karolina Grabowska

Ruam popok biasanya tidak menular, tetapi terkadang juga bisa menular. Ruam popok yang menular disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri. Kondisi ini dapat menyebar ke area lain di tubuh anak atau bahkan menular ke orang lain.

2. Sariawan

2. Sariawan
Pexels/Karolina Grabowska

Jangan salah, Ma, sariawan pada anak juga dapat menular dari jamur yang terdapat pada kulit. Sariawan disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari jamur Candida. Hal ini dapat menyebabkan lesi putih muncul di lidah dan pipi bagian dalam anak. Anak dapat menderita sariawan setelah berbagi botol atau dot dengan seseorang yang menderita sariawan.

Jika sang Ibu melahirkan saat memiliki infeksi jamur vagina, sang Bayi mungkin akan mengalami sariawan. 

Editors' Pick

3. Kudis

3. Kudis
momjunction.com

Kudis, atau scabies, disebabkan karena tungau yang bertelur di dalam kulit. Awalnya terlihat seperti jerawat, ruam kemudian menyebabkan rasa gatal yang hebat dan akhirnya berkeropeng. 

Kudis biasanya ditularkan dari anak yang satu ke yang lainnya. Keropeng yang berkerak harus diwaspadai sebagai kudis yang sangat menular. Oleh karenanya apabila ada anak yang mengalami kudis di sekolah atau tempat penitipan anak, sebaiknya ia istirahat terlebih dahulu di rumah karena dikhawatirkan dapat menulari teman-temannya yang lain.

4. Molluscum contagiosum (MC)

4. Molluscum contagiosum (MC)
healthline.com

Molluscum contagiosum (MC) adalah infeksi kulit akibat virus yang sering terjadi pada anak-anak. Virus ini juga dapat menyerang orang dewasa. MC menyebabkan ruam kecil seperti kutil berwarna merah muda atau putih. 

Virus MC tumbuh subur dalam kondisi panas dan lembab. MC biasanya dialami paraa perenang dan pesenam. Virus ini dapat menular dari air yang terkontaminasi atau bahkan dari handuk di kolam renang umum.

Sebagian besar waktu, MC sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. MC tidak terlalu berbahaya, dan banyak orangtua bahkan mungkin tidak menyadari anak mengalaminya.

5. Impetigo

5. Impetigo
everydayhealth.com

Impetigo biasanya menyerang bayi dan anak-anak, tetapi orang dewasa juga bisa mendapatkannya. Ciri-ciri penyakit kulit ini adalah luka merah muncul di sekitar hidung dan mulut. Luka bisa pecah atau mengeras.

Jangan disepelekan ya, Ma, karena impetigo sangat menular. Perlu antibiotik untuk mengobatinya.

6. Kurap

6. Kurap
babycenter.com

Kurap, atau ringworm, disebabkan oleh jamur yang seringkali hidup di karpet. Apabila jamur ini mengenai kepala maka akan menyebabkan bercak bulat bersisik dan rambut rontok di sisi kepala. 

Kurap pada anak umumnya menyebar melalui kontak kulit ke kulit. Anak dapat tertular dengan menyentuh benda yang terkontaminasi, seperti aksesori rambut, pakaian, atau handuk. Ini juga dapat menular dari hewan ke manusia, jadi waspadalah terhadap bercak tidak berbulu pada hewan peliharaan keluarga.

Untuk mengobati kurap, dokter akan meresepkan obat antijamur. Jika anak mengalami infeksi kurap di kulit kepala mereka, shampoo obat dengan resep dokter juga tersedia.

Selalu terapkan gaya hidup bersih dan sehat untuk meminimalisir penyebaran penyakit kulit berbahaya. Pastikan anak rajin mencuci tangan dengan sabun dan air, hindari saling meminjamkan baju, handuk, atau aksesoris rambut dengan anak lain. 

Jika anak mengalami ruam pada kulit, segera konsultasikan ke dokter agar dokter dapat membantu mengidentifikasi penyebab dan melakukan perawatan yang tepat.

Baca juga:

The Latest