Kebutuhan, Manfaat, dan Cara Mengoptimalkan Asupan Zat Besi pada Anak

Berikan anak makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi agar lebih optimal, Ma

1 April 2021

Kebutuhan, Manfaat, Cara Mengoptimalkan Asupan Zat Besi Anak
Pexels/Alex Green

Layaknya nutrisi lainnya, zat besi termasuk asupan yang penting untuk mendukung tumbuh kembang anak, Ma. Namun sayangnya, masih banyak orangtua yang belum memerhatikan kebutuhan zat besi pada anak.

Hal ini didukung oleh fakta dari RISKESDAS tahun 2018 yang menyebutkan bahwa 1 dari 3 anak di Indonesia berusia di bawah 5 tahun mengalami anemia. Sebanyak 50-60% disebabkan oleh defisiensi atau kekurangan zat besi. 

Padahal, zat besi dapat berperan dalam perkembangan otak maupun fisik anak. Selain itu, kebutuhan zat besi yang cukup akan membantu anak tumbuh menjadi pribadi berkualitas di masa depan. 

Lebih lanjut, berikut Popmama.com jelaskan kebutuhan zat besi yang perlu orangtua ketahui, manfaat zat besi, dan cara mengoptimalkan asupan zat besi bagi anak.

1. Kebutuhan zat besi yang perlu orangtua penuhi

1. Kebutuhan zat besi perlu orangtua penuhi
Pexels/cottonbro

Orangtua sebaiknya mengetahui kebutuhan zat besi pada anak yang perlu dipenuhi. Hal ini karena zat besi agar tumbuh kembang mereka berjalan dengan optimal. Adapun kebutuhan zat besi pada anak sesuai usianya, yaitu:

  • anak usia 1-3 tahun membutuhkan zat besi sebanyak 7mg/hari,
  • anak usia 5-6 tahun membutuhkan zat besi sebanyak 10mg/hari.

Setelah mengetahui kebutuhan zat besi anak yang perlu dipenuhi ini, Mama sebaiknya tidak lagi mengabaikan asupan zat besi si Kecil.

Zat besi yang cukup akan membawa kebaikan pada tubuh anak, terutama bagi proses tumbuh kembangnya, seperti yang disampaikan oleh Prof. DR. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc, Pakar Gizi Medik.

“Zat besi berperan dalam tumbuh kembang anak, yaitu membantu pembentukan selaput saraf pada otak sehingga anak mampu memproses informasi. Mereka pun akan lebih fokus dalam proses belajar. Selain itu, zat besi juga termasuk salah satu nutrisi yang berguna untuk pembentukan hemoglobin. Hemoglobin akan membawa oksigen ke seluruh organ tubuh. Jadi, anak dapat tumbuh aktif dan siap bermain serta belajar.” jelasnya dalam Webinar Festival Soya Generasi Maju, pada Rabu (31/03/2021).

2. Dampak anak yang kekurangan zat besi

2. Dampak anak kekurangan zat besi
Pexels/Anna Shvets

Setelah mengetahui betapa pentingnya fungsi dari zat besi, orangtua juga sebaiknya memahami dampak dari kekurangan zat besi pada anak. Menurut Prof. DR. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc, Pakar Gizi Medik, dampak kekurangan zat besi ditandai dengan seberapa parah gejala yang dialami si Kecil. 

“Pada anak yang kekurangan zat besi ringan hingga sedang, biasanya akan memiliki gejala mudah lelah, lemas, dan tidak bertenaga saat bermain, serta gangguan kognitif sehingga kurang fokus ketika belajar,” ungkapnya. 

Sementara pada anak yang kekurangan zat besi berat atau fatal, akan ditandai dengan kurangnya nafsu makan atau tidak mau makan, mengalami Phagophagia, bentuk gangguan bernama PICA sehingga anak mengonsumsi sesuatu yang bukan makanan, dan anemia.

Apabila anak sudah mengalami salah satu tanda dari kekurangan zat besi, mereka akan berisiko mengalami:

  • hambatan dalam pertumbuhan fisiknya,
  • daya tahan tubuh yang kurang baik sehingga mudah terserang penyakit, 
  • gangguan permanen terhadap gerak dan juga rasa, dan
  • gangguan kognitif yang bisa menyebabkan prestasi akademiknya rendah. 

3. Tips mengoptimalkan asupan zat besi pada anak

3. Tips mengoptimalkan asupan zat besi anak
Pexels/Tatiana Syrikova

Salah satu cara yang dapat Mama lakukan dalam mengoptimalkan kebutuhan zat besi anak, ialah menyajikan mereka makanan dengan kandungan zat besi tinggi. 

Terdapat banyak pilihan makanan kaya zat besi yang dapat disesuaikan dengan selera atau kebutuhan anak mama. Namun secara umum, makanan yang mengandung zat besi dibagi menjadi 2 jenis:

  • Zat besi HEME

Makanan yang mengandung zat besi HEME ini akan lebih mudah diserap oleh tubuh. Biasanya, berasal dari sumber makanan hewani. Contohnya, ikan, daging merah, hati, dan tiram.

  • Zat besi NON-HEME

NON-HEME adalah makanan dengan kandungan zat besi yang agak sulit dicerna oleh tubuh. Zat besi NON-HEME ini berasal dari sumber makanan nabati. Contohnya, sayuran hijau, kacang-kacangan, nasi, kentang, bayam, tomat, dan susu yang difortifikasi zat besi. 

Apabila Mama memilih memberikan si Kecil makanan yang kaya zat besi dari sumber nabati (NON-HEME) ini, sebaiknya disertai dengan makanan bervitamin C atau suplemen Vitamin C. 

Sudah banyak penelitian di bidang kesehatan membuktikan bahwa, zat besi akan mudah diserap tubuh jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau suplemen yang mengandung Vitamin C. 

Selain itu, ada beberapa makanan lain yang dapat mengoptimalkan penyerapan zat besi, yaitu Vitamin A, makanan fermentasi, sayuran, daging, dan ikan. 

Mama juga perlu menghindari memberikan makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi, seperti teh, kopi, cokelat, kalsium pada susu, sereal, dan gandum. 

Itulah beberapa informasi tentang pentingnya zat besi bagi tumbuh kembang anak, disertai takaran yang harus dipenuhi, dan tips mengoptimalkan asupan zat besi. Semoga dapat bermanfaat ya, Ma!

Baca juga:

The Latest