Anak-Anak Bisa Alami Kekerasan, Ini Solusi dan Perawatan yang Tepat

Kekerasan dalam bentuk penganiayaan maupun pelecehan, baik secara fisik, psikologi, atau seksual

29 Februari 2024

Anak-Anak Bisa Alami Kekerasan, Ini Solusi Perawatan Tepat
Unsplash/Arwan Sutanto

Terkadang, kehidupan anak tidak berjalan dengan mudah sesuai harapan orangtua. Hingga mengakibatkan anak mengalami kekerasan, baik secara fisik, emosional, maupun seksual. 

Selain menyakitkan, efek kekerasan yang dialami juga bisa fatal. Terutama bagi psikologis anak, perasaan malu, bersalah, atau ketakutan bisa menghantui mereka dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan trauma. 

Untuk itu, Mama perlu waspada dan menjaga keamanan si Kecil. Mengingat kekerasan bisa dialami anak dari siapa pun dan dimana pun. Bahkan secara tak langsung dilakukan oleh orangtua mereka sendiri. 

Berikut Popmama.com berikan informasi penting mengenai kekerasan pada anak, dilengkapi dengan solusi dan cara perawatan yang tepat. Dilansir dari berbagai sumber.  

1. Balita lebih berisiko alami kekerasan

1. Balita lebih berisiko alami kekerasan
Unsplash/sankavi

Kekerasan pada anak meliputi perilaku penganiayaan fisik, psikologis, seksual atau penelantaran seorang anak. Hal ini dapat terjadi di tangan orangtua, kerabat dekat atau pengasuh dan memiliki efek merugikan yang signifikan pada jiwa anak.

Mengutip laman parenting.firstcry, risiko tertinggi kekerasan atau pelecehan anak adalah pada balita, yaitu anak-anak yang berusia lima tahun ke bawah.

Bagi Mama dan Papa yang sibuk bekerja dan memercayakan pengasuhan anak kepada orang lain, seperti babysitter, sebaiknya waspada akan keselamatan si buah hati. Pastikan pengasuh anak merupakan orang yang tepercaya sehingga keamanannya terjamin. 

2. Jenis-jenis kekerasan pada anak

2. Jenis-jenis kekerasan anak
Unsplash/Janko Ferlic

Ada banyak cara di mana seorang anak dapat mengalami kekerasan, baik pelecehan secara seksual, pelecehan fisik, pelecehan emosional dan pengabaian.

Berikut jenis-jenis kekerasan yang mungkin dapat dialami si Kecil:

  • penganiayaan fisik, terjadi ketika orangtua atau pengasuh menyebabkan cedera fisik yang disengaja pada anak,
  • pelecehan seksual, terjadi ketika seorang anak dieksploitasi untuk tujuan seksual atau terlibat dalam tindakan seksual,
  • kekerasan emosional, terjadi jika perkembangan sosial dan mental anak terganggu oleh orangtua,
  • penelantaran seorang anak, terjadi ketika orangtua atau pengasuh tidak melakukan perawatan yang diperlukan dan mendukung kegiatan yang diperlukan untuk seorang anak.

Editors' Pick

3. Penyebab kekerasan atau pelecehan anak

3. Penyebab kekerasan atau pelecehan anak
Unsplash/Eric Ward

Kekerasan terhadap anak dapat terjadi dalam beberapa keadaan. Berikut adalah beberapa skenario di mana seorang anak dapat menjadi korban: 

  • kekerasan dalam rumah tangga,

Anak-anak merupakan bagian dari keluarga sehingga apabila ada kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh orangtua, anak sangat rentan menjadi korban. Baik kekerasan secara fisik, emosional, atau bahkan seksual. 

  • penyalahgunaan alkohol dan narkoba

Ketergantungan terhadap penyalahgunaan alkohol dan narkoba adalah salah satu penyebab utama pelecehan dan penganiayaan anak yang mencakup pelecehan fisik dan pengabaian yang disengaja. Orangtua yang menyalahgunakan alkohol dan narkoba ini biasanya lebih mungkin melakukan kekerasan pada anak-anak berusia 5 tahun ke bawah. 

  • penyakit mental yang tidak diobati

Penyakit mental, seperti depresi atau penyakit pikiran lainnya dapat menjadi penyebab utama orangtua tidak bisa mengasuh anak dengan baik sehingga rentan terjadi kekerasan. Hal ini karena biasanya seorang Mama atau Papa dengan kondisi psikologis tidak stabil bisa menyakiti atau menganiaya anak-anak. 

  • kurangnya keterampilan mengasuh anak

Sebagian besar orangtua secara alami berbakat saat merawat anak-anak mereka, tetapi hanya sedikit yang mungkin dapat mengelola kebutuhan fisik dan emosional mereka secara memadai. Banyak Mama dan Papa sering menyamakan atau mendisiplinkan anak-anak dengan kekerasan. 

  • stres dan kurangnya dukungan

Banyak anak menghadapi penganiayaan atau kekerasan secara psikologis ketika pengasuh atau orangtua mereka sedang stres. Oangtua yang sedang menghadapi situasi penuh tekanan biasanya merasa sulit untuk berurusan dengan kebutuhan emosional anak. Penyebab stres ini beragam, seperti perceraian, masalah hubungan, masalah keuangan, dan masalah terkait pekerjaan.

4. Efek yang timbul jika anak jadi korban kekerasan

4. Efek timbul jika anak jadi korban kekerasan
Unsplash/Eddie Kopp

Kekerasan pada anak baik dalam bentuk penganiayaan atau penelantaran sering meninggalkan bekas luka jangka panjang yang sangat sulit dihapus dari pikiran dan tubuh.

Hal ini tentunya dapat memiliki dampak besar pada cara anak dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Selain itu, efeknya dapat merusak kepercayaan diri anak. 

Anak-anak juga mungkin tidak dapat bersikap secara normal di sekolah, perguruan tinggi atau bekerja ketika mereka dewasa. Berikut beberapa efek yang dapat timbul jika anak menjadi korban kekerasan:

  • berpengaruh pada kepercayaan,

Sangat sulit bagi anak-anak untuk memercayai orang lain, terutama pada orangtua mereka jika telah menjadi korban kekerasan atau pelecehan dari Mama dan Papanya di rumah. Jika orangtua tak bisa dipercaya, siapa lagi yang bisa? Anak yang mengalami kekerasan ini bisa saja tidak dapat membentuk hubungan secara kuat atau mempertahankan hubungan yang sehat.

  • tidak dapat mengekspresikan emosi,

Anak-anak yang mengalami kekerasan biasanya tidak dapat melampiaskan perasaan dan emosi mereka secara positif. Hal ini akhirnya menghasilkan penyumbatan emosi dan mungkin menimbulkan berbagai masalah psikologis. 

  • perasaan tidak berharga,

Sangat sulit untuk mengatasi perasaan negatif jika seseorang terus-menerus dimarahi atau bahkan dipukuli. Anak-anak yang mengalami kekerasan dan dilecehkan menyimpan perasaan rendah diri dan tidak berharga. Terutama anak-anak yang dilecehkan secara seksual, mereka cenderung tidak dapat mengabaikan rasa malu dari tindakan dan stigma yang melekat padanya. 

5. Jika anak jadi korban, laporkan pada pihak berwajib

5. Jika anak jadi korban, laporkan pihak berwajib
Unsplash/Darya Tryfanava

Seseorang yang telah terbukti menjadi pelaku kekerasan, baik menganiaya atau melecehkan anak harus dimintai pertanggungjawaban. Hal ini adalah salah satu solusi utama jika anak-anak telah menjadi korban kekerasan.  

Sebaiknya, segera meminta bantuan profesional dari orang-orang yang berspesialisasi dalam bidang ini, seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, atau kantor polisi terdekat dengan membawa bukti dan saksi. 

Kekerasan atau pelecehan anak adalah masalah serius dan mengancam jiwa yang perlu ditangani secara sensitif dengan urgensi. Mengingat kondisi ini bisa menjadi trauma bagi anak yang menjadi korban karena efek yang ditimbulkan bisa tetap ada hingga mereka tumbuh dewasa. 

6. Cara menghentikan kekerasan pada anak

6. Cara menghentikan kekerasan anak
Unsplash/Nadine Shaabana

Salah satu cara paling penting untuk menghentikan pelecehan anak adalah dengan mengenali tanda-tandanya. Anak-anak cenderung menderita dalam keheningan sehingga perlu meminta mereka untuk terbuka dan berbagi.

Biasanya, anak sering meniru orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari sehingga apabila mereka melihat orangtua melakukan pelecehan tanpa adanya tindakan atau perlawanan, mereka cenderung berpikir dan merasa bahwa perilaku kekerasan itu dapat diterima.

Maka, sangat penting untuk memberi informasi dan pengetahuan tentang kekerasan dan pelecehan anak. Bantu orang lain untuk sadar akan kenyataan bahwa kekerasan dan penelantaran harus diberi hukuman. 

Selain itu, mengajari anak tentang perilaku baik atau buruk juga penting agar mereka bisa mengerti mana situasi yang aman dan berbahaya karena kekerasan. Beri juga pemahaman mengenai batas-batas sentuhan pada tubuh untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual.

7. Pengasuhan yang tepat bagi korban kekerasan

7. Pengasuhan tepat bagi korban kekerasan
Unsplash/Fernanda Greppe

Pengasuhan yang tepat dapat membantu anak-anak korban kekerasan sehingga rasa trauma, penganiayaan, atau pelecehan tidak terjadi lagi di masa depan. Berikut tips mendampingi anak yang menjadi korban kekerasan:

  • beri anak kebebasan untuk mengekspresikan perasaannya tanpa rasa takut,
  • percayalah apa yang dikatakan anak dan jangan ulangi atau membicarakannya kepada orang lain tanpa alasan,
  • jangan pernah menghentikan mereka untuk membicarakannya atau membuat mereka merasa bersalah karenanya,
  • bangun sistem dukungan yang kuat dari teman dan keluarga untuk mendukung selama masa-masa sulit,
  • sabar dan pastikan untuk memberi perhatian, cinta, serta kasih sayang untuk anak yang diungkapkan melalui kata-kata dan tindakan,
  • jangan ragu untuk memeluk anak agar dia merasa aman,
  • adakan diskusi terbuka dan jujur ​​tentang penyalahgunaan narkoba dan alkohol, merokok, seks dan bahayanya.

Itulah beberapa informasi penting mengenai kekerasan atau pelecehan yang dapat dialami anak-anak. Jika terjadi, laporkan ke pihak berwajib dengan segera dan bantu anak mendapatkan perawatan untuk memulihkan rasa traumanya. 

The Latest