7 Contoh Perkataan Balita Tanpa Filter, Bagaimana Respons Orangtua?

Kepolosan dan perkataan balita yang tanpa filter terkadang bisa menyakiti orang lain

7 April 2024

7 Contoh Perkataan Balita Tanpa Filter, Bagaimana Respons Orangtua
Freepik

Terkadang anak-anak terutama balita berbicara dengan kejujuran yang polos sekaligus memalukan. Mereka sering mengungkapkan pemikiran mereka tanpa filter, tanpa mempertimbangkan efek atau dampaknya pada orang lain. Namun, kadang-kadang perkataan yang tidak disaring tersebut dapat menyakitkan bagi orang lain.

Orangtua harus mengajarkan pentingnya perkataan yang disampaikan dengan penuh hati-hati dan empati, serta membimbing anak-anak untuk memahami bahwa apa yang mereka katakan dapat berdampak pada perasaan orang lain. 

Hal ini bukanlah tentang meredam kejujuran anak-anak, melainkan tentang membimbing mereka untuk menghormati perbedaan, menghargai privasi, dan memahami nilai-nilai kebaikan dan penghargaan terhadap semua individu. 

Berikut ini Popmama.com akan memberikan beberapa contoh perkataan balita tanpa filter dan bagaimana orangtua harus merespons perkataan tersebut sekaligus mendidik anak.

1. "Apa yang salah dengan dia?"

1. "Apa salah dia"
Freepik

Saat anak mengucapkan, "Apa yang salah dengan dia?" mengenai seseorang yang mungkin berbeda dari yang biasa mereka lihat, penting bagi orangtua untuk merespons dengan bijaksana dan penuh empati. 

Pertama-tama, orangtua harus menunjukkan pemahaman terhadap rasa ingin tahu anak tetapi juga memberikan pengertian mengenai pentingnya menghormati perbedaan. 

Orangtua bisa mulai dengan mengajukan pertanyaan balik kepada anak, seperti "Apa yang kamu maksud dengan 'apa yang salah dengan dia'?". Hal Ini dapat membantu anak untuk merenung tentang apa yang mereka lihat atau rasakan tanpa menilai secara langsung. 

Setelah itu, orangtua dapat menjelaskan bahwa setiap orang memiliki ciri-ciri unik dan berbeda-beda. Mungkin seseorang tersebut memiliki kebutuhan khusus, atau mungkin mereka berbeda secara fisik atau emosional.

Penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak bahwa setiap individu layak dihormati dan diterima apa adanya. Orangtua dapat menyampaikan pesan bahwa tidak sopan atau baik untuk menilai atau menyebut sesuatu sebagai sesuatu yang "salah" dalam orang lain. Ini adalah kesempatan untuk mengajarkan anak tentang toleransi dan keberagaman.

Selain itu, orangtua juga dapat mengajarkan anak tentang pentingnya menghargai privasi orang lain. Orangtua dapat menjelaskan bahwa ada saat-saat di mana kita harus mempertahankan batasan dan tidak bertanya atau mengomentari hal-hal yang mungkin sensitif bagi orang lain.

Dengan memberikan penjelasan yang mendalam dan memberikan contoh-contoh konkret, orangtua dapat membantu anak memahami bahwa setiap individu memiliki nilai dan martabat yang sama, dan bahwa sikap hormat dan pengertian adalah kunci untuk hidup berdampingan dalam masyarakat yang beragam.

2. “Lihat, Ma, ada ‘orang gemuk’!”

2. “Lihat, Ma, ada ‘orang gemuk’”
Freepik

Ketika anak mengucapkan perkataan tersebut, hal ini merupakan kesempatan bagi orangtua untuk memberikan pelajaran tentang menghargai keberagaman dan menumbuhkan empati. Pertama-tama, orangtua harus menanggapi dengan tegas bahwa mengomentari penampilan seseorang dengan cara yang negatif tidak sopan dan bisa menyakiti perasaan orang tersebut.

Orangtua bisa menjelaskan bahwa setiap orang memiliki bentuk tubuh yang berbeda, dan tidak ada yang salah dengan itu. Ini adalah kesempatan untuk menyoroti keindahan dan keunikan dalam berbagai bentuk tubuh, serta pentingnya untuk tidak hanya melihat penampilan fisik seseorang.

Selain itu, orangtua harus menegaskan bahwa kata-kata memiliki kekuatan yang besar dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain. Mengucapkan sesuatu yang negatif tentang penampilan seseorang bisa membuat mereka merasa tersinggung atau tidak berharga. Oleh karena itu, penting untuk selalu memilih kata-kata dengan hati-hati dan berbicara dengan penuh penghargaan terhadap orang lain.

Orangtua juga bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan anak tentang menghargai kebaikan dalam setiap individu. Selain itu, orangtua bisa menekankan bahwa nilai berharga dari seseorang tidak hanya terletak pada penampilan fisik, tetapi juga pada karakter, kepribadian, dan tindakan orang tersebut.

Editors' Pick

3. “Lihat, Pa, laki-laki itu tidak memiliki rambut!”

3. “Lihat, Pa, laki-laki itu tidak memiliki rambut”
Freepik

Ketika anak mengatakan hal semacam itu, orangtua perlu menanggapi dengan lembut namun tegas, memberikan pengertian yang mendalam tentang mengapa menyoroti kekurangan fisik seseorang tidak pantas.

Orangtua dapat menjelaskan kepada anak bahwa setiap orang memiliki cerita dan pengalaman hidup mereka sendiri. Beberapa orang mungkin kehilangan rambut karena alasan medis, seperti penyakit atau efek samping dari pengobatan. Mengomentari atau menyoroti keadaan fisik seseorang secara langsung dapat menyebabkan rasa malu atau tidak nyaman bagi orang tersebut.

Selanjutnya, orangtua dapat menyoroti keberagaman dalam penampilan manusia. Mereka bisa mengajarkan bahwa tidak ada standar yang benar atau salah dalam penampilan fisik, dan bahwa setiap orang memiliki keunikan dan keindahan mereka sendiri. 

Orangtua juga dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan tentang pentingnya empati. Orangtua bisa mengajarkan anak memahami bagaimana perasaan seseorang bisa terluka ketika mereka disoroti atau dievaluasi berdasarkan penampilan fisik mereka.

Dengan mengajarkan anak untuk berempati terhadap orang lain, mereka akan belajar untuk lebih berhati-hati dalam perkataan dan tindakan mereka.

4. “Ih, kenapa giginya kuning?”

4. “Ih, kenapa gigi kuning”
Freepik/cookie_studio

Ketika anak bertanya pertanyaan semacam itu, orangtua memiliki tanggung jawab untuk merespons dengan hati-hati dan memberikan pendidikan yang positif tentang kebersihan dan rasa hormat terhadap orang lain.

Orangtua dapat menjelaskan pentingnya kebersihan gigi dan mulut sebagai bagian dari rutinitas perawatan diri sehari-hari. Orangtua bisa membimbing anak tentang cara menyikat gigi secara teratur, menggunakan benang gigi, dan menjaga kebersihan mulut secara keseluruhan untuk mencegah masalah kesehatan gigi.

Selanjutnya, orangtua harus menekankan bahwa setiap orang memiliki kondisi fisik yang unik, termasuk warna gigi mereka. Menyoroti atau mengomentari perbedaan fisik orang lain, seperti warna gigi, bukanlah tindakan yang sopan atau menghormati. 

Dengan memberikan penjelasan yang mendalam tentang kebersihan gigi dan menghormati perbedaan fisik, orangtua dapat membantu anak memahami pentingnya merawat diri dan menghargai keunikan setiap individu.

5. Mengatakan, “Ih, ini menjijikan!” di sebuah restoran

5. Mengatakan, “Ih, ini menjijikan” sebuah restoran
Freepik

Ketika anak mengeluarkan komentar seperti, "Ih, ini menjijikkan!" di sebuah restoran, penting bagi orangtua untuk memberikan pengajaran tentang kesopanan, toleransi, dan menghargai perbedaan. Respon yang cepat dan tepat dari orangtua adalah kunci untuk membentuk sikap anak terhadap makanan dan interaksi di tempat umum.

Pertama-tama, orangtua perlu menegur anak dengan lembut namun tegas. Orangtua harus menjelaskan bahwa setiap orang memiliki selera yang berbeda dan apa yang mungkin tidak disukai oleh satu orang, bisa menjadi makanan favorit bagi orang lain. 

Selanjutnya, orangtua dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan anak tentang pentingnya bersikap sopan di tempat umum, dan menghargai perbedaan selera adalah bagian penting dari bersikap sopan dan ramah.

Orangtua bisa menjelaskan kepada anak bahwa mengeluarkan komentar negatif atau mengekspresikan ketidaksukaan secara terbuka di depan umum dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman atau tersinggung. Mengajarkan anak untuk berbicara dengan hati-hati dan memperhatikan perasaan orang lain adalah keterampilan sosial yang penting untuk dikuasai.

Selain itu, orangtua juga dapat mengambil kesempatan ini untuk memperkenalkan anak pada konsep mencoba hal-hal baru. Orangtua bisa mengajarkan bahwa mencoba makanan yang belum pernah dicoba sebelumnya adalah cara yang baik untuk memperluas pengalaman dan mungkin menemukan sesuatu yang baru dan menyenangkan.

Dengan memberikan penjelasan yang mendalam dan memberikan contoh-contoh konkret tentang kesopanan, toleransi, dan eksplorasi, orangtua dapat membantu anak menjadi individu yang lebih toleran, terbuka, dan ramah.

6. “Mama kan punya masalah buang air besar!”

6. “Mama kan pu masalah buang air besar”
Freepik

Ketika seorang anak mengungkapkan sesuatu yang berkaitan dengan privasi atau masalah kesehatan secara terbuka di tempat umum, penting bagi orangtua untuk memberikan pengajaran tentang batasan, privasi, dan menghormati ruang pribadi.

Pertama-tama, orangtua harus menanggapi dengan hati-hati dan pengertian, sambil tetap memastikan bahwa anak memahami pentingnya menjaga privasi dan batasan dalam berbicara tentang hal-hal yang bersifat pribadi. 

Orangtua dapat menjelaskan bahwa beberapa masalah kesehatan memang pribadi dan lebih baik dibicarakan di lingkungan yang lebih terbatas, seperti di rumah atau dengan dokter.

Selanjutnya, orangtua dapat menggunakan kesempatan ini untuk membahas tentang pentingnya privasi dan menghormati kebutuhan pribadi orang lain, dengan mengajarkan bahwa setiap individu memiliki hak untuk mempertahankan privasi mereka sendiri dan bahwa berbicara secara terbuka tentang masalah pribadi orang lain dapat membuat mereka merasa tidak nyaman atau malu.

Orangtua juga dapat membimbing anak tentang kapan waktu yang tepat untuk membicarakan masalah kesehatan atau pribadi dengan orang lain. Orangtua bisa menekankan bahwa masalah kesehatan seringkali lebih baik dibicarakan dengan dokter atau ahli kesehatan, sementara hal-hal yang bersifat pribadi mungkin lebih tepat untuk dibicarakan di lingkungan pribadi.

7. “Lihat, pantatnya kelihatan!”

7. “Lihat, pantat kelihatan”
Freepik

Ketika anak mengeluarkan komentar seperti itu, momen yang tepat bagi orangtua untuk memberikan pengajaran tentang menghormati batasan dan privasi orang lain, serta pentingnya menjaga etika dalam berbicara tentang tubuh seseorang.

Orangtua perlu menjelaskan kepada anak bahwa tubuh seseorang adalah milik mereka sendiri, dan tidak sopan untuk memperhatikan atau mengomentari bagian tubuh orang lain dengan cara yang tidak pantas. 

Orangtua dapat mengajarkan anak tentang pentingnya menghormati privasi orang lain dan tidak membuat orang lain merasa tidak nyaman dengan perkataan atau tindakan mereka.

Selanjutnya, orangtua harus menekankan bahwa setiap orang memiliki hak untuk merasa nyaman dan aman dalam tubuh mereka sendiri. Mengomentari atau memperhatikan bagian tubuh orang lain dengan cara yang tidak pantas bisa membuat mereka merasa malu atau tidak dihormati. Orangtua harus membimbing anak untuk memahami bahwa setiap individu memiliki harga diri dan layak dihormati.

Nah, itulah beberapa contoh perkataan balita tanpa filter dan bagaimana orangtua harus merespons perkataan tersebut. Dengan mengajarkan nilai-nilai seperti empati, toleransi, dan penghargaan terhadap privasi, orangtua membantu membentuk fondasi sikap dan perilaku yang positif pada anak-anak.

Baca juga:

The Latest