Tanpa disadari, pengalaman masa kecil orangtua bisa membentuk cara mereka membesarkan anak, lho.
Tumbuh dalam lingkungan yang menuntut untuk selalu kuat, dilarang menangis, atau tidak boleh banyak bicara, bisa meninggalkan luka yang terbawa hingga dewasa.
Ketika menjadi orangtua, luka tersebut muncul kembali dalam bentuk pola asuh, misalnya sulit mendengarkan anak tanpa menyela, merasa lelah saat anak menangis, atau menuntut anak untuk cepat pulih tanpa memahami emosinya.
Luka batin yang belum selesai ini dapat memengaruhi hubungan dengan anak. Jika tidak disadari dan disembuhkan, luka lama berisiko menurun dan berdampak pada perkembangan emosi anak.
Penting bagi orangtua untuk mengenali pola ini agar dapat membangun hubungan yang lebih sehat dan penuh empati.
Berikut Popmama.com akan membahas apa saja dampak luka batin orangtua di masa lalu pada anak agar Mama dan Papa lebih peka terhadap perasaan anak.
