Sejak hari itu, Fatimah berjanji pada dirinya sendiri dan neneknya,untuk tidak pernah melewati satu hari pun tanpa menunaikan salatnya, tidak peduli seberapa sibuk dan seberapa banyak kegiatan yang ia laksanakan.
Saat hari berganti menjadi minggu dan minggu berganti menjadi bulan, Fatimah tetap setia pada janjinya. Ia berdoa dengan tekun, menemukan ketenangan dan kedamaian dalam ritual harian itu.
Dan saat Fatimah merawat taman jiwanya dengan setiap salat, iamenyadari bahwa hidupnya mekar dengan berkah dan kebahagiaan yang tak terhitung. Sejak saat itu, Fatimah menjadi contoh yang bersinar bagi semua teman-temannya. Fatimah menyebarkan cinta, kebaikan, dan pentingnya salat di mana pun ia pergi.
Dan di taman hatinya, bunga-bunga iman mekar selamanya, memenuhi hidupnya dengan keindahan, tujuan, dan rahmat Ilahi
Makna dan Pelajaran yang dapat Diambil
Dari dongeng Fatimah dan Nenek Maryam, terdapat beberapa pelajaran yang dapat diambil. Dongeng mengajarkan betapa pentingnya salat sebagai kewajiban dalam agama Islam. Salat diibaratkan sebagai air bagi tanaman, yang sangat diperlukan agar jiwa kita tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini menekankan bahwa salat adalah cara untuk memelihara hubungan spiritual dengan Allah SWT.
Fatimah mengajarkan tentang pentingnya konsistensi dan kesungguhan dalam menjalankan kewajiban agama. Meskipun terkadang sibuk dengan aktivitas lain, Fatimah tetap memprioritaskan salatnya tanpa kecuali. Ini mengajarkan kepada kita bahwa kesungguhan dan konsistensi dalam menjalankan kewajiban agama akan membawa berkah dan kebahagiaan dalam hidup.
Itulah dongeng anak islami: Fatimah dan Nenek Maryam. Mengajarkan anak-anak untuk salat bukan hanya tentang mengajarkan mereka gerakan-gerakan fisiknya, tetapi juga tentang membantu mereka memahami makna dan tujuan dari salat itu sendiri. Semoga melalui dongeng ini, Mama tidak hanya mengajarkan mereka salat sebagai sebuah rutinitas, tetapi juga membantu mereka membangun hubungan yang kuat dengan Allah SWT.