Tak ada yang pernah tahu kapan musibah terjadi. Seperti halnya sebuah kejadian yang terjadi pada hari Rabu (1/3) kemarin. Tangan seorang balita terjepit di eskalator di salah satu mall.
Bagaimana kronologinya? Apa yang harus diperhatikan orangtua? Berikut ini Popmama.com merangkum informasinya:
Dalam video yang diunggah oleh akun IG @infocibubur_, tampak beberapa orang yang berdiri di tengah-tengah eskalator yang sedang berhenti. Tiga orang petugas keamanan sedang melakukan pertolongan kepada seorang balita yang didampingi oleh seorang perempuan (kemungkinan adalah ibunya).
Diduga tangan balita tersebut terjepit saat eskalator sedang berjalan.
Sebagai tindakan darurat pertama, sang Balita langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Menurut informasi yang kami dapatkan dari akun IG @tanto_blackboy yang berkomentar di postingan video tersebut, sang Balita mendapatkan penanganan di RS Mitra Keluarga.
"Selamat Malam, kejadian tidak terjepit sampai dalam dan terluka dalam. Tindakan pertama yg terluka langsung dibawa ke RS. Mitra Keluarga oleh pihak Plasa Cibubur dan dilakukan tindakan emergancy s.d rontgen. Alhamdulillah tdk mengalami luka dalam dan pihak Manajamen tetap memonitor dan berkordinasi dengan keluarga yg terluka," tulis @tanto_blackboy.
Kejadian jari anak terjepit di eskalator ini bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, kejadian serupa telah berulangkali terjadi, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Jari anak terjepit di eskalator bisa terjadi karena berbagai skenario. Salah satunya adalah saat anak iseng meletakkan harinya di bawah pegangan eskalator dan mengikuti alur berjalannya sabuk karet tersebut, seperti yang kami lansir dari The Sun. Jari anak bisa tersangkut di mesin, menyebabkan pengaman eskalator masuk, dan menghentikan gerakan eskalator.
Eskalator atau tangga berjalan memang menyimpan risiko, terutama bagi anak-anak dan lansia. Meskipun begitu, manfaatnya pun juga tak kalah besar sehingga alat ini dibutuhkan untuk mempermudah kegiatan manusia.
Dilansir dari CDC, insiden yang melibatkan eskalator menyebabkan 30 orang meninggal dunia dan 17.000 orang mengalami cedera serius setiap tahunnya di Amerika Serikat.
Sementara itu, penelitian lain yang dilakukan oleh S. L. Platt, dkk, menemukan 16 persen usia rata-rata anak mengalami kecelakaan terkait eskalator adalah 6 tahun, sisanya adalah anak yang lebih kecil. Pendampingan orang dewasa pun seringkali lolos dalam kejadian ini sehingga 69 persen anak yang didampingi orang dewasa pun masih bisa mengalami kecelakaan terkait eskalator.
Rata-rata kejadian kecelakaan eskalator pada anak meliputi jari tangan terjepit, berlarian saat eskalator sedang berjalan, jatuh terjungkal saat menapakkan kaki, dan sebagainya.
Saat menggunakan eskalator dengan anak, pegang satu tangannya, atau gendong anak dengan satu tangan sambil memegang pegangan eskalator dengan tangan lainnya.
Jangan membawa stroller di eskalator. Gunakan lift sebagai gantinya.
Orangtua harus membantu anak-anak saat naik maupun turun eskalator.
Berikut ini beberapa hal tambahan yang penting diajarkan pada anak-anak mengenaik keselamatan saat menggunakan eskalator:
Itulah beberapa hal penting mengenai keselamatan saat menggunakan eskalator pada anak-anak. Semoga informasi ini dapat melindungi mama dan keluarga dari kejadian yang tidak diinginkan ya.
Baca juga: