Cara Memahami Anak Menggerutu dan Mengeluh karena Alasan Tertentu

Menggerutu dan mengeluh terlalu sering bisa jadi tanda masalah kesehatan mental

14 September 2023

Cara Memahami Anak Menggerutu Mengeluh karena Alasan Tertentu
Pexels/mohamed abdelghaffar

Sebagai orangtua, sering kali kita menghadapi situasi dimana si Kecil menggerutu dan mengeluh karena alasan tertentu dan bahkan tanpa alasan. Hal ini pastinya bisa membuat Mama merasa bingung dan tidak tahu bagaimana meresponsnya, kan?

Kebiasaan mengeluh dan menggerutu ini merupakan hal yang tidak baik karena membuat anak selalu fokus hanya pada hal negatif. Hal ini bisa menyebabkan masalah sosial anak, dan bahkan masalah kesehatan mental, lho, Ma.

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami bahwa menggerutu dan mengeluh adalah bagian dari perkembangan anak dan merupakan cara mereka mengungkapkan perasaan, kebutuhan, atau ketidaknyamanan tertentu.

Berikut Popmama.com bahas cara memahami anak menggerutu dan mengeluh karena alasan tertentu yang dilansir dari laman The Conversation dan Very Well Family.

1. Dengarkan dengan tenang

1. Dengarkan tenang
Pexels/cottonbro studio

Saat si Kecil sedang menggerutu dan mengeluh, berikan perhatian penuh dan dengarkan dengan tenang. Cobalah untuk memahami apa yang membuat mereka merasa frustrasi atau tidak senang.

Jangan segera mengabaikan atau mengabaikan keluhan mereka, karena ini dapat membuat anak merasa diabaikan. Berikan perhatian sepenuhnya dan tunjukkan bahwa Anda mempedulikan perasaan mereka.

2. Validasi perasaan anak

2. Validasi perasaan anak
Pexels/Kindel Media

Setelah mendengarkan keluhan anak, penting untuk memvalidasi perasaan mereka. Hindari untuk mengatakan sesuatu yang menyangkal ucapan anak.

Misalnya, si Kecil sedang tidak diperbolehkan untuk bermain di luar, maka Mama bisa mengatakan, "Mama ngerti kalau kamu kesal karena tidak bisa bermain di luar hari ini."

Dengan mengakui perasaan mereka, anak akan merasa didengar dan dipahami. Ini juga mengajarkan mereka tentang pentingnya mengungkapkan perasaan dengan cara yang sehat.

Editors' Pick

3. Berikan respons yang positif

3. Berikan respons positif
Pexels/Ketut Subiyanto

Saat si Kecil mulai menunjukkan respons yang negatif dalam sebuah situasi, Mama harus dapat menunjukkan respons yang positif. Jangan biarkan anak hanya melihat yang buruk dan bantu anak mengembangkan pandangan yang lebih seimbang terhadap dunia.

Kemudian, saat anak menunjukkan perilaku yang positif, seperti mengungkapkan keluhan secara terbuka atau menggunakan kata-kata yang lebih baik, jangan lupa memberikan pujian dan penghargaan. Ini akan memperkuat perilaku yang diinginkan dan membantu anak merasa dihargai.

4. Dorong anak untuk mengatasi masalahnya sendiri

4. Dorong anak mengatasi masalah sendiri
Pexels/PNW Production

Anak harus tahu bahwa hanya dengan menggerutu dan mengeluh tidak akan menyelesaikan masalahnya. Dorong ia untuk memecahkan masalahnya sendiri. Anak juga dapat meminta bantuan untuk memecahkan masalahnya.

Akan tetapi, Mama harus ingat untuk berhati-hati saat membantu anak memecahkan masalanya. Jika Mama terlalu ikut campur dan memecahkan setiap masalah anak yang ada, anak akan cenderung mengembangkan rasa ketidakberdayaan dan menganggap orang lainlah yang bisa dan harus menyelesaikan masalahnya.

5. Ajarkan cara berkomunikasi yang konstruktif

5. Ajarkan cara berkomunikasi konstruktif
Pexels/Kampus Production

Setelah mendengarkan, cobalah untuk merumuskan respons yang masuk akal, mendorong anak untuk menemukan solusi potensial. Ini menunjukkan kepada anak Anda bagaimana berkomunikasi secara konstruktif.

Misalnya, anak mungkin berkata, "Aku bosan melakukan pekerjaan yang sama". Maka orangtua bisa bertanya, "Bagaimana pekerjaan bisa dialokasikan dengan cara yang lebih adil?". Ini mendukung kemandirian dan pemecahan masalah.

Anak mungkin juga berkata, "Butuh waktu lama bagiku untuk membersihkannya". Ini mungkin berarti, "Aku ingin mendengar terima kasih dan diakui". Jadi, Anda mungkin merespons dengan mengatakan betapa jauh lebih baik area itu dan berterima kasih atas waktu dan usaha mereka.

Atau Anda mungkin mendengar, "Memiliki kursi-kursi itu di lorong itu bodoh". Ini mungkin sebenarnya berarti "Aku punya beberapa ide tentang bagaimana kita mengatur rumah kita".

Orangtua dapat mengatakan bahwa mereka tertarik pada ide-ide alternatif, tetapi hanya jika mereka diungkapkan dengan sopan santun. Begitu mereka berbicara dengan sopan, jika perubahan kecil masuk akal, Mama bisa meminta anak untuk membantu menyesuaikan ruang menggunakan campuran kedua ide Anda (mengajarkan kerja tim). Ini membantu mereka belajar bahwa mereka memiliki hak untuk didengar, tetapi itu adalah tanggung jawab mereka untuk berbicara dengan sopan.

6. Ajarkan juga waktu dan tempat untuk mengeluh

6. Ajarkan juga waktu tempat mengeluh
Pexels/Ketut Subiyanto

Tidak mungkin bagi orangtua untuk selalu menanggapi setiap gerutuan acak secara wajar. Kita dapat mengajarkan anak bahwa ada waktu dan tempat untuk mengajukan keluhan dan kekhawatiran.

Misalnya, anak mungkin berkata, "Aku tidak pernah merasa cukup menonton TV sebelum makan malam" tepat disaat Anda baru saja menyelesaikan masakan makan malam. Sebagai tanggapan, Anda dapat mengatakan, "Mama dapat melihat masalah ini sangat penting bagi kamu". Akui kekhawatiran mereka dan Anda bisa menambahkan, "Sudah larut, jadi mari kita ngobrol tentang ini selama sepuluh menit saat sarapan besok". Dengan ini, Anda membuat waktu dan menetapkan batas.

7. Konsultasi dengan bantuan profesional

7. Konsultasi bantuan profesional
Pexels/cottonbro studio

Sikap yang terlalu negatif tak sering menandakan masalah kesehatan mental. Anak-anak dengan depresi, misalnya, sering memikirkan hal-hal negatif, dan anak-anak dengan kecemasan sering membayangkan skenario terburuk.

Jika Mama sebagai orangtua menduga keluhan anak yang terus-menerus bisa menjadi pertanda sesuatu yang lebih serius, penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak.

Itulah cara memahami anak menggerutu dan mengeluh karena alasan tertentu. Dengan mendengarkan dan memahami perasaan anak, Mama dapat membantu anak mengungkapkan diri secara sehat dan memperkuat hubungan dengan si Kecil.

Baca juga:

 

The Latest