Dorong Perilaku Baik Anak dengan Penguatan Positif dan Hukuman Positif

Apa bedanya kedua metode tersebut? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini

4 Februari 2021

Dorong Perilaku Baik Anak Penguatan Positif Hukuman Positif
Freepik

Anak adalah anugerah terindah yang Tuhan titipkan kepada setiap pasangan suami istri. Namun, pada titik tertentu, kesabaran orangtua tentu akan diuji oleh sikap anak yang semakin tumbuh besar.

Sebenarnya hal ini wajar terjadi, Ma. Saat anak memasuki masa pertumbuhan, orangtua memang harus ekstra sabar dalam mengawasi dan mendidik anak agar tetap menjadi pribadi yang baik.

Saat anak melakukan beberapa hal yang salah, tak sedikit orangtua yang membiarkan mereka. Padahal, hal ini perlu diajarkan sejak dini bahwa segala tindakan memiliki konsekuensi dan tak bisa dibiarkan begitu saja.

Kebanyakan orangtua bertanya, metode seperti apa yang perlu diajarkan pada anak agar tumbuh menjadi pribadi yang berperilaku baik sejak usia dini? 

Mama dan Papa bisa mempertimbangkan kemungkinan penguatan positif dan hukuman positif atas tindakan anak sebagai metode mendidik buah hati mereka.

Lantas, seperti apa kedua metode tersebut? Berikut Popmama.com telah merangkumnya dari berbagai sumber. Disimak yuk, Ma!

1. Metode hukuman yang positif

1. Metode hukuman positif
Freepik

Namanya hukuman, tentu ada hukuman positif dan ada pula yang negatif. Tetapi, untuk mendidik si Kecil, Mama bisa menggunakan metode hukuman positif agar anak dapat berkembang menjadi pribadi yang berperilaku baik ke depannya.

Hukuman positif merupakan metode modifikasi perilaku. Meski namanya positif, bukan berarti ini menjadi hal menyenangkan untuk anak.

Ini menjadi metode menegur anak untuk membuatnya mengerti bahwa tindakan mereka memiliki konsekuensi, dan penjelasan ini membantu membawa perubahan perilaku yang positif.

Adanya hukuman positif ini bisa membantu Mama dan Papa dalam mengurangi atau meminimalkan kemungkinan terjadinya perilaku tertantu pada anak yang tak diinginkan.

Ini menjadi metode pengajaran yang bisa dilakukan untuk menghalang si Kecil dari perilaku tertentu yang tak menyenangkan.

Berikut beberapa contoh hukuman positif agar Mama dan Papa dapat lebih memahami cara kerjanya:

  1. Teguran dengan kata-kata yang baik. Ini adalah contoh hukuman positif yang paling sering dilakukan banyak orangtua di seluruh dunia. Tujuannya untuk menegur anak sehingga tak melakukan hal serupa yang membuatnya mendapat teguran atau ceramahan atas perbuatan yang dilakukan. Tapi ingat, tidak melakukannya di depan orang lain.
  2. Menulis. Cara ini biasa dilakukan di berbagai sekolah dengan menuliskan sesuatu secara berulang. Ini bisa Mama Papa lakukan agar anak berpikir bahwa waktunya akan terkurang jika melakukan hukuman tersebut, sehingga ia pun akan menghindari kesalahan yang sama agar tak mendapat hukuman seperti ini lagi.
  3. Memberikan pekerjaan rumah. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun tak akan menyukai hukuman dengan menyelesaikan pekerjaan rumah. Namun, pekerjaan rumah menjadi cara yang baik untuk mencegah anak-anak melakukan perilaku yang tidak diinginkan. Misal, saat si Kecil menumpahkan minumannya ke lantai, maka minta ia membersihkannya atau melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya yang sekiranya ringan dan bisa anak kerjakan bersama.
  4. Membuat peraturan. Menambahkan lebih banyak aturan di rumah untuk anak yang berperilaku tidak baik menjadi cara yang baik untuk mendorongnya mengubah perilakunya. Setelah berbuat peraturan, Mama juga bisa menambahkan hukuman apa yang akan anak dapat jika ia melanggar peraturan tersebut.

Editors' Pick

2. Kelebihan dan kekurangan metode hukuman positif

2. Kelebihan kekurangan metode hukuman positif
Freepik/Freepic-diller

Meski metode ini bertujuan untuk membuat perilaku anak menjadi lebih baik sejak dini, namun Mama dan Papa juga perlu memerhatikan kelebihan dan kekurangan dari metode tersebut. Berikut diantaranya:

Kekurangannya:

  • Hukuman positif dapat menimbulkan perilaku agresif pada anak. Saat anak melakukan perilaku tak baik, banyak orangtua tanpa sengaja langsung memberikan respon memerahi atau memukulnya. Hal ini dapat membuat anak semakin menentang orangtuanya, yang dalam jangka panjang dapat menjadi masalah besar bagi perkembangan anak serta orang di sekitarnya.
  • Sebuah penelitian yang dialkukan pada tahun 2016 menyebutkan bahwa orangtua yang memukul pantat anak ketika anak berbuat perilaku tak baik, ternyata dapat berkontribusi pada kesehatan mental dan masalah kognitif dikemudian hari.
  • Keselamatan adalah apa yang orangtua ingin ajarkan dengan metode ini, namun metode ini ternyata yang tidak disukai karena sulit untuk menggeneralisasikannya. Sebab, metode ini dirasa hanya mengajarkan menghindari perbuatan yang tak baik, bukan untuk menggantikan.
  • Anak-anak itu pintar dan cenderung mencari jalan keluar, Ma. Saat Mama mulai memperlihatkan sikap yang mengontrolnya, maka ia pun akan menemukan perilaku alternatif lainnya.

Kelebihannya:

  • Metode hukuman positif ini akan bekerja dengan baik jika dilaksanakan dengan tepat dan konsisten.
  • Anak cukup diberi tahu bahwa perilakunya tidak dapat diterima dan kemudian Mama bisa memberi tahu anak untuk tidak mengulanginya lagi dikemudian hari.
  • Setelah anak diberi konsekuensi negatif dari perbuatannya, itu berarti mengajari anak bahwa perilakunya itu memiliki konsekuensi dan akan membantu anak mencegah kemungkinan terjadinya perilaku serupa dikemudian hari.
  • Anak diberikan alasan yang baik dan tepat untuk berperilaku baik di masa depan, serta juga harus diberi kesempatan untuk membuktikan dirinya bahwa mereka bisa berubah menjadi anak dengan perilaku yang baik.

3. Metode penguatan positif

3. Metode penguatan positif
Freepik/Prostooleh

Memastikan bahwa si Kecil menerima sesuatu yang positif untuk memberinya pelajaran tidak selalu menjadi hal yang buruk, Ma.

Metode penguatan positif ini membantu anak dalam mengubah perilaku tertentu agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Ada berbagai jenis penguatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan jenis perilaku tertentu pada anak mama.

Namun, beberapa jenis ini perlu diubah dan dimodifikasi, tergantung pada situasi yang dihadapi. Diantaranya:

  1. Penguatan alami. Contoh mudahnya adalah, memberi tahu anak bahwa seorang anak yang baik adalah mereka yang mendengarkan perkataan orangtua dan tidak berbuat nakal kepada orang sekitarnya, dengan begitu anak pun akan berusaha berbuat baik.
  2. Penguatan yang berwujud dengan memberikan hadiah seperti mainan, camilan, uang jajan, serta lain-lain. Memberikan hadiah bisa memberi anak mendorong perilaku tertentu, Ma. Meskipun dapat menjadi motivator yang kuat, metode ini harus digunakan dengan hati-hati agar tak selalu memanjakan anak dengan memberikan hadiah terus menerus.
  3. Penguatan sosial, tak hanya dari orangtua tetapi juga dari figur otoritas mana pun dalam kehidupan anak seperti guru atau bahkan temannya. Metode ini membantu anak mengenali perialku tertentu dari orang-orang sekitarnya.
  4. Penguatan melalui token atau undian. Metode ini dilakukan dengan memberikan token atau nomor undian kepada anak setiap kali ia menunjukkan perilaku yang dihargai. Nantinya undian tersebut bisa anak tukar dengan sesuatu berhagra yang mereka inginkan sebagai hadiah.

Setelah mengetahui beberapa jenis metode penguatan positif, Mama dan Papa juga bisa melihat beberapa contoh berikut ini agar lebih memahami cara kerjanya:

  1. Memberikan tunjangan atau hadiah. Ketika anak berhasil mengerjakan sesuatu yang baik, misal merapihkan bekas mainannya atau menyelesaikan pekerjaan rumah, Mama bisa memberikan anak uang jajan atau hadiah sebagai imbalannya dalam berbuat kebaikan.
  2. Memberikan kata-kata masukan yang mendorong. Ketika anak berhasil mengerjakan sesuatu, coba katakan "kerja bagus!" untuk memotivasi dirinya agar tampil serupa di lain waktu dalam berbagai hal.
  3. Penguatan alami. Ketika anak mama berpakaian rapih, bersih, dan wangi saat bermain dengan teman sekitarnya, biasanya ia akan menerima pujian tentang bagaimana penampilannya terlihat bagus dan rapi. Ini bisa memotivasi si Kecil untuk melanjutkan perilaku baiknya tersebut.

    4. Kekurangan metode penguatan positif

    4. Kekurangan metode penguatan positif
    Pixabay/PublicDomainPictures

    Meski baik untuk menguatkan perilaku baik anak sejak dini, ternyata penguatan positif sendiri juga memiliki beberapa kekurangan, Ma. Diantaranya sebagai berikut:

    • Menjadi positif memang baik untuk anak, namun terlalu positif kepada anak dapat membahayakan anak dimasa mendatang. Hal ini karena kenyataan saat ia besar nanti lingkungannya akan jauh berbeda dari lingkungan terkendali tempat ia dibesarkan.
    • Mementingkan diri sendiri terus menerus juga tak baik untuk anak. Nantinya bisa menyebabkan delusi anak saat ia dewasa nanti.
    • Penguatan harus dilakukan dalam waktu singkat. Jika terlalu banyak waktu berlalu antara perilaku dan hadiah, itu hanya akan berdampak kecil dan justru membuat anak menjadi pribadi yang melakukan sesuatu kebaikan demi mendapat imbalan.

    5. Metode mana lebih tepat?

    5. Metode mana lebih tepat
    Parenting.firstcry.com

    Kedua metode perubahan perilaku di atas tentunya berbeda satu sama lain. Dalam penguatan positif digunakan untuk mendorong perilaku yang baik, sedangkan hukuman positif bergantung pada konsekuensi negatif untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.

    Setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan dari kedua metode, penting bagi orangtua menilai situasi atau perilaku yang dihadapi untuk mengambil tindakan yang sesuai.

    Metode ini tidak akan berhasil secara mandiri, tetapi ketika Mama dan Papa menggunakannya bersamaan dengan metode modifikasi perilaku lainnya, ini akan membantu membangun karakter pada si Kecil sejak dini.

    Mengajarkan anak untuk menjadi penuh perhatian, menghormati, empati, layak dipercaya, mandiri, sabar, dan perilaku positif lainnya tentu membutuhkan waktu dan upaya. Sebab anak tidak hanya belajar tentang lingkungan di sekitar mereka, tetapi juga diri mereka sendiri saat tumbuh dewasa.

    Hal utama yang perlu diperhatikan yaitu jangan terlalu keras dan tetap berikan batasan pada anak, sehingga anak tidak tumbuh dewasa dengan kekangan.

    Itulah keunggulan dan kekurangan metode penguatan positif atau hukuman positif pada anak yang perlu orangtua ketahui. Tetap semangat dalam mendidik buah hati tercinta ya, Ma, Pa!

    Baca Juga:

    The Latest