Bisa! Mengajar Anak Jadi Entrepreneur Sejak Dini. Ini Caranya!

Wah, Mama pasti bangga kalau anak mama sudah punya jiwa wirausaha sejak kecil

14 Mei 2019

Bisa Mengajar Anak Jadi Entrepreneur Sejak Dini. Ini Caranya
Pixabay

Entrepreneurship alias jiwa kewirausahaan adalah intuisi seseorang untuk menjadi seorang pengusaha. Ciri khas orang dengan jiwa kewirausahaan adalah pandai atau berbakat mengenali produk baru, bisa menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

Jangan Mama kira jiwa kewirausahaan akan muncul spontan. Semua, ternyata harus dilatih dan bisa dilatih sejak dini.

Sedini apa nih Ma?

1. Mulai dari umur 2 tahun

1. Mulai dari umur 2 tahun
Flickr/ Paul Inkles

Otak anak menyerap bagai spons kering. Semakin dini Mama memulai sebuah pelajaran, maka otaknya akan mempelajari lebih cepat. Sinaps atau jaringan hubung di dalam otak akan semakin padat dan berkembang seiring banyaknya stimulasi. Masa emas perkembangan ini hanya sampai 5 tahun. 

“Jika entrepreneurship dimulai setelah anak masuk kuliah, maka akan sangat terlambat. Alasannya, karena untuk menjadi entrepreneur dibutuhkan pola pikir ke arah sana dan akan menguntungkan jika pola pikir itu sudah ditanamkan sejak dini,” kata Anne Tham, CEO ACE Ed-venture Group, sebuah lembaga pembelajaran dari Malaysia yang mengutamakan pendidikan melalui pengalaman. Anne, ditemui Popmama.com, Kamis (9/5). 

Jika sudah terlanjur dewasa, maka anak akan kesulitan membentuk pola pikir karena terlalu banyak pikiran yang harus “disetting” ulang. 

Di Indonesia, ACE Ed-venture Group bekerjasama untuk membangun sekolah untuk tingkat playgroup dan TK. Kidventure Academy Preschool akan menerima murid dari usia 2 tahun. Sekolah yang berlokasi di Kelapa Gading ini baru akan mulai beroperasi bulan Juli mendatang.

Editors' Pick

2. Awali dengan cerita dan permainan

2. Awali cerita permainan
cmswire.com/ Kai Schreiber

Tentu saja, mau apa pun jenis pelajaran yang diberikan kepada balita, haruslah dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Cerita dan permainan adalah cara terbaik untuk menanamkan pola berpikir yang benar. “Anak-anak bisa belajar dengan maksimal melalui teknik visualisasi. Anak-anak bisa belajar dengan senang melalui cerita, permainan, dan bermain peran. Dengan cara-cara ini, tanpa disadari mereka belajar banyak hal dan nilai yang ditanamkan akan meresap di otak mereka,” kata Yulianti Gunawan, CEO Kidventure Academy. 

Bermain dan bercerita juga bisa menjadi pengantar untuk anak-anak belajar sains, ilmu komputer, dan banyak hal lainnya. 

“Lewat story telling, anak-anak bisa belajar coding dan sains. Misalnya, lewat permainan komputer mengatur warna atau hal lain,” kata Stuart Patton, pendiri Kidescience, sebuah lembaga pembelajaran sain untuk tingkat preschool.

3. Biasakan di lingkungan sekolah dan rumah

3. Biasakan lingkungan sekolah rumah
cannon.af.mil

Meskipun sekolah sudah mengajarkan ilmu kewirausahaan, anak bisa berhasil jika di lingkungan rumah juga mendukung hal tersebut. Belajar memang harus berkesinambungan dan terus menerus. Itu sebabnya, menurut Taina Mikkola, Pendiri TinyApp, penting untuk orangtua mengetahui perkembangan anaknya di sekolah sehingga mereka bisa memahami bakat anaknya dan membantu guru melanjutkan pendidikan sekolah di rumah.

Dengan lingkungan belajar yang selaras dan berkesinambungan, anak akan lebih cepat berkembang. Di rumah dan di sekolah, harus sama-sama menyenangkan suasana belajarnya.

4. Beri tantangan tugas

4. Beri tantangan tugas
Flickr/ Steven Depolo

Kalau belajar teori tetapi tanpa praktek, anak-anak mungkin akan bosan dan tidak paham tujuan mereka belajar. Itulah mengapa menurut Dr. Kati Rintakorpi, ahli pedagogi dari Finlandia, Mama tetap harus memberi anak mama tantangan tugas. Lakukan mulai dari yang sangat sederhana dan sifatnya bermain, misalnya, meminta mereka mengelompokan mainan mereka berdasarkan warna atau bentuknya. Untuk anak yang lebih besar, misalnya di atas 4 tahun, Mama bisa memberi mereka tantangan lebih misalnya, membuat karya seni dan kemudian menawarkannya kepada pembeli di acara sekolah, saat ada kegiatan parents day.

Beberapa sekolah bertaraf internasional sudah menyediakan ruang untuk anak berkarya dan merintis jadi entrepreneur. “Anak-anak bisa kok diajarkan untuk melakukan hal ini. Mereka akan merasa bangga dan semakin semangat mencipta jika diberi kesempatan untuk menunjukan hasil karya mereka,” kata Iin Chandra, Kepala Sekolah di Kidventure Academy.

Bagaimana menurut Mama? Setujukah untuk mengajarkan anak semangat wirausaha sejak dini?

The Latest