Bisa! Mengajar Anak Jadi Entrepreneur Sejak Dini. Ini Caranya!
Wah, Mama pasti bangga kalau anak mama sudah punya jiwa wirausaha sejak kecil
14 Mei 2019
![Bisa Mengajar Anak Jadi Entrepreneur Sejak Dini. Ini Caranya](https://image.popmama.com/content-images/post/20190513/precocious-432664-960-720-47c7f42d5fb9dc3191f4ac95de801e69.jpg?width=40&height=auto)
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Entrepreneurship alias jiwa kewirausahaan adalah intuisi seseorang untuk menjadi seorang pengusaha. Ciri khas orang dengan jiwa kewirausahaan adalah pandai atau berbakat mengenali produk baru, bisa menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Jangan Mama kira jiwa kewirausahaan akan muncul spontan. Semua, ternyata harus dilatih dan bisa dilatih sejak dini.
Sedini apa nih Ma?
1. Mulai dari umur 2 tahun
Otak anak menyerap bagai spons kering. Semakin dini Mama memulai sebuah pelajaran, maka otaknya akan mempelajari lebih cepat. Sinaps atau jaringan hubung di dalam otak akan semakin padat dan berkembang seiring banyaknya stimulasi. Masa emas perkembangan ini hanya sampai 5 tahun.
“Jika entrepreneurship dimulai setelah anak masuk kuliah, maka akan sangat terlambat. Alasannya, karena untuk menjadi entrepreneur dibutuhkan pola pikir ke arah sana dan akan menguntungkan jika pola pikir itu sudah ditanamkan sejak dini,” kata Anne Tham, CEO ACE Ed-venture Group, sebuah lembaga pembelajaran dari Malaysia yang mengutamakan pendidikan melalui pengalaman. Anne, ditemui Popmama.com, Kamis (9/5).
Jika sudah terlanjur dewasa, maka anak akan kesulitan membentuk pola pikir karena terlalu banyak pikiran yang harus “disetting” ulang.
Di Indonesia, ACE Ed-venture Group bekerjasama untuk membangun sekolah untuk tingkat playgroup dan TK. Kidventure Academy Preschool akan menerima murid dari usia 2 tahun. Sekolah yang berlokasi di Kelapa Gading ini baru akan mulai beroperasi bulan Juli mendatang.
Editors' Pick
2. Awali dengan cerita dan permainan
Tentu saja, mau apa pun jenis pelajaran yang diberikan kepada balita, haruslah dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Cerita dan permainan adalah cara terbaik untuk menanamkan pola berpikir yang benar. “Anak-anak bisa belajar dengan maksimal melalui teknik visualisasi. Anak-anak bisa belajar dengan senang melalui cerita, permainan, dan bermain peran. Dengan cara-cara ini, tanpa disadari mereka belajar banyak hal dan nilai yang ditanamkan akan meresap di otak mereka,” kata Yulianti Gunawan, CEO Kidventure Academy.
Bermain dan bercerita juga bisa menjadi pengantar untuk anak-anak belajar sains, ilmu komputer, dan banyak hal lainnya.
“Lewat story telling, anak-anak bisa belajar coding dan sains. Misalnya, lewat permainan komputer mengatur warna atau hal lain,” kata Stuart Patton, pendiri Kidescience, sebuah lembaga pembelajaran sain untuk tingkat preschool.