15 Simbol yang Dipercaya Membawa Keberuntungan dari Seluruh Dunia

Jauh sebelum biji ek dianggap sebagai simbol pembawa keberuntungan, biji pohon ek awalnya dikaitkan dengan pertemuan di antara dua penyihir. Saat dua penyihir berpapasan di hutan, para penyihir akan saling memberikan biji pohon ek untuk saling memberi tahu siapa mereka, dan bahwa mereka aman bersama satu sama lain.

Saat ini, biji pohon ek digunakan sebagai simbol keberuntungan, yang dikatakan dapat melindungi kesehatan seseorang. Membawa biji pohon ek dipercaya dapat melindungi dari penyakit berbahaya. Beberapa masyarakat di Inggris meyakini, biji pohon ek dapat mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi rasa sakit.

Sisik ikan mas yang dimakan untuk makan malam Natal di Polandia, dianggap sebagai jimat keberuntungan yang akan bertahan sepanjang tahun. Kebiasaan ini juga diikuti di negara tetangganya, seperti Slovakia dan Republik Ceko.

Tradisi mengatakan bahwa orang yang mempercayainya harus membiarkan ikan mas berenang di bak mandi sampai waktunya dimasak untuk makan malam keluarga, tapi orang Polandia modern sekarang memilih ikan mas siap makan sebagai gantinya.

Setelah ikan dikonsumsi, orang-orang akan menyimpan beberapa sisik ikan mas di dompet atau tubuhnya selama 12 bulan untuk membantu membawa keberuntungan.

Cornicello merupakan tanduk dari Italia yang telah digunakan sejak zaman kuno untuk menangkal mata jahat.

Cornicello masih menjadi simbol keberuntungan umum di Italia dan sering dipakai oleh ibu menyusui dan ibu hamil. Selain itu, tanduk ini juga digunakan untuk menjaga kebahagiaan dalam hubungan pernikahan, karena banyak yang percaya mata jahat dapat mempengaruhi pernikahan dan hubungan.

Inspirasi bentuk tanduk berasal dari berbagai sumber. Bagi sebagian cornicello, bentuk cabai seringkali menjadi inspirasi.

Dilansir dari invaluable.com, seorang sejarawan menunjuk ke tanduk hewan eland Afrika sebagai inspirasi. Seiring waktu, cornicello mengikuti tren dan dapat muncul dalam berbagai bentuk, beberapa di antaranya saat ini bahkan tidak lagi terlihat seperti tanduk.

Dala atau Dalecarlian, merupakan kuda yang pertama kali diukir ratusan tahun yang lalu sebagai hobi orang-orang Swedia. Di Swedia, kuda dianggap sebagai hewan suci, sehingga banyak masyarakatnya yang menggunakan sisa-sisa furnitur kayu dan proyek lain untuk membuat patung kuda.

Saat ini di Swedi, kuda juga merupakan simbol keberuntungan. Kuda dala memiliki harga yang cukup mahal, sehingga banyak orang akan membeli patung yang tidak dicat dan menambahkan seninya sendiri dengan warna khasnya yaitu merah, putih, atau hijau.

Selain keberuntungan, kuda dianggap membawa kekuatan dan martabat.

Nama dream catcher mungkin sudah tak asing lagi di telinga Mama dan anak, karena dream catcher seringkali digunakan sebagai dekorasi rumah di Indonesia. Sama seperti boneka khawatir, dream catcher digunakan untuk orang yang sulit tidur, khususnya yang mengalami mimpi buruk.

Ketika orang tersebut tertidur, dream catcher dikatakan bisa menjebak semua mimpi buruk, memberikan keberuntungan, dan membiarkan mimpi indah mengalir dengan bebas. Legenda mengatakan bahwa ketika matahari terbit, mimpi buruk yang terperangkap dalam dream catcher hilang, karena mereka tidak dapat bertahan di siang hari.

Chippewa, atau Ojibwa, Penduduk Asli Amerika merancang dream catcher ini untuk membantu melindungi anak-anak mereka. Tradisi tersebut dikaitkan dengan Asibikaashi, atau Spider Woman, seorang perempuan dari legenda Ojibwa yang merupakan pengasuh semua anak.

Gajah merupakan simbol keberuntungan yang umum di seluruh Asia, tetapi simbol gajah lebih menonjol di India dan Thailand. Gajah melambangkan kekuatan, kekuatan, stabilitas, dan kebijaksanaan.

Banyak orang percaya bahwa gajah yang menghadap pintu akan membawa keberuntungan bagi pemilik rumah. Alhasil, banyak pemilik bisnis di Asia yang menempatkan gajah di pintu masuk tokonya untuk membawa keberuntungan.

Keyakinan umum adalah bahwa gajah dengan belalai yang dinaikan dapat membawa keberuntungan, dan beberapa orang mengatakan bahwa belalai yang menghadap ke bawah membawa nasib buruk. Namun, beberapa orang lainnya percaya bahwa belalai yang menghadap ke bawah memungkinkan keberuntungan untuk dibagikan pada semua orang, tidak hanya yang melihatnya.

Peluang menemukan semanggi berdaun empat diduga 1 dari 10.000, itulah mengapa semanggi berdaun empat dianggap sangat beruntung. Keempat sisinya melambangkan iman, harapan, keberuntungan, dan cinta, dan siapapun yang menemukannya dikatakan memiliki keberuntungan besar pada hari itu.

Salah satu legenda dari agama Kristen, mengklaim bahwa Hawa membawa semanggi berdaun empat bersamanya setelah diusir dari Firdaus untuk mengingatkannya akan hal itu.

Empat juga dianggap angka maskulin dan berhubungan dengan empat sisi kayu salib, sehingga ada yang percaya bahwa semanggi berdaun empat adalah bagian dari Surga atau Taman Eden.

Tangan Hamsa, atau Khamsa, biasa ditemukan di komunitas Yahudi dan Muslim sebagai tanda keberuntungan. Simbol ini dilihat seperti tangan yang menghadap ke atas atau ke bawah. Hamsa dikatakan dapat melindungi orang dari energi negatif dan membawa kebahagiaan bagi yang melihatnya.

Bergantung pada budaya dan komunitasnya, simbol tangan memiliki arti yang berbeda. Kata "hamsa" merujuk pada angka lima, yang dalam bahasa Ibrani dan dikatakan melambangkan lima kitab Taurat: Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers, dan Deuteronomy.

Sedangkan dalam agama Islam, lima jari dikaitkan dengan Lima Rukun Islam. Mata di tangan melambangkan mata yang melihat segala sesuatu dan memperhatikan yang melihatnya.

Meskipun sepatu kuda atau tapal kuda umum di Amerika Serikat sebagai simbol keberuntungan, tapal kuda juga dapat ditemukan dalam seni Islam dan ikonografi Mesir.

Sementara beberapa kepercayaan menganggap, menggantung tapal kuda di atas pintu akan membawa perlindungan rumah dan keberuntungan. Namun, banyak yang tidak setuju tentang cara yang tepat untuk menggantungnya.

Beberapa percaya bahwa tapal kuda harus menghadap ke atas, dengan alasan bahwa bentuk ini menangkap dan mengumpulkan keberuntungan. Namun beberapa orang yang tidak setuju, menyarankan bahwa ujung tapal kuda harus menghadap ke bawah sehingga keberuntungan mengalir pada semua orang yang masuk melalui pintu.

Jin chan, atau "Katak Emas" menjadi simbol populer di China yang dianggap dapat membawa keberuntungan dan kesuksesan. Katak dikatakan muncul hanya saat bulan purnama, membawa keberuntungan dan menangkal berita buruk.

Katak ini dapat ditelusuri kembali ke legenda Tiongkok. Menurut legenda, Taois Dewa Liu Hai bertemu dengan seekor rubah yang ingin dia selamatkan, dan mengubahnya menjadi perempuan menawan yang akan membantunya menjadi dewa.

Namun agar ini terjadi, ia perlu mengelabui seekor katak agar masuk ke dalam sumur, dan ia berhasil melakukannya. Karena menggunakan kekuatan katak, Jin Chan saat ini dianggap sebagai Dewa Liu Hai.

Meskipun Laughing Buddha dapat ditemukan dalam budaya di seluruh dunia, simbol ini sebagian besar muncul di negara Thailand dan India.

Laughing Buddha melambangkan kebahagiaan dan kelimpahan karena Buddha yang tertawa tidak pernah tidak bahagia. Akibatnya, banyak orang yang memiliki Laughing Buddha di rumah atau di toko mereka untuk kesenangan dan keberuntungan.

Namun, banyak yang percaya bahwa keberuntungan Buddha yang tertawa hanya efektif jika pemiliknya menggosok perut Laughing Buddha setiap hari dan selalu menjaga sikap positif. Selain perutnya yang menonjol, Buddha yang tertawa sering kali memiliki banyak ciri lain, seperti lima anak yang mengelilinginya atau tas kain.

Gaya atau barang yang dibawa Laughing Buddha menentukan jenis kekayaan yang ia bawa untuk pemiliknya.

Patung kucing Maneki Neko memiliki ciri khas dari cakarnya yang melambai. "Neko" berarti kucing dalam bahasa Jepang, dan "maneki" berarti memanggil. Jika kaki kirinya diangkat, diyakini bahwa kucing tersebut akan menarik pelanggan dan membawa bisnis yang baik bagi pemilik toko.

Jika kaki kanan diangkat, diyakini akan menarik uang dan kemakmuran, menjadikannya gaya Maneki Neko yang lebih umum.

Maneki Neko juga bisa datang dalam berbagai warna, misalnya  putih menandakan kebahagiaan, hitam menandakan perlindungan, hijau menandakan kesehatan, dan perpaduan warna calico menandakan keberuntungan yang ekstrim.

Nazar, atau mata jahat, adalah simbol untuk melindungi orang-orang dari apapun yang tidak berniat baik. Asal usul Nazar berasal dari Turki dan negara-negara tetangganya. Berbeda dengan Hamsa, Nazar tidak memiliki makna religius.

Karena itu, Nazar menjadi populer di negara-negara di seluruh dunia. Di Turki, Nazar biasanya berupa manik-manik, permata biru yang dikenakan atau digunakan pada barang-barang pribadi untuk membawa perlindungan.

Meskipun maknanya telah disesuaikan dengan budaya yang berbeda, Nazar sering dikaitkan dengan perlindungan dari mata jahat,atau tatapan jahat dari orang yang melihatnya.

Nenette dan Rintintin adalah boneka benang kota Paris dengan berbagai cerita asal, banyak di antaranya dimulai selama Perang Dunia I.

Nenette, boneka anak laki-laki, dan Rintintin, boneka perempuan, diberikan sebagai jimat keberuntungan kepada tentara Perancis atau dikenakan oleh orang di kota Paris untuk melindungi mereka selama Perang Dunia I.

Sepotong benang menghubungkan Rintintin dan Nenette, dan itu tidak boleh putus. Selain itu, orang Perancis percaya bahwa Nenette dan Rintintin tidak boleh dibeli, hanya diberikan oleh orang lain, atau mereka akan kehilangan kekuatan perlindungan mereka.

"Glucksschwein" adalah ungkapan dalam bahasa Jerman yang diterjemahkan menjadi "babi keberuntungan." Di Jerman, babi dikaitkan dengan kesuburan dan keberuntungan. Hewan babi sering muncul di kartu yang mengungkapkan harapan terbaik, terutama kartu untuk Tahun Baru.

Gambar babi juga bisa ditemukan dalam permen, dan ada suguhan berbentuk seperti babi di seluruh Eropa Utara. Negara Norwegia dan Swedia juga memiliki frasa yang diterjemahkan menjadi "babi beruntung".

Kepercayaan lainnya adalah babi terhubung dengan kekayaan. Hal ini yang membuat orang-orang di seluruh dunia menyimpan koin di celengan babi agar menabung kekayaannya untuk masa depan, serta melindungi pendapatannya.

Nah itulah 15 simbol-simbol pembawa keberuntungan dari seluruh negara di dunia. Baik Mama dan anak percaya atau tidak, simbol-simbol ini dapat mengajarkan anak bahwa setiap negara memiliki keunikannya masing-masing, dan beragamnya kebudayaan tersebut harus dihormati.