Jika anak Mama terdiagnosis alergi kucing, bukan berarti harus langsung berpisah dengan hewan kesayangan. Ada beberapa langkah yang bisa Mama lakukan untuk meminimalkan risiko:
Jaga kebersihan rumah: Rutin menyapu, mengepel, dan membersihkan permukaan benda, terutama yang sering disentuh anak. Gantilah karpet dengan lantai yang mudah dibersihkan seperti keramik atau kayu.
Batasi area bermain kucing: Jangan biarkan kucing masuk ke kamar tidur anak. Jadikan kamar tidur sebagai zona bebas hewan peliharaan.
Mandikan kucing secara rutin: Memandikan kucing minimal seminggu sekali dapat mengurangi jumlah alergen yang menempel di bulu.
Cuci tangan setelah bermain dengan kucing: Ajari anak untuk selalu mencuci tangan dengan sabun setelah menyentuh kucing atau benda yang mungkin terkena bulu kucing.
Gunakan pelindung kasur dan bantal: Pasang sarung bantal anti tungau pada kasur dan bantal anak untuk mencegah alergen menempel.
Gunakan air purifier: Alat ini bisa membantu menyaring alergen di udara, terutama di ruangan yang sering digunakan anak
Mama, alergi kucing pada anak bukan hal sepele. Meski terlihat ringan, alergi ini bisa berkembang menjadi kondisi yang membahayakan, terutama pada anak dengan asma atau riwayat alergi berat.
Selalu perhatikan gejala yang muncul setelah anak bermain dengan kucing, lakukan langkah pencegahan, dan jangan ragu berkonsultasi ke dokter jika gejala tak kunjung membaik. Dengan penanganan yang tepat, Mama tetap bisa menjaga kebahagiaan anak dan kucing kesayangan di rumah!