Hampir 60 Persen Anak Indonesia Tidak Sarapan, Apa Dampaknya?

Meski tidak mengeluh lapar, faktanya melewatkan sarapan berdampak pada konsentrasi anak

19 Februari 2022

Hampir 60 Persen Anak Indonesia Tidak Sarapan, Apa Dampaknya
Pexels/Alex Green

Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan sejak dini. Tak terkecuali sarapan. Meski tampak sepele, nyatanya sarapan sangat penting, terutama bagi anak-anak yang aktif karena menunjang energi untuk beraktivitas seharian dan membantu metabolisme tubuh.

Namun, faktanya, hampir 60 persen anak Indonesia tidak sarapan. Hal ini diungkapkan oleh dr. Diana F. Suganda, M.Kes, Sp.Gk dalam program Sarapan Bergizi yang digelar oleh Blueband untuk memperingati Pekan Sarapan Nasional (PESAN).

1. Berbagai alasan anak melewatkan sarapan

1. Berbagai alasan anak melewatkan sarapan
Dokumentasi Pribadi

Mengapa begitu banyak anak Indonesia yang melewatkan sarapan? Jawabannya tak jauh dari waktu yang terbatas antara bangun pagi hingga berangkat sekolah. "Bangun lebih pagi itu bangunin anak aja susah. Drama pagi hari bikin anak tak sempat sarapan. Atau kalau anak sempat sarapan, tapi tidak habis karena terburu-buru harus berangkat ke sekolah," ujar dr. Diana.

Alasan lain yang membuat anak tidak sarapan adalah karena tidak terbiasa makan di pagi hari. Hampir 60 persen anak Indonesia tidak punya kebiasaan sarapan. 

Hasil dari Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan 40% anak Indonesia sempat sarapan, tapi tidak mencapai 15% kebutuhan harian. Padahal kebutuhan sarapan seharusnya mencapai 25%-35% dari total kebutuhan harian. Sementara sarapan anak Indonesia, didasari karena alasan-alasan di atas, umumnya hanya mencakup minum teh atau susu saja.

2. Pentingnya sarapan untuk anak

2. Penting sarapan anak
Freepik

Mungkin di antara kita banyak yang merasa baik-baik saja walaupun tidak sarapan. Tapi ternyata ada penelitian yang menyebutkan bahwa sarapan merupakan bahan energi pertama untuk kita beraktivitas, terutama anak-anak. 

Satu-satunya energi untuk otak agar anak dapat berkonsentrasi adalah glukosa. Glukosa bisa didapatkan dari karbohidrat yang berasal dari asupan sarapan. Lalu, anak juga memerlukan protein untuk beraktivitas seharian. Itulah mengapa sarapan haruslah lengkap. Apalagi setelah tidur semalaman yang mana anak tidak mendapatkan asupan energi, sarapan sangatlah penting untuk mengembalikan energi tubuh anak.

Anak yang tidak terbiasa sarapan mungkin di sekolah akan tampak baik-baik saja. Mungkin ia juga tidak akan mengeluh lapar. Tetapi anak tidak bisa berkonsentrasi dengan baik, sering melamun, terlihat mengantuk walaupun cukup tidur. 

Hal ini disebabkan karena otaknya tidak cukup mendapat energi untuk berkonsentrasi, terutama karbohidrat dan protein. 

3. Seperti apa sarapan yang ideal untuk anak?

3. Seperti apa sarapan ideal anak
Freepik

Sarapan tidak harus porsinya besar karena tidak semua anak bisa makan di pagi hari dengan nasi dan lauk-pauk yang banyak. Tidak apa-apa kok, Ma. Mama bisa menyediakan sarapan dengan porsi-porsi kecil asalkan tetap memenuhi kaidah gizi seimbang dan lengkap. Misalnya: nasi dan roti sebagai karbohidrat dan telur, daging ayam, dan sapi sebagai protein. Ditambahkan sayur-buah dan segelas susu.

Sebenarnya sarapan untuk anak itu simpel dan mudah disiapkan bukan, Ma? Oleh karena itu, yuk para orangtua dan para pendidik ajarkan anak agar terbiasa memulai hari dengan sarapan karena begitu banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh dan juga otak anak.

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma.

The Latest