Filosofi Baju Adat Jokowi pada HUT RI ke-78, Dipakai Para Raja

Presiden Jokowi mengenakan baju adat sarat filosofi tinggi pada HUT RI ke-78 di Istana Merdeka

18 Agustus 2023

Filosofi Baju Adat Jokowi HUT RI ke-78, Dipakai Para Raja
Instagram.com/jokowi

Presiden Joko Widodo atau akrab disapa dengan Jokowi menarik perhatian seluruh masyarakat Indonesia lantaran memakai baju adat yang tak biasa pada upacara HUT RI ke-78 di Istana Merdeka, Kamis (17/8/2023).

Presiden Jokowi mengenakan baju adat Ageman Songkok Singkepan Ageng dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Menariknya, baju adat ini dipakai oleh Para Raja Pakubuwono Surakarta Hadiningrat.

Ageman Songkok Singkepan Ageng juga memiliki filosofi tinggi yang kental dengan budaya Jawa dan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar filosofi baju adat Jokowi pada HUT RI ke-78, dipakai para raja. Simak di bawah ini. 

1. Dikenakan oleh para raja

1. Dikenakan oleh para raja
Instagram.com/sekretariat.kabinet

Presiden Jokowi mengenakan Ageman Songkok Singkepan Ageng. Ageman merujuk pada pakaian yang dikenakan oleh bangsawan, melambangkan kedudukan tinggi dengan potongan longgar dan panjang.

Biasanya Ageman ini dihiasi dengan detail motif tradisional atau bordir yang rumit. Melansir Sekretariat Kabinet, Ageman milik Presiden Jokowi dipakai oleh Para Raja Pakubuwono Surakarta Hadiningrat dalam acara Enggar Eggar soho Tedhak Loji. 

Artinya, pakaian ini dipakai saat Raja keluar dari Keraton dengan menaiki kereta kuda dan diikuti perangkat keraton untuk terjun langsung melihat kondisi masyarakat. 

Sang Raja akan membagikan uang dan makanan sebagai wujud cinta kepada masyarakatnya atau disebut dengan turuba (turun ke bawah). 

Editors' Pick

2. Melambangkan keagungan

2. Melambangkan keagungan
Instagram.com/jokowi

Prsiden Jokowi mengenakan Singkepan Ageng atau kerah besar di bagian leher dan dada. Singkepan Ageng memiliki bentuk dan detail yang mewah menjadi daya tarik utama baju ini.

Baju adat Singkepan Ageng sering dipakai oleh kalangan bangsawan dalam berbagai acara resmi, seperti pernikahan adat, upacara keagamaan, atau acara kerajaan. Penggunaan baju ini mengindikasikan status, martabat, dan keanggunan pemakainya, lho!

Singkepan Ageng hadir dalam berbagai warna dan desain. Warna-warna yang dipilih pun bisa memiliki makna tersendiri, salah satunya warna hitam yang dipakai Presiden Jokowi melambangkan keagungan. 

3. Songkok mencerminkan status sosial

3. Songkok mencerminkan status sosial
Instagram.com/sekretariat.kabinet

Presiden Jokowi memakai Songkok atau tutup kepala berwarna hitam dengan bentuk khas menjulang tinggi. Songkok dalam budaya Kasunanan Surakarta merupakan bagian dari pakaian resmi dan seremonial yang dikenakan oleh anggota kerajaan atau kalangan keraton.

Songkok dalam konteks keraton juga dianggap sebagai wujud penghormatan terhadap leluhur dan roh-roh yang dipercayai berada di sekitar istana.

Ukuran dan hiasan songkok bisa mencerminkan status sosial atau kedudukan pemakai di dalam keraton. Semakin mewah dan berhias songkok, semakin tinggi biasanya status sosial pemakai di dalam hierarki kerajaan.

Songkok juga melambangkan kedaulatan dan kekuasaan kesultanan. Makna dan simbolisme Songkok dalam budaya Kasunanan Surakarta sangat kental dengan tatanan kerajaan, tradisi adat, dan nilai-nilai spiritual.

4. Melambangkan kekuatan dan persatuan

4. Melambangkan kekuatan persatuan
Instagram.com/jokowi

Presiden Jokowi juga mengenakan kain batik parang yang menghiasi bagian bawahnya. Motif batik parang sendiri memiliki simbolisme yang dalam dan erat kaitannya dengan tradisi, spiritualitas, dan filosofi kerajaan.

Motif parang pada batik menggambarkan bentuk pedang tradisional yang melengkung. Dalam bahasa Jawa, "parang" merujuk pada kekuatan dan keperkasaan.

Perlu kamu ketahui, meskipun motif parang memiliki bentuk yang tajam dan melengkung, motif ini menciptakan ilusi keseimbangan dan harmoni ketika dilihat secara keseluruhan. 

Motif parang juga dapat diartikan sebagai simbol persatuan dan kekeluargaan. Bagaimana tidak, pola berulang pada kain batik ini mengingatkan kerumitan hubungan dalam keluarga, masyarakat, dan kerajaan, serta pentingnya kerjasama dalam mencapai tujuan.

Tak hanya itu, motif batik parang dihubungkan dengan konsep filosofi Jawa, seperti Tri Hita Karana (keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan) dan Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi satu). 

5. Melambangkan kesetiaan dan ketaatan

5. Melambangkan kesetiaan ketaatan
Instagram.com/sekretariat.kabinet

Presiden Jokowi mengenakan Ageman, salah satu jenis pakaian adat dalam budaya Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Sebagai pakaian resmi kalangan bangsawan dan pejabat tinggi di Kasunanan Surakarta, Ageman melambangkan status sosial, martabat, dan kedudukan pemakainya dalam hierarki kerajaan.

Mengenakan Ageman merupakan sebagai bentuk penghormatan kepada kerajaan dan tradisi. Pakaian ini mencerminkan kesetiaan dan ketaatan pemakai terhadap kerajaan Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Desain Ageman sering kali melibatkan motif-motif simetris dan teratur. Ini mencerminkan konsep harmoni dan keseimbangan, yang juga mencerminkan tatanan sosial dan kestabilan dalam kerajaan.

Nah, itu dia informasi seputar filosofi baju adat Jokowi pada HUT RI ke-78, dipakai para raja. Semoga menambah wawasan kamu tentang baju adat khas Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Baca juga:

The Latest