Walaupun angka TBC terus meningkat, terdapat pihak bertanggung jawab yang tidak tinggal diam. Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, terus mengingatkan jajarannya untuk tetap waspada terhadap potensi peningkatan kasus Tuberkulosis (TBC).
Meskipun demikian, Imran mengapresiasi keberhasilan peningkatan tingkat keberhasilan pengobatan TBC (treatment success rate) di beberapa daerah. Target 90% untuk tingkat keberhasilan pengobatan TBC Sensitif Obat telah tercapai di lima provinsi, dengan capaian 86% secara nasional.
Di sisi lain, tingkat keberhasilan pengobatan TBC Resisten Obat (TB RO) masih rendah. Saat ini, belum ada provinsi yang mencapai target 55% untuk tingkat keberhasilan pengobatan TB RO.
Salah satu faktor utama rendahnya tingkat keberhasilan pengobatan TB RO adalah lamanya waktu pengobatan. Pengobatan TB RO dapat berlangsung hingga lima tahun, jauh lebih lama dibandingkan pengobatan TB SO. Hal ini membuat banyak pasien tidak menyelesaikan pengobatan mereka, sehingga meningkatkan risiko resistensi obat dan penularan TBC RO.
Di Indonesia terdapat 11 provinsi yang telah mencapai target 90% pengobatan TB, diantaranya Jawa Barat (121%), Papua Selatan (119%), Papua Tengah (116%), Jawa Tengah (115%), Banten (%). Lalu, Papua Barat (112%), DKI Jakarta (111%), Papua (107%), Sulawesi Utara (93%), Jawa Timur (93%), Gorontalo (91%). Sedangkan penderita TB paling banyak ada di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).