Fair Hiring Bisa Jadi Upaya Kesetaraan Gender dalam Berkarir

Ini langkah untuk perjuangkan kesetaraan gender dalam karir!

1 Mei 2024

Fair Hiring Bisa Jadi Upaya Kesetaraan Gender dalam Berkarir
Dok. Jobstreet

Peran perempuan dalam berbagai bidang karir tentu dapat dilakukan dengan berbagai cara. Hal ini juga didukung oleh ekosistem pendukung seperti keberadaan sistem fair hiring.

Sistem ini merupakan sistem perekrutan pekerja oleh suatu perusahaan secara adil tanpa parameter terkait gender, agama, suku dan beberapa variabel lainnya. Dalam hal ini, jika fair hiring diterapkan maka upaya memperjuangkan kesetaraan gender dalam berkarir semakin nyata.

Hal ini diungkapkan oleh Country Marketing Manager Jobstreet Indonesia, Sawitri dalam media briefing dengan tajuk 'Satu Mimpi bagi Jutaan Perempuan' yang diselenggarakan Jobstreet di Lotte Avenue, Jakarta Selatan pada Selasa (30/4/2024).

Selengkapnya di Popmama.com!

Fair Hiring dari Segi Gender

Fair Hiring dari Segi Gender
Popmama.com/Argya D. Maheswara

Sawitri mengatakan bahwa fair hiring dari segi gender merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Hal ini akan menciptakan peluang yang sama dalam berkarir tanpa batasan gender. 

"Salah satu hal yang kami perhatikan adalah fair hiring, salah satunya gender, itu terjadi yang namanya kesempatan yang sama, peluang yang sama, jadi ada equality dalam orang berkarir. Demikian saat hiring, kalau saat hiring udah bilang nggak mau perempuan itu udah nggak fair," ungkapnya.

Dalam hal ini, Sawitri juga berpesan agar para perempuan bukan sekadar memperjuangkan kesetaraan gender. Kemampuan mengenai sebuah skill dalam bekerja juga harus ditunjukan dan dibuktikan.

"Yang namanya equality itu kita nggak boleh minta, tapi kita tunjukan bahwa kita mampu. Kita sebagai perempuan kalau minta privilege berarti kita tidak fair pada laki-laki," lanjutnya.

Ia tidak menutup kemungkinan tentang perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam suatu pekerjaan. Dalam hal ini, ia mencontohkan adanya perbedaan emosional antara laki-laki dan perempuan.

"Kalau masalah emosional pria dan wanita ada, tergantung masing-masing. Yang namanya pria itu hormonnya sama terus sepanjang bulan, wanita berganti-ganti, estrogennya naik turun," katanya.

Potensi Fair Hiring untuk Kemajuan

Potensi Fair Hiring Kemajuan
Popmama.com/Argya D. Maheswara

Fair hiring juga merupakan aspek penting yang dapat dilakukan jika ingin memajukan suatu lingkungan kerja. Dalam hal ini Sawitri memandang bahwa fair hiring akan memunculkan heterogenitas yang akhirnya melahirkan banyak ide akan inovasi perusahaan dari berbagai sudut pandang. 

"Fair hiring itu kan banyak ya, ada gender, usia, termasuk suku, itu sebetulnya kalau kita melakukan fair hiring biasanya perusahaan mendapatkan karyawan dengan keberagaman yang luas, artinya pola pikirnya juga beragam. Kalau kita seragam cara pandang kita semua sama, tapi kalau kita punya keberagaman, ada kekayaan cara pandang," jelasnya.

Head of Finance Jobstreet Indonesia, Fransisca Liliana juga menambahkan bahwa penerapan fair hiring akan memacu perkembangan para pekerja. Hal ini dapat dilihat dari para senior yang membimbing juniornya untuk terus mengembangkan karir. 

"Pada waktu kita bekerja yang menerapkan fair hiring, salah satu yang diterapkan adalah empowering people, bantu temen-temen yang masih junior untuk berkembang untuk mereka bisa maju. Terlepas apakah mereka itu pria, wanita atau yang memiliki perbedaan-perbedaan," jelasnya.

Tuntutan Perempuan Seiring Perkembangan Zaman

Tuntutan Perempuan Seiring Perkembangan Zaman
Popmama.com/Argya D. Maheswara

Sawitri juga menjelaskan perbedaan peran perempuan di berbagai zaman. Di zaman modern, tuntutan perempuan sudah berbeda. Bahkan, ada perempuan yang menjadi tumpuan ekonomi keluarga. 

"Perempuan zaman sekarang perannya beda banget dari zaman kartini dulu. Dulu memang dia berperan sebagai homemaker. Zaman sekarang tuntutannya beda. Kadang-kadang seorang wanita sering kali menjadi tumpuan buat keluarganya dalam masalah ekonomi," jelasnya.

Ia juga menjelaskan ada perbedaan antara bekerja dan berkarir. Dalam berkarir, seseorang harus menjadi pemimpin. Dalam perjalanan karir perempuan, beberapa faktor seperti lingkungan dan aturan sangatlah berpengaruh.

"Ada perbedaan antara perempuan bekerja dan berkarir, kalau berkarir harus jadi leaders. Ini sangat bergantung pada beberapa hal, diri sendiri sudah pasti, nomor dua adalah lingkungan yaitu lingkungan bekerja, regulasi dan lingkungan," pungkasnya.

Demikian informasi mengenai fair hiring yang dapat menjadi cara untuk mencapai kesetaraan gender utamanya dalam berkarir.

Baca juga:

The Latest