Kisah Ibu Pengungsi Gaza Jalani Ramadan, Hidup dengan Tiga Anak

Begini kondisi pengungsi di Gaza saat Ramadan!

13 Maret 2024

Kisah Ibu Pengungsi Gaza Jalani Ramadan, Hidup Tiga Anak
Unsplash/Snowscat

Ramadan menjadi momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Tak terkecuali bagi para Muslim yang saat ini berada di kamp pengungsian akibat konflik Israel-Palestina

Saat ini warga Palestina memasuki Ramadan dengan kondisi kelaparan yang memburuk khususnya di Jalur Gaza. Dilansir dari Associated Press, Rabu (13/3/2024) setengah dari penduduk Gaza saat ini pergi mencari tempat aman tanpa tau arah tujuannya

Hal ini karena pasukan Israel memperluas wilayah okupasi ke Rafah yang berada di selatan Jalur Gaza.

Associated Press juga melaporkan sebuah kisah tentang seorang ibu yang harus menjalani kehidupan yang sangat berbeda dengan Ramadan yang ia jalani sebelumnya.

BerikutPopmama.comsajikan kisah ibu pengungsi di Gaza jalani Ramadan untuk menggambarkan beratnya warga Palestina menjalani Ramadan mereka dalam bayang-bayang konflik.

1. Randa Baker, Hidup di pengungsian bersama tiga anak

1. Randa Baker, Hidup pengungsian bersama tiga anak
Unsplash/Ahmed Abu Hameeda

Ibu yang dimaksud bernama Randa Baker (33) yang saat ini tinggal dalam tenda pengungsian di Muwasi, Gaza selatan. Sejak mengungsi, ia hidup bersama tiga orang anak.

Suami Randa menjadi korban jiwa bersama 31 orang lainnya dalam serangan udara Israel ke Jalur Gaza di bulan pertama konflik. Randa Baker dan anak-anaknya kini bertahan hidup dengan makan kentang dan kacang polong yang didapat dari bantuan kemanusiaan.

Tak hanya itu, salah seorang putranya, Amir (12) juga tidak bisa bergabung untuk menjalani puasa Ramadan bersama Randa dan saudara-saudaranya. Hal ini dikarenakan Amir terkena stroke sebelum konflik berlangsung. 

“Ramadan tahun ini adalah kelaparan, ketakutan, dan kehilangan. Orang-orang yang seharusnya berada di atas meja bersama kami telah pergi,” ungkap Randa. 

Editors' Pick

2. Biasanya menyiapkan menu berbuka yang istimewa, kini sudah tidak bisa

2. Biasa menyiapkan menu berbuka istimewa, kini sudah tidak bisa
Unsplash/Jorge Hernandez Salaz

Dalam laporan Associated Press, Randa juga mengenang bahwa Ramadan tahun ini sangat berbeda dengan Ramadan sebelumnya. 

Ia mengenang bahwa pada Ramadan sebelumnya, ia gemar menyiapkan hidangan buka puasa yang rumit untuk keluarganya. Tak hanya itu, ia juga mendekor rumah jelang Ramadan. 

Kini, rumahnya telah hancur dalam rentetan serangan udara dan serangan darat oleh Israel. Sejak suaminya meninggal, Randa memilih untuk menetap di pengungsian bersama anak-anaknya seperti kisah ibu pengungsi di Gaza jalani Ramadan yang dilaporkan. 

3. Jutaan warga Gaza kini tinggal di tenda pengungsian

3. Jutaan warga Gaza kini tinggal tenda pengungsian
Unsplash/Ehimelator Akhere Unuabona

Saat ini, terdapat lebih dari satu juta warga Gaza yang memilih mengungsi dari kediamannya. Lebih dari setengahnya memilih untuk mengungsi ke sekitar Rafah yang ada di selatan Gaza. 

Beberapa tempat umum seperti sekolah diubah menjadi penampungan. Mirisnya, bantuan logistik yang masuk ke sana sangatlah sedikit. 

4. Terpaksa makan pakan ternak

4. Terpaksa makan pakan ternak
Unsplash/Jorge Hernandez Salaz

Terbatasnya bantuan logistik yang masuk ke camp pengungsian warga Gaza juga menyebabkan para pengungsi kekurangan bahan makanan.

Setidaknya, para orang dewasa di sana hanya bisa makan satu kali sehari dan menyimpan makanan untuk anak-anaknya. Tak sampai disitu, kelaparan yang terjadi juga membuat banyak orang harus memakan pakan ternak. 

5. Tetap hidupkan suasana Ramadan

5. Tetap hidupkan suasana Ramadan
Unsplash/Omar Yildiz

Walau merasakan Ramadan dengan segala hal yang minim, para pengungsi juga mengupayakan suasana Ramadan di pengungsian tetap hidup.

Salah satu contohnya adalah sebuah sekolah yang ada di Rafah. Para pengungsi di sana mengajarkan anak-anak untuk menyenandungkan lagu-lagu Ramadan di sekitar reruntuhan masjid. Anak-anak juga diberi lentera kecil yang menyimbolkan suasana Ramadan selain itu, mereka juga tetap menjalankan solat tarawih. 

Demikian kisah ibu pengungsi di Gaza jalani Ramadan yang menjadi salah satu cerita Ramadan yang berasal dari wilayah konflik. Bagaimanapun, semangat para pengungsi Gaza dalam memaknai kedatangan bulan Ramadan sangat perlu apresiasi.

Baca juga:

The Latest